33. Masalah Baru(?)

2.5K 258 9
                                    

'Bukam masalah yang harus terus disesalo, namun kenyataan yang harus diterima.'

Elshanum & Albirru

~Thierogiara

***

Menjalani hari-hari layaknya pasangan pada umumnya, hubungan Shanum dan Biru kian membaik, pagi ini mereka berdua libur, Shanum dengan dasternya sudah sibuk di dapur memasak sup iga untuk Biru, kemarin sore laki-laki itu sempat mengatakan kalau ia menginginkan masakan tersebut, alhasil Shanum langsung berbelanja pagi ini dan langsung menyibukkan diri dengan memasak.

Biru dengan sarungnya berja lan sambil terkantuk-kantuk menuruni tangga, dia langsung menuju Shanum dan memeluk istrinya itu dari belakang. "Morning sayang," sapanya.

"Morning," balas Shanum mendaratkan sebuah kecupan ke pipi Biru, sudah tak ada kecanggungan, Shanum mulai terbiasa.

Biru meletakkan dagunya di bahu Shanum, sekarang apa yang ia perjuangkan selama ini telah membuahkan hasil, Shanum telah mencintainya, istrinya itu selalu mengungkapkan rasa cintanya, apa pun itu, Biru sangat merasa bersyukur memiliki Shanum. Shanum adalah sosok yang tepat yang bisa meluruskan hidup Biru.

"Duduk aja Mas, Shanum susah nih geraknya," ujar Shanum.

"Hmmm." Biru hanya bergumam, matanya kembali terpejam menikmati wangi masakan yang menguar dari panci.

Shanum hanya menghela napas kemudian menggeleng, gambaran sosok dewasa yang dulu selalu Shanum lihat kini menguar sudah, Biru sangat manja, sering sekali meminta agar Shanum memeluknya, lebih lagi jika sedang tidak mood, Biru akan meminta suapi oleh Shanum. Sejauh ini Shanum selalu mengikuti kemauan Biru, karena toh mereka masih belum dikaruniai seorang anak, jadi biarlah Biru bermanja-manja dulu, sebelum nanti kekuasaan Biru digantikan oleh anak mereka.

"Masss! Nanti ini nggak mateng-mateng loh," kata Shanum.

Shanum membalik tubuhnya memegang kedua bahu Biru lantas mendorongnya sampai duduk di salah satu kursi meja makan. "Shanum selesaikan masaknya dulu ya," ujar Shanum layaknya sedang berbicara dengan bocah.

Biru tertawa, mentertawai kebodohannya sendiri, dia juga gemas dengan perlakuan Shanum, ah wanita berdaster itu, selalu saja membuat Biru hampir gila karena mencintainya.

"Kalau kamu berhenti kerja aja gimana sayang?" tanya Biru mencomot sebuah stik kentang yang ada di meja makan.

"Bosen, di rumah sendirian, apalagi kalau Mas kerja." Shanum mulai memindahkan sup ke dalam mangkuk.

"Gitu ya, soalnya aku takut kamu kecapean, ngajar, ngurus rumah lagi, pake pembantu kamu nggak mau," ujar Biru menyeruput teh manisnya.

"Nggak apa-apa kok Mas, Shanum suka ngerjain semuanya sendirian, lagian nggak ada yang berat kok, di sekolah anak-anak ngehibur Shanum, kalau di rumah kan emang udah kewajiban Shanum Mas, Shanum nggak keberatan kok," terang Shanum.

Biru lantas mengangguk lalu menuang nasi dan mengambil sup ke piringnya, dia selalu ingin memberikan yang terbaik untuk Shanum makanya terkadang kesannya jadi berlebihan.

"Katanya mau punya anak," ujar Biru.

"Iya emang," kata Shanum.

""Kalau gitu jangan capek-capek dong, harus lebih menjaga kesehatan," ujar Biru.

Shanum terdiam. "Emang itu ngaruh Mas?" tanya Shanum.

"Ya ngaruh, tapi aku mau kita santai ajalah, aku sama kamu kan nggak pernah pacaran, selama sebulan ini aku nikmatin banget waktu berdua kita, kayknya berdua dulu sampai dua tahun ke depan nggak apa-apa," terang Biru.

Elshanum & AlbirruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang