14. Rasanya Diabaikan

2K 277 22
                                    

'Karena setiap manusia akan bertemu dengan satu titik di mana dia hanya ingin hal-hal baik dalam hidupnya.'

Elshanum & Albirru

Thierogiara

***

Ibrahim :

'Assalamualaikum Shanum, ini Ibra, boleh di save nomornya ya.'

Shanum tersenyum mendapati pesan tersebut, langsung saja dia menyimpan nomor Ibrahim.

Shanum :

'Iya Mas, udah di save ya.'

Shanum membalas pesan Ibrahim, padahal semuanya masih panjang, perjalanan hubungannya dengan Ibrahim masih sangat panjang, namun ekspektasi Shanum soal pernikahan sudah sejauh ini. Jadi sebatas chat dari Ibrahim mampu membuatnya tersenyum-senyum tak jelas.

Ibrahim :

'Sekarang lagi apa?'

Shanum :

'Bang Hanan minta buatin susu, jadi lagi ngaduk susu nih sekarang.'

Tanpa sadar Ibrahim di seberang sana mengangguk, dia kurang lebih sudah hampir delapan puluh persen mengetahui soal hidup Shanum, dia tahu hubungan persaudaraan gadis itu sangat erat dengan Hanan. Salah satu alasan Ibrahim memutuskan memilih Shanum adalah gadis itu sederhana, selain itu dia juga selalu bisa mengurus Hanan ketika orang tua mereka tak di rumah. Beberapa poin tentang istri idaman ada dalam diri Shanum, rasanya memilihnya menjadi seorang istri adalah pilihan tepat.

Ibrahim :

'Ya sudah tidurnya jangan malam-malam, selamat malam Shanum.'

Shanum :

'Iya selamat malam juga Mas Ibra.'

Ibrahim sendiri selalu menjaga dirinya selama hidupnya, dia tak pernah berusaha untuk mencuri kesempatan dalam berhubungan dengan wanita, sekalipun melalui chat, Ibrahim akan berusaha meminimalkan hubungannya dengan lawan jenis. Laki-laki itu selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam hidupnya, dia hanya akan sepenuhnya mengungkapkan cinta pada istrinya, pada perempuan yang rela menghabiskan waktu dan menua bersamanya. Shanum mungkin calon istrinya, namun jika dia belum mengucap janji di hadapan Allah, mereka bisa saja tidak jodoh.

Shanum membawakan susu ke kamar Hanan lantas meletakkannnya di nakas kamar abangnya itu. Hanan sendiri sedang asik bermain game di komputernya, kalau sedang tak bekerja Hanan memang sesekali akan bermain game.

"Makasih Dek," ucap Hanan sebelum Shanum keluar dari kamarnya.

Shanum menahan pintu sebelum menutupnya. "Cepetan diminum mumpung masih anget, jangan tidur malem-malem, besok kan masih harus tugas," pesan Shanum.

"Iya iya," jawab Hanan nurut, kemudian Shanum benar-benar keluar dari kamar abangnya.

Shanum lantas berjalan ke kamarnya sendiri yang ada di sebelah kamar Hanan, baru saja menutup pintu, ponsel Shanum berdenting menandakan sebuah pesan masuk.ke ponsel Shanum.

Shanum membawa ponsel tersebut duduk di atas kasur baru kemudian membacanya dan sangat mengejutkan karena pesan tersebut dari Biru.

Biru :

'Assalamualaikum.'

Shanum mengerutkan keningnya, mau apa lagi? Apa tidak cukup segala luka yang ia torehkan? Kenapa harus kembali datang saat yang memutuskan untuk pergi adalah dia sendiri?

Elshanum & AlbirruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang