'Bukan tentang bagaimana kita memulai, namun bagaimana kisah ini berakhir.'
Elshanum & Albirru
~Thierogiara
***
Shanum terbangun duluan daripada Biru, dia menghadap ke Biru yang masih tertidur lelap, alis mata tebal, hidung mancung dengan bibir tipis milik Biru seolah terpahat indah. Shanum mengangkat tangannya kemudian menempelkan telapaknya ke pipi Biru, dia beruntung memiliki suami berparas tampan dan sangat mencintainya seperti ini.
Shanum tersenyum. "Mas..." panggilnya.
Perlahan kelopak mata Biru bergerak dan matanya pun terbuka. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum untuk Shanum, Biru memegang tangan Shanum setelah itu menciumnya.
"Selamat pagi, calon ummi," ucap Biru.
Shanum terkekeh.
"Salat Mas, udah mau subuh," ingatkan Shanum, Biru hanya mengangguk, namun dia tak beranjak, matanya masih menatap manik mata hitam milik Shanum, seorang wanita yang tengah mengandung buah hatinya.
Seorang wanita berhidung mancung dengan alis tak terlalu tebal dan pipi sedikit chubby, wajah Shanum sangat cantik, perpaduan dari semua itu membuat semuanya terasa pas.
"Kalau bayinya cewek pasti secantik kamu." Biru berkata seraya tersenyum, sangat menyenangkan menatap wajah Shanum sepuasnya seperti ini.
"Dan kalau cowok tentu saja seganteng Mas Biru, tapi kalau cewek mirip Mas kayaknya bakal cantik banget," kata Shanum.
Biru mendekat kemudian mencium kening Shanum.
"Kamu juga cantik, sangat cantik bahkan, karena kamu adalah bidadari surga yang Allah kirim untuk aku, untuk membuatku yakin bahwa surga sangat dekat dengan kita," ujar Biru.
"Salat yuk," ajak Shanum.
Biru mengangguk.
"Kita salat di rumah aja, aku imamin kamu," kata Biru.
Shanum mengangguk, dia kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Setelah selesai, Shanum memakai mukenanya sambil menunggu Biru yang sedang mengambil wudhu di dalam kamar mandi.
Shanum mengelus perutnya sendiri, dia bahagia tentu saja, dia mengandung dari laki-laki yang benar-benar mencintainya.
"Udah siap?" tanya Biru, Shanum mengangguk mereka kemudian melakukan salat bersama.
***
"Mas nggak kerja?" tanya Shanum, dia tadi membantu ibunya di bawah untuk menyiapkan sarapan, namun begitu masuk ke kamar ternyata Biru masih leha-leha di kamar.
"Kita mau jalan-jalan, mas ambil cuti satu minggu kita ke Maldives." Bira berkata tanpa beban.
"Serius?" tanya Shanum.
Biru berdiri lantas memegang kedua bahu Shanum.
"Iya! Kita kan belum sempet honeymoon, jadi sekarang kita bakal babymoon," ujar Biru mengelus perut Shanum yang masih rata.
"Shanum belum siap-siap Mas," kata Shanum.
"Makanya nanti habis sarapan kita langsung pulang, packing habis itu nanti malam langsung terbang," kata Biru.
"Tetep aja waktunya mepet banget," kata Shanum. "Lagian Mas kenapa nggak bilang-bilang sih?!"
"Kalau bilang-bilang bukan kejutan namanya," kata Biru menjawil hidung Shanum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elshanum & Albirru
EspiritualAku ibarat tunas kelapa yang terombang-ambing di atas permukaan air laut dan kamu adalah tepian pantai yang pada akhirnya menjadi tempatku berlabuh kemudian tumbuh. *** Bagaimana jika seorang pria datang kepadamu dengan membawa komitmen yang ternyat...