[33] GAMA, GADIS, GEA, GAVIN

112K 15.5K 12K
                                    

Hai ... hai ... gimana nih persiapan lebarannya? Baju lebaran dah aman? Kue dah lengkap?🤭

Jujurly agak lama ya tidak update, tapi gimana lagi, aku gak cuma nulis di wp🥺🥺 jadi ganti2an gitu updatenya, mohon di mengerti yaaa🙏🙏

Btw, mana nih yang nungguin? Ngacungg!!!

Question of the day is :

1. Sebutin satu kelemahan kamu!

2. Kamu introvert atau extrovert?

3. Tahun kelahiran kamu?

4. Hewan yang pengen kamu pelihara?

BLUE LOVE💙💙

Happy reading, dear💗

****







"Pokoknya aku gak mau tahu ya, aku gak mau dijodohin sama dia!" Gama berseru nyaring di depam kedua orang tuanya setelah tamu tak di undangnya itu pulang beberapa menit yang lalu.

"Kenapa gak mau? Asal kamu tahu kalau perusahaan kita bersatu dengan perusahaan milik mereka, kita akan jadi pengusaha tersukses di Indonesia," terang Renita--ibunya tak kalah ganas.

Gama tak habis pikir dengan apa yang ada di otak ibunya itu, kenapa isinya hanya tentang materi saja? Apakah dia tidak mau memperhatikan perasaan Gama juga?

"Gam, kamu 'kan bisa coba-coba dulu. Lagian rencana pernikahan itu masih sangat lama, mungkin 4-5 tahun ke depan. Ini saja keluarga Gea bela-belain datang kemari dari London hanya untuk bertemu dengan kita, lusa mereka sudah harus pergi lagi," terang Rafa--papanya.

"Tapi aku tetep aja gak mau, aku mau nyari perempuan yang akan aku nikahi sendiri tanpa campur tangan kalian!" Gama rupanya masih mempertahankan pendiriannya.

"Tanpa campur tangan kami kamu gak akan berarti, kamu gak akan jadi apa-apa!" Renita menaikan satu oktaf suaranya, gemas sekali memberitahu anaknya ini.

Gama mendengus. "Bukannya selama ini juga kalian gak pernah ikut campur ya? Kalian 'kan cuma sibuk sama kerjaan doang."

Renata mengerjapkan kedua matanya. "Kami kerja untuk ...."

"Untuk siapa? Untuk aku? Aku gak butuh uang kalian, yang aku butuhin cuma waktu kalian. Kalian bisa gak luangin waktu satu hari aja dari tujuh hari yang ada? Enggak 'kan? Tahu kenapa? Karena kalian tamak, seolah-olah dunia akan runtuh kalau kalian gak ngejar materi!"

"Gam," papanya kembali melerai. "Bukan begitu, kakek 'kan tidak memiliki anak lain selain kami. Jadi, kalau bukan kami yang menghandle kerjaan, siapa lagi."

"Gitu aja terus pa, sampai nanti tahu-tahu kalian udah tua dan membutuhkan aku, aku sama sekali gak akan peduli!" sarkasnya. "Ingat ya, aku menolak keras perjodohan ini! Kalau kalian masih memaksa, aku lebih baik pergi dari rumah ini!" ancamnya.

GAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang