Berita pemukulan yang dilakukan oleh seorang bintang rockstar sore kemarin, telah menjadi berita panas harian. Program TV yang memberitakan gosip dunia selebritas gencar memberitakan; pun koran-koran dan majalah gosip. Para wartawan berkeliaran di depan gedung studio Mad Dog sepanjang hari. Menyerbu siapapun orang yang masuk dan keluar dari gedung tersebut.
Pengawalan diperketat di sekitar gedung untuk mewanti-wanti wartawan yang barangkali punya nekad menerobos masuk. Bukan hanya gedung yang diserbu, setiap anggota Mad Dog sendiri pun diikuti oleh para pencari berita. Dowoon sudah pernah merasakan sebelumnya, biarpun kasusnya belum selesai, setidaknya dia tahu bagaimana mengatasi serbuan wartawan. Kun nyaris tak bisa keluar apartemen, apabila Baekho tidak datang membantu bersama tiga pengawal, yang jelas bukan Ten maupun Jackson. Sedangkan Ken berhasil mengelabui wartawan dengan menyamar sebagai salah satu bagian mereka. Tipuannya sangatlah cerdik, pantas saja dia gampang terhindar dari kejaran fans.
Lalu si tersangka penyebab munculnya berita, sedang bersembunyi di rumah Jonghyun. Bukan bersembunyi, tepatnya menghindari wartawan yang memenuhi gedung apartemennya. Semalam Taeyong terjebak di luar karena wartawan sudah mengais berita sejak jam dua pagi di depan gedung apartemennya. Sehingga dia memilih untuk menginap di rumah Jonghyun.
Taeyong jelas tidak akan pulang ke rumah orangtuanya. Tempat itu pasti sama penuhnya seperti tempat lain, dan sekarang dia membayangkan ekspresi marah Jiyong melihat kerumunan di depan rumahnya. Jiyong memang masih memiliki dunia selebritas, kendati demikian, dia paling tidak senang jika warwatan berkumpul layaknya barisan semut di halaman rumahnya.
Sementara wanita yang terlibat gosip sedang bersandar di tepi konter dapur tengah berbicara dengan seseorang lewat telfon. Seunghyun menelfonnya begitu tahu putrinya masuk program TV gosip.
“Ayah akan menghajar pria itu!” tekad Seunghyun sangatlah bulat. Berapa kali dia sudah mengatakan ingin menghajar pria itu?? Ah, enam kali. Ya, Jisoo menghitungnya dalam hati.
“Dia punya nama, Ayah.”
“Terserah. Ayah tetap akan menghajarnya.” Bagus! Tiga kali lagi akan genap menjadi sepuluh dan tamatlah riwayat Taeyong karena tekad Seunghyun benar-benar bulat untuk menghajarnya. “Pulanglah. Ma Charie lebih aman untukmu.”
Jisoo mengerang tak nyaman. Dia merindukan Ma Charie lebih dari apa pun, tetapi pergi setelah bertemu Taeyong sebentar rasanya sulit. Kelihatannya berpisah akan menjadi prakara tak gampang. Jisoo enggan meninggalkan kota—tepatnya prianya.
“Aku tak mau pulang sekarang.”
Di sebrang sana, di sebuah rumah di tengah-tengah pulau bernama Ma Charie, Seunghyun mengerang dan air mukanya yang garang terpampang jelas di depan mata Jisoo.
“Kakakmu sedang mengusahakan cara untuk membawamu pulang. Kau mestinya tak senang mendengar kabar ini. Terlebih setelah dia melihat beritamu.”
Hal itu segera tiba, harapannya akan terkabulkan. Bagus! Sejujurnya, Jisoo telah menunggu sejak keputusannya kemarin, reaksi Suho untuk membawa dia pulang. Kelihatan sang kakak santai dan membiarkan adiknya keluar dari Ma Charie, tetapi Jisoo menyakini bahwa Suho sedang memikirkan suatu rencana untuk menyeretnya pulang. Malah lebih parahnya, dia bisa-bisa dijadikan tawanan abadi Ma Charie.
Suho lebih mengerikan ketimbang Seunghyun. Percayalah. Wajah rupawan kakaknya itu hanya wadah keramah-tamahan terhadap tamu saja, dia sebenarnya berwajah garang (keturunan Seunghyun sekali) dan ekspresi bengisnya akan keluar jika dihadapkan oleh rekan bisnis atau sesuatu yang berhubungan tentang Jisoo.
Well, sudah seminggu Jisoo tinggal di kota tanpa kabar sang kakak. Membuat dirinya menyangsikan akan rencana Suho.
Memikirkan Suho, mata Jisoo melihat jarum pendek jam yang berdiam di angka satu. Baru jam satu siang, jam-jam sekarang kakaknya sedang sibuk di kantor. Sebuah kamar yang diubah menjadi kantor pribadi, dengan loker seukuran kamar mandi yang terbuat dari logam berdiri kokoh di dalam sana. Loker itu tempat penyimpanan benda-benda canggih milik tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara | Taesoo [✔]
FanfictionMr. Rockstar, begitulah nama bekennya, dengan mudahnya mendapatkan yang terbaik. Dia tidak pernah menginginkan sesuatu yang besar saat menginginkan Miss. Island. Hanya saja, ada orang lain yang menghalangi mereka dan menginginkan Miss. Island untuk...