[FOLLOW SEBELUM BACA]
#01 on Badboy [02 juli 2020]
#07 on Fiksi Remaja [17 juli 2020]
#01 on Baper [19 juli 2020]
"Peraturan yang wajib lo ingat kalo mau aman sekolah di sini. Jangan pernah cari tahu siapa itu Gama Mahardika, jangan pernah cari gara...
Kalo kamu masih ingat sama cerita INTUISI, ini adalah part yang sama dengan yg dulu ku tulis😋
Ohiya, gimana nih, besok udah senin. Amann??
ABSEN Yuk dengan komen emot ke-3 di hapemu!!
Question of the day is :
1. Youtuber favorit?
2. Tiktokers favorit?
3. Lebih suka film horor/ comedi?
4. Kapan terakhir ke bioskop, dan nonton film apa?
SPAM BLUE LOVE YUKK💙
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*jan salpok ama bulu keteknya ygy🤪
Happy Reading, Dear💗
****
Ketika stir mobil dibelok 'kan ke arah kanan sontak Gadis menatap Gama penuh protes. "Kok belok?"
Gama tersenyum miring. "Menurut lo gue bakal berbaik hati anterin lo pulang? Cih. Gak akan."
Saat itu juga Gadis merasa panik bukan main, apalagi ketika jalan ke rumahnya sudah terlewat lumayan jauh. "Ya udah kalo lo gak mau anterin gue pulang, turunin aja gue di sini. Biarin gue jalan kaki lagi buat pulang."
Gama diam, ia lebih memilih untuk fokus menyetir.
Sedangkan Gadis benar-benar harus melakukan sesuatu atau nyawanya terancam hilang malam ini. Kemudian ia berusaha meraih tangan Gama untuk menghentikan cowok itu menyetir. "Plis berhenti, gue gak mau ikut sama lo!"
"Bisa diem gak!" Bentaknya seraya mendorong tubuh Gadis kasar sampai membuat punggung cewek itu terbentur dengan kerasnya pintu mobil.
Mendapat perlakuan kasar dari Gama, Gadis memeluk tubuhnya sendiri. "Jangan apa-apa'in gue, plis gue mohon." Tubuhnya bergetar ketakutan. Pun dengan wajahnya yang sudah memerah menahan tangis.
Gama menyunggingkan sebelah bibirnya. "Jangan ya? Tapi gue pengen. Gimana dong?"
Kedua bola mata Gadis melotot tajam. "YAKKK MESUM!" detik berikutnya ia bangkit kemudian menyerang Gama tanpa aba-aba.
"Eh! Eh! Lo ngapain?! Diem sialan!" Karena pukulan bertubi-tubi dari Gadis membuat Gama kehilangan fokusnya dalam menyetir. Ia membanting stir kemudian mobil berhenti secara mendadak tepat di tepi pembatas jalan.
Gadis menutup mulutnya sendiri, tak bisa berkata-kata menyaksikan moment menegangkan dalam hidupnya.
"Lo udah gila? Udah sinting?! Kalo lo mau mati gue dengan suka rela bakal lemparin lo ke jurang itu sekarang juga!" Gama murka, tatapan matanya seolah-olah dapat menguliti Gadis saat itu juga.
