20. Kebahagiaan Shanum

1.9K 257 13
                                    

'Bahagia sewajarnya, karena kita tak pernah tahu kesedihan seperti apa yang sedang menanti di depan sana.'

Elshanum & Albirru

~Thierogiara

***

Shanum sangat bahagia, dia terus tersenyum penuh kebahagiaan saat mempersiapkan semuanya, dia tak sabar menantikan hari-hari ketika hidup bersama dengan Ibra, dengan sosok yang Shanum yakin surga akan bisa mereka raih bersama-sama. Kini Shanum sedang kembali menatap dekor yang sudah mereka pilih dari layar ponselnya. Ibra sangat menghormati kemauannya, segala yang Shanum inginkan Ibra pilih dengan kelapangan dada. Cowok itu sedikit banyaknya menyerahkan kepada Shanum urusan estetika.

Ini adalah H-2 pernikahan mereka, lusa Shanum akan melangsungkan akad ikah dan resmi menjadi istri dari Ibrahim. Entahlah rasanya bahagia, namun juga ada sedikit rasa deg-degan mengingat dirinya akan memulai hidup baru bersama seseorang yang asing untuknya, dia dan Ibra berasal dari dua keluarga yang berbeda, menjalani cara hidup yang berbeda pula.

Shanum menatap satu per satu foto dekorasi pernikahan, kotak cincin juga kotak hantaran yang akan dibawa keluarga Ibra saat akad nikah nanti, Shanum tak pernah menyangka kalau dia akan sebahagia ini. Shanum tak menyangka kalau efek pernikahan akan membawanya bangkit dari keterpurukan karena patah hati yang disebabkan Bir.

"Sarapan Num," ingatkan Kartika yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

Shanum yang semula fokus ke layar ponsel langsung mengalihkan pandangannya. "Iya Bu, bentar lagi Shanum turun," ucap Shanum.

Dia sudah tak lagi mengajar, keputusannya untuk berhenti bekerja sudah disetujui, meski berat Shanum harus melakukannya karena dia akan ikut Ibra setelah menikah nanti. Shanum meletakkan ponselnya lantas berjalan keluar dari kamarnya. Suasana rumah sudah berubah, kedinginan yang Shanum dapati hanya karena berhubungan dengan Biru sudah berganti dengan kehangatan keluarga seperti biasanya. Semuanya turut bahagia kerana pernikahan Shanum, Hanan yang akan dilangkahi juga menjadi sangat bahagia karena yakin kalau setelah ini dia tidak akan lagi dituntut untuk segera memberi cucu ke ibunya.

"Sudah ada pembicaraan mau tinggal di mana setelah menikah Num?" tanya Tama setelah sarapan selesai. Kalau biasanya topic pembahasan beredar di sekitar pekerjaan Hanan, akhir-akhir ini berganti menjadi seputar pernikahan Shanum.

"Mau tinggal di Pekanbaru, tapi untuk rumah belum tau," jawab Shanum.

Tama mengangguk-angguk, anak perempuannya itu akan menikah dengan sosok baik seperti Ibra saja dia sudah bersyukur, Tama tak akan menuntut apa pun, termasuk soal harta, semua itu hanya bonus, dalam rumah tangga imam yang baiklah yang utama, yang bertanggung jawab tak hanya di dunia namun juga di akhirat. Seorang imam yang bisa menjanjikan surga untuk makmumnya.

"Setelah ini kamu akan menjalani hidup berdua dengan seseorang yang tak biasa berada di sekitarmu, sudah biasa ngelihat ibu ngelayanin ayah, semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari rumah tangga ayah dan ibu," terang Kartika, dia tak pernah menuntut Hanan atau Shanum untuk menjadi anak yang dirinya inginkan, dia hanya mau keduanya mengerti batasan itu saja. Selama ini Shanum dan Hanan bisa seperti ini ya karena keduanya mau menjadi seperti itu, keduanya melihat apa yang kedua orang tue mereka lakukan.

"Iya Shanum juga udah baca-baca buku seputar pernikahan kok, insyaAllah sudah siap," ujar Shanum, dia memang selalu membaca buku untuk tahu berbagai hal, untuk memulai sesuatu, menurut Shanum semua pasti ada ilmunya, ada banyak pernikahan yang gagal, barangkali mereka gegabah, tak mau tahu apa sebenarnya yang sedang mereka jalani. Dalam islam semuanya sudah diatur, bahkan untuk hal sekecil apa pun.

Elshanum & AlbirruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang