'Dari sekian banyak hal yang paling ingin ku utarakan adalah Terima kasih karena telah menjadi milikku.'
Elshanum & Albirru
~Thierogiara
***
Hari ini rencananya Biru dan Shanum akan mendaftarkan pernikahan mereka ke Kantor Urusan Agama, daripada memikirkan soal drama pernikahannya yang sempat membuat heboh keluarga dan beberapa orang yang langsung menghubungi Shanum untuk meminta klarifikasi, Shanum lebih memilih untuk menjadi istri yang baik dengan mempersiapkan segala kebutuhan Biru.
"Udah selesai Mas?" tanya Shanum, dia memilih berdandan di ruangan depan dan membiarkan Biru mandi tadi.
"Udah," jawab Biru yang sudah rapi dengan kemeja dan celana bahannya.
"Berangkat sekarang?" tanya Biru, ini adalah hari yang sangat ia tunggu-tunggu, dirinya dan Shanum akan sah secara hukum dan agama.
"Ya udah yuk," ajak Shanum.
Keduanya menuju rak sepatu kemudian mengambil sepatu masing-masing, setelah itu, Biru mengambil tangan Shanum untuk digandeng, belakangan sentuhan kulit mereka sudah tak lagi terasa canggung, Biru juga mulai membiasakan diri mencium kening Shanum saat akan berangkat kerja.
Danias yang semula tak menyukai cara Biru mendapatkan Shanum pun perlahan luluh juga, sekarang dia malah bersyukur Shanum menikah dengan Biru, setidaknya playboy kelas kakap itu tak lagi meninggalkan salat lima waktu sekarang.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan langsung menuju KUA.
***
Selepas mengurus beberapa hal soal pernikahan mereka, Biru mengajak Shanum untuk makan mi ayam di pinggir jalan. Dulu mungkin mereka sudah sering makan siang bersama, namun ini adalah pertam kalinya mereka makan di luar Setelah halal, Setelah resmi menjadi suamI istri yang sah di mata hukum dan agama.
Shanum sendiri sulit mengekspresikan perasaannya, dia bahagia, namun jujur saja agak ragu, apa benar Biru sudah berubah? Biru pernah menyakitinya dan Shanum takut hal itu terjadi lagi.
Asik melamun dengan pikirannya sendiri, Shanum dikgetkan oleh seorang bocah yang terjatuh tempat di samping tempat duduknya. Refleks Shanum membntu anak yang umurnya sekitar dua tahun tersebut.
"Ya Allah." Shanum membantu membersihkan lutut bocah dua tahun tersebut dari debu yang menempel.
"Nggak apa-apa ya," ujar Shanum agar anak tersebut tak menangis.
"Pinter kok, nggak apa-apa kan?" Shanum mengelus kepala bocah dua tahun tersebut, Biru hanya memperhatikan dari tempatnya duduk.
"Aduh maaf ya Mbak," ucap seorang ibu-ibu yang tiba-tiba menghampiri Shanum.
"Maaf ya Mbak, aktif banget emang dia," ujar Ibu tersebut, Shanum hanya tersenyum lembut. Wajar kalau anak itu terlepas dari pengaawasan ibunya karena bahkan ibu muda tersebut menggendong seorang bayi, sementara suaminya asik makan dan mengobrol dengan orang lain.
"Perlu bantuan Mbak?" tanya Shanum, dia tak masalah memegangkan bocah dua tahun tersebut mengingat makanannya juga sudah hampir habis.
"Nnggak Mbak, makasih sebelumnya," ucap wanita itu sungkan. Shanum lantas mengangguk dan mengelus kepala anak yang terjatuh tadi, wajahnya sempat merah sebelumnya, namun kini sudah kembali normal dan tampak terus mencoba keluar dari genggaman ibunya.
"Ya udah ya Mbak," pamit ibu tersebut.
"Kadang tuh ya cowok, tau istrinya kerepotan juga," omel Shanum, dia agak kesal dengan suami si ibu tadi yang tampak tak terusik meski anaknya sedang terjatuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/214097719-288-k530299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elshanum & Albirru
EspiritualAku ibarat tunas kelapa yang terombang-ambing di atas permukaan air laut dan kamu adalah tepian pantai yang pada akhirnya menjadi tempatku berlabuh kemudian tumbuh. *** Bagaimana jika seorang pria datang kepadamu dengan membawa komitmen yang ternyat...