21. Kehancuran Shanum

2.2K 282 40
                                    

'Semula kukira kau adalah kebahagiaanku yang sesungguhnya, namun ternyata kau menjelma menjadi kebahagian semu yang kemudian membuatku merasakan luka yang amat sakit.'

Elshanum & Albirru

~Thierogiara

***

H-1 menuju pernikahan, Shanum tak kuasa mengontrol buncahan kebahagiaan yang melingkupi hatinya, dia sampai harus menghindari berkumpul dengan para sepupunya karena sedari pagi sulit menahan diri untuk tak tersenyum-senyum sendiri, hati Shanum sangat berbunga-bunga. Dia sendiri tak menyangka kalau efek menuju pernikahan bisa sedahsyat ini.

Shanum menatap gamis yang akan ia kenakan akad besok pagi, gamis tersebut sudah tergantung rapi di kamarnya, ada rasa tak sabar mengenakannya namun Shanum sadar bahwa dia tak boleh seperti bocah di malam takbiran, yang selalu tak sabar mengenakan baju baru.

Ponsel Shanum berdering, cepat-cepat gadis itu menuju ke meja kerjanya lantas menjangkau benda pipih yang kayarnya menyala-nyala itu. Dan benar saja panggilan itu dari Ibra, beberapa hari ini mereka memang berkoordinasi satu sama lain untuk mengontrol beberapa hal soal persiapan pernikahan mereka.

"Hallo assalamualaikum," sapa Shanum.

"Num..."

Shanum terdiam, dia menjauhkan layar ponselnya untuk melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu. Benar nama Ibra, tapi kenapa nada suaranya berbeda? Ibra terdengar sangat tidak bersemangat.

"Ada apa Mas? Ada masalah ya?" tanya Shanum, dia memejamkan matanya, sialnya disaat seperti ini dia malah langsung berpikiran buruk.

"Ekhem." Ibra terdengar ragu mengatakannya.

Shanum memegang dadanya sendiri, entah kenapa mendengar dehaman Ibra membuat jantungnya langsung berpacu tak biasa.

"Aku rasa kita nggak bisa melanjutkan semua ini, aku batalkan rencana pernikahan kita. Assalamualaikum." Dan Ibra langsung mematikan sambungan telepon begitu saja membuat Shanum terdiam seribu bahasa, dia tak salah dengarkan?

Setelah beberapa menit Shanum tersadar, dia langsung menelepon balik nomor Ibra. Dan Ibra mengangkat panggilan tersebut.

"Ini beneran Mas Ibra? Mas Ibra calon suami Shanum kan?" tanya Shanum sampai lupa mengucap salam terlebih dahulu.

"Iya, tapi kamu bukan lagi calon istriku, kita selesai sampai di sini ya Num, maaf kalau aku ada salah sama kamu, tapi beberapa memang tak bisa dipaksakan bukan?"

Mata Shanum langsung berkaca-kaca, dia tak salah dengar itu benar suara Ibra, tapi kenapa? Bukankah Ibra sendiri yang datang kemudian melamarnya?

"Kenapa Mas?" tanya Shanum dengan suara bergetar, sekuat tenaga dia menahan diri untuk tak menangis.

"Maafin aku," ucap Ibra, sambungan telepon kembali terputus.

Tangan Shanum langsung terkulai lemas, ponselnya bahkan jatuh ke atas karpet kamarnya, dunia Shanum langsung runtuh, sesak di dadanya sudah tak lagi terdefinisi, air matanya langsung tumpah ruah membanjiri pipinya, Shanum langsung jatuh terduduk, kemudian menangis meraung-ruang.

"Ya Allah apa lagi ini ya Allah!!!" Shanum berteriak bak orang tak waras.

Kartika yang kebetulan melintas dari depan kamar Shanum langsung membuka pintu kamar tersebut dan mendapati anaknya menangis-nangis histeris di dalam kamarnya.

"Ya Allah, ada apa ini?" tanya Kartika yang langsung ikut bersimpuh di sisi Shanum.

"Ibuuuuu." Shanum menggeleng-gelengkan kepalanya.

Elshanum & AlbirruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang