Dua puluh tiga

1.2K 263 59
                                    

“Dasar pemalas!”

Taeyong cemberut sembari bergelung di kasur dengan malas-malasan. Menimpakan kepala di atas bantal sambil memandang wanita yang duduk di tepi ranjang. Dia terlihat cantik dan baunya harum sekali, perpaduan antara floral khas cherry blossom dan bunga vanili yang menghasilkan wewangian terbaik nan menyegarkan. Sehingga wangi tubuhnya mulai menggelitiki kesadarannya sejak kehadirannya di sisi ranjang.

Duduk di tepi dengan dress bermotif floral berwarna cerah, secerah senyum yang terpatri di wajahnya. Sementara dia masih bergelung malas di atas kasur.

“Bangunlah, Pemalas!” hardiknya melotot tajam, dan bukannya kelihatan seram dia malah tampak menggemaskan. Alih-alih beranjak bangun, Taeyong malah menarik Jisoo kuat hingga tubuhnya jatuh menindihnya. Mengunci pinggang wanita itu dengan rengkuhan kedua tangannya, sementara kakinya mengait sepasang kaki Jisoo.

Jisoo terkurung, dia tahu. Namun, tak berminat untuk melakukan perlawanan, malah memberikan kecupan manis tepat di bibir Taeyong.

“Itu yang kumau.” Taeyong menyeringai kemudian membalas ciuman sang kekasih tanpa menunda-nunda lagi. Mengeratkan pelukan dengan satu tangan mulai menelusuri punggung Jisoo, merangkak naik hingga tangan itu berpindah memegang kepala wanitanya. Mendorong kepalanya agar mudah baginya untuk membenamkan ciuman mereka yang lebih intens.

Isi kepala Taeyong meletup terisi penuh pesta kembang api. Napas Jisoo enak sekali dirasa, perpaduan antara mints dan cokelat. Taeyong menerka kalau Jisoo habis menenggak segelas cokelat hangat selagi dia tertidur, usai mandi barangkali. Sementara dia masih berbau jigong, tak tahu malu membaui Jisoo. Melumat bibirnya yang kenyal, berulang kali sampai-sampai kepala Taeyong meledak, hendak mengeluarkan kembang api terbesar dan membuktikan kalau dia tengah dimabukkan oleh wanitanya.

Tahu-tahu dia sudah membalikkan keadaan. Jisoo kini berada di bawah kuasanya, gantian Taeyong yang menjulang di atas menidih tubuh wanitanya. Memposisikan tubuh di antara tubuh Jisoo. Ciuman semakin membara, membuat mereka kehilangan akal. Lidah saling bermain api, mengantarkan gelenyar listrik yang langsung membuat bagian-bagian tubuh mereka menegang tak kuasa.

Taeyong semakin merapatkan tubuhnya, merasakan panas lewat pertemuan bagian tertentu milik mereka. Letupan kembang api semakin mengudara tinggi, meletus dengan gila-gilaan. Matanya berkilat-kilat sarat akan hasrat, terbuka lebar untuk memandang seraut cantik yang kini memejamkan mata, dan merasakan tarikan napas tak beratur sehingga dadanya naik-turun menggoda.

Jisoo mulai kehabisan napas. Taeyong memisahkan bibir mereka setengah hati. Dipandangnya mata yang mulai terbuka lebar. Netra yang cantik mempersembahkan warna coklat bening berkilat-kilat penuh damba, tampak tersenyum dan mengaggumi sosoknya.

Sepasang tangan Jisoo kini melingkari leher Taeyong. Ruas-ruas jemarinya mulai menelusup ke rambutnya. Memberikan sensasi liar sehingga seluruh atensi tercurahkan hanya kepadanya.

Taeyong mengecup bibirnya sekali disertai seringainya. “Kau cantik.”

Wanita ini merespon dengan bola mata berputar seolah bosan mendengar pujian darinya.

“Kau sempurna.”

“Terima kasih. Bukankah kerap kukatakan kalau aku bosan tersanjung?”

“Barangkali aku lupa,” lalu mengecup bibir itu sekali, “atau tidak peduli karena kau memang cantik.”

Ketika mereka berciuman lagi. Jisoo berhasil memaksa menyudahi, yang mana membuat Taeyong cemberut.

“Sekarang bangunlah. Kau janji akan mengajakku berkeliling. Ini sudah jam sepuluh!” protesnya.

Cara | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang