'Sekarang dalam hubungan kita hanya ada gambaran masa depan yang indah.'
Elshanum & Albirru
~Thierogiara
***
Seminggu setelah hunting rumah, Shanum yang merasa sudah cocok dengan rumah tersebut langsung diboyong pindah oleh Biru seminggu kemudian. Kini sudah sebulan mereka tinggal di rumah baru, Shanum menjalani peran sebagai istri, dia melayani setiap kebutuhan Biru juga membersihkan rumah sendirian.
Biru menyarankan untuk memakai jasa pembantu namun Shanum menolak karena menurutnya dia bisa sendiri, rumah yang mereka beli tak begitu besar, lagipula yang tinggal di sana hanya Shanum dan Biru, jadi Shanum merasa masih sanggup mengerjakan semuanya sendirian.
Sepulang sekolah Shanum langsung pulang ke rumah orang tuanya, semenjak menikah dia belum sempat mengunjungi orang tuanya sebab harus beberapa kali pindah juga harus bekerja. Kini Shanum menyempatkan diri, dia merindukan ibunya.
"Assalamualaikum," sapa Shanum.
"Waalaikumsalam," jawab Kartika dari dalam rumah.
"Loh Shanum sama siapa Sayang?" tanya Kartika, Shanum mencium punggung tangan Kartika.
"Sendiri Bu, mas Biru masih kerja," jawab Shanum.
"Naik apa?" tanya Kartika.
"Naik motor, biasa," jawab Shanum santai, memang kan sudah terbiasa dia naik motor.
"Kamu ini, jangan capek-capek ya, Ibu udah nggak sabar loh pengen punya cucu," ujar Kartika.
Deg!
"Nggak nunda kan?" tanya Kartika sembari berjalan ke dalam rumah.
Shanum menggaruk belakang kepalanya, dia harus menjawab apa? Dirinya dan Biru bahkan belum memulai, bagaimana ingin menunda?
"Hah?" Kartika bertanya lagi.
"Hehehe nggak kok Bu, Cuma emang belum aja, belum rejeki mungkin," jawab Shanum.
Shanum mengikuti ibunya duduk di sofa ruang keluarga. Kartika memegang bahu Shanum. "Makanya kamu jangan capek-capek, itu kadang berpengaruh loh," pesan Kartika.
Shanum mengangguk. "Emang akhir-akhir ini lagi capek banget karena kan baru pindahan juga," jelas Shanum.
"Oh iya gimana rumah baru?" tanya Kartika.
"Alhamdulillah nyaman," jawab Shanum.
"Hubungan kamu sama Biru udah baik kan? Kamu udah bisa nerima Biru jadi suami kan?" tanya Kartika.
Shanum tersenyum. "Alhamdulillah udah, mas Biru baik banget sama Shanum," jawab Shanum.
"Alhamdulillah kalau gitu, Ibu takut banget, takut kalian nggak akur, soalnya yang terima lamaran kan ayah untuk menyelamatkan nama baik keluarga kita, maafin ibu sama ayah ya," ucap Kartika, dia tak memiliki kesempatan berbicara dengan Shanum selama ini, makanya baru bisa mengungkapkan ini semua sekarang.
Kartika memegang tangan Shanum. "Maafin ibu sama ayah karena lebih mementingkan nama baik keluarga hingga tanpa pikir panjang menerima Biru menjadi suami kamu." Nada suara Kartika sarat akan rasa bersalah.
"Nggak apa-apa Bu, lagian mas Biru baik kok, dia sayang banget sama Shanum, mungkin emang udah jodohnya sama mas Biru." Shanum berusaha tersenyum, dia sudah berdamai Shanum tak akan menyesali apa pun, Ibra memutuskan mundur hanya karena ujian menuju pernikahan, artinya Ibra memang tak pantas untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elshanum & Albirru
SpiritualAku ibarat tunas kelapa yang terombang-ambing di atas permukaan air laut dan kamu adalah tepian pantai yang pada akhirnya menjadi tempatku berlabuh kemudian tumbuh. *** Bagaimana jika seorang pria datang kepadamu dengan membawa komitmen yang ternyat...