'Kelemahan perempuan adalah terkadang dia lupa dirinya terlalu berharga.'
Elshanum & Albirru
~Thierogiara
***
Berlandaskan sebuah komitmen yang Biru janjikan, Shanum jadi lebih membuka hati untuk Biru memberikan ruang untuk laki-laki itu menunjukkan keseriusannya. Sekarang mereka sedang makan berdua di sebuah kafe di dalam mall. Shanum awalnya menolak untuk 'jalan' dengan Biru namun lagi-lagi gadis itu luluh karena Biru mengatakan mereka harus lebih dekat agar bisa memulai sebuah hubungan yang lebih serius.
"Awal kamu memtuskan untuk berhijab kapan?" tanya Biru memulai lagi sebuah obrolan sebab tadi sempat diam untuk menikmati makanan masing-masing.
"Berhijab sudah dari SMP, memakai yang lebih panjang saat SMA dan mulai istiqomah untuk gak lepas pasang juga pas SMA dan Alhamdulillah sampai sekarang, semoga sih sampai meninggal nanti," jelas Shanum dengan doa di ujung kalimatnya.
"Aaamiiin, jujur aku kagum sama kamu, di zaman sekarang, bisa dibilang para wanita sedang sibuk mempercantik diri hanya untuk terlihat luar biasa di mata pria, padahal kalau boleh aku malah berpendapat yang luar biasa itu yang seperti kamu ini yang sangat menjaga diri kamu," terang Biru. Shanum tersenyum mendengar itu, bolehkah dia merasa beruntung karena dipertemukan dengan Biru?
"Biasa aja Mas," kata Shanum menundukkan kepalanya dalam-dalam, dia tak ingin Biru melihat pipinya yang memerah karena tersipu malu.
"Iya lho, kamu itu luar biasa, seharusnya dunia punya banyak wanita kayak kamu," lanjut Biru membuat Shanum semakin tidak karuan, Shanum selalu takut dengan sebuah pujian, takut merasa dirinya sangat baik padahal masih banyak hal yang harus ia perbaiki, Shanum takut termakan bujuk rayu setan lantas merasa menjadi manusia yang lebih baik dari manusia lainnya.
"Makasih lho Mas, tapi sebenarnya dunia punya banyak kok, di tempat pengajian aku ada banyak cewek baik-baik, bahkan ada yang memutuskan untuk berniqab, menyembunyikan kecantikannya hanya untuk suaminya kelak." Shanum sedikit bercerita untuk membuka pikiran Biru perihal para wanita shalihah di luar sana.
"Oh ya? Berarti pergaulan kamu emang bagus, makanya kamu bisa sebaik ini."
"Alhamdulillah Mas, tapi aku masih jauh dari kata baik. Kalau memang komitmen kita ini tak berjalan sebagaimana yang direncanakan karena bagaimanapun jodoh ada di tangan Allah, kita tak mungikin mendahului ketentuan Allah. Kalau Mas ingin ta'aruf dengan salah satu wanita di pengajian aku, aku bisa bantu nanti," jelas Shanum, ya walau dia sendiri sangat ingin komitmen ini berhasil, tetap saja Shanum enggan menaruh harapan. Berharap kepada manusia adalah cara mengecewakan diri dengan cara paling bodoh, sudah tahu akan kecewa masih saja harapan itu diletakkan.
"Memangnya bisa seperti itu?" tanya Biru, sejauh dia menjalin hubungan tak jelas ini dengan Shanum, gadis itu cukup garing, mungkin Biru bisa menemukan wanita lain yang shalihah namun asik, bisa jadi kan?
"Bisa dong, kan dalam islam tidak ada yang namanya pacaran, maka setiap mereka yang merasa sudah siap boleh mengirim CV dan nanti kita bisa request mau tukar CV sama siapa atau bisa juga dipilihkan oleh ustadz atau utadzah, jika cocok langsung lanjut ke khitbah setelah itu menikah, jika merasa tidak cocok boleh dibatalkan dan mencari calon lain," jelas Shanum, dia memang belum pernah mengirim CV ta'aruf ke pengajian, namun ada beberapa temannya yang melakukan itu dan kebanyakan dari mereka berhasil, bahkan sampai menikah dan sudah punya anak sekarang.
Biru mengangguk-angguk, ternyata pergaulannya selama ini terlalu gelap hingga tak tahu cara-cara yang islami seperti yang Shanum jabarkan barusan. "Kalau kamu sendiri?"
![](https://img.wattpad.com/cover/214097719-288-k530299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elshanum & Albirru
SpirituellesAku ibarat tunas kelapa yang terombang-ambing di atas permukaan air laut dan kamu adalah tepian pantai yang pada akhirnya menjadi tempatku berlabuh kemudian tumbuh. *** Bagaimana jika seorang pria datang kepadamu dengan membawa komitmen yang ternyat...