Empat belas

1.5K 352 71
                                    

Doyoung sangat kaya raya dan dia memiliki segalanya. Termasuk penthouse super mewah yang berada di ketinggian 750 meter, yang terdiri dari: 5 kamar tidur, 5 kamar mandi, sebuah dapur beserta seorang chef, 1 ruang penghangat, 1 perpustakaan, memiliki ruang rak botol anggur untuk 1.000 botol, lift pribadi, kolam renang, dan balkon luas yang terbuat dari kaca.

Sungguh, mahal.

Selain fakta teratas, fitur mewah yang dimilikinya, yaitu: fasilitas pribadi seluas 1.800 m2—berisi kolam renang, gym, studio yoga, dan 1 bioskop indoor.

Jisoo dibikin ternganga dengan semua fasilitas milik Doyoung pribadi, sekaligus tak menyangka bahwa ia dapat tinggal dikalangan milyuarder. Seseorang yang kaya raya dengan dermawan menawari ia tempat tinggal di penthouse-nya. Benar-benar gila! Bahkan resort mewah yang dibangun Suho kalah mewah dari penthouse milik Doyoung.

Ia jatuh cinta begitu keluar balkon dan menjumpai pemandangan luar biasa adiwarna di atas 39 lantai. Pemandangan luar biasa Laut Zailea, dan 360 derajat menghadap Rambo Park dan Hall street 101. Keamanan gedung dijaga oleh petugas yang telah dilatih khusus. Bisa dibayangkan para pencuri akan mundur cepat sebelum bertindak gegabah memasuki gedung. Daripada mati secara mengenaskan, alangkah baiknya mereka menyerah dengan damai.

Jisoo menempati kamar kedua yang berhadapan langsung dengan kamar Doyoung. Pria itu menjelaskan di penthouse hanya ada mereka, dan empat pegawai: satu chef bernama Johnny, jelas tugas dia apa di sini; satu asisten penthouse bernama Yeri; dan dua petugas mengawasi bagian fasilitas pribadi, namanya Taeil dan Haechan. Mereka sepasang adik-kakak yang juga tinggal di penthouse (termasuk Yeri juga), sementara satu pegawai tidak tinggal di sini. Namun, tetap tinggal di gedung sama untuk menghindari keterlambatan saat mengurus penthouse.

Johnny sendiri seorang chef yang juga kenalan Doyoung sewaktu kuliah. Atas bantuan Doyoung semasa kuliah, Johnny dapat melanjutkan study dan menjadi seorang chef handal yang mulai menekuni dunia bisnis restoran semasa kuliah. Kini ia sudah memiliki restorannya sendiri.

Kendati demikian, Johnny tetap mendeklarasikan menjadi chef pribadi Doyoung, walaupun sering ditolak berkali-kali hingga kemudian pria itu luluh. Johnny datang setiap pagi jam 5, siang jam 11, dan sore jam 6. Itupun tak sesering tiga pegawai lain karena Doyoung jarang makan di penthouse.

Namun sepertinya, Johnny akan rajin mendatangi penthouse karena kini ada seorang tamu yang perlu dimanjakan oleh masakannya. Seorang tamu wanita yang tinggal di kamar dua. Ngomong-ngomong, belum pernah Doyoung membawa tamu wanitanya menginap di penthouse.

Jisoo jelas belum tahu fakta demikian. Wanita itu terlalu asyik menjajal empat celana jins berbeda-beda—beda merk—selebihnya warna dan ukuran sama. Ia senang melihat kakinya terbungkus oleh celana jins super ketat. Dan celana jins kelima melekat ramping, membuat bentuk bokongnya mengetat lalu menonjol. Berulang-ulang ia memandangi kaca penuh decak kagum. Senang rasanya bisa mencoba celana jins yang sudah lama ia damba.

Ngomong-ngomong soal kedatangannya kemari, well, Taeyong belum tahu. Jisoo sudah menghubungi pria itu, tetapi nomernya belum aktif sampai sekarang. Alasan itulah mengurungkan niat Jisoo mengiriminya pesan. Dikarenakan tahu hal tersebut akan sia-sia. Taeyong pasti sibuk sekali sampai tak bisa memegang ponsel barang lima menit saja.

“Jisoo, kau bisa keluar? Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang. ” Suara Doyoung menginstrupsi lamunannya di depan kaca. Ia menyahut iya, lalu berbalik dan berjalan cepat untuk membuka pintu.

Di luar, Doyoung berdiri bersama seorang pria muda—kelihatannya begitu, perkiraan usianya empat tahun lebih mudah dari Jisoo—dia mengenakan pakaian lengkap jas hitam senada dengan dua pengawal pribadi Doyoung yang diketahui bernama Kai dan Jackson. Dua pengawal itu punya tempat sendiri di penthouse, dan selama di sini mereka tidak akan menempeli tuan mereka.

Cara | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang