🐞Bab Lima |Tertarik|🐞

53 13 1
                                    

Saat berada di dalam mobil Haziq, Anna hanya terdiam. Ia merasa segan menumpangi mobil atasannya.

"Abang," panggil Zizi.

"Iya," sahut Haziq sedang menyetir dengan fokus.

"Diam aja dari tadi, bosan tau," keluh Zizi yang duduk disampingnya yang merasa bosan dengan kesunyian dan ketegangan dalam keadaan seperti ini.

"Emang kamu mau ngobrolin apa?" tanya Haziq.

"Apapun boleh. Masak ada kakak cantik Abang diam aja kayak patung," kata Zizi.

Haziq tersenyum. "Oke. Emang kamu mau nanya apa?" tanya Haziq lagi sambil melihat Anna dari kaca mobilnya.

"Eum ...," pikir Zizi. Ia menatap Anna dengan dekat. "Kak Anna punya pacar?" tanya Zizi.

Anna terkejut mendengar pertanyaan Zizi uamg sangat formal.

"Eh Zi! Kamu nanya apa sih? Jangan tanya macam-macam deh," tegur Haziq.

"Zizi penasaran aja, soalnya kak Anna cantik banget, pasti kak Anna punya pacar yang ganteng juga," puji Zizi.

Anna hanya tersenyum tanpa menjawab.

"Kak Anna udah lama kerja sama Bang Haziq?" tanya Zizi lagi.

"Lama juga. Mau enam bulan," jawab Anna singkat.

"Bang Haziq galak nggak kak? Jangan takut kak, dia pura-pura galak aja, padahal dia penakut!" ungkap Zizi.

"Zizi! Bang Haziq turunin kamu di jalan mau?" tanya Haziq menegurnya.

Zizi orangnya sangat usil, lucu, dan ramah. Haziq terlihat canggung dengan tingkah laku Zizi yang membuat orang tertawa melihatnya. Dua puluh menit kemudian, akhirnya mereka sampai di rumahnya Anna.

"Yang ini rumah saya Tuan," tunjuk Anna di sebelah kanannya.

Haziq menghentikan mobilnya. "Itu rumah kamu?" tanya Haziq sambil melihat ke arah rumah Anna di sebelah kanannya.

"Iya Tuan." Anna turun dari mobil dan berjalan ke arah Haziq. Haziq segera membuka kaca mobilnya. "Terima kasih banyak Tuan. Tuan sudah mau antarin saya," ucap Anna dengan sopan.

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu." Haziq bergegas pergi.

"Tuan nggak mau mampir dulu?" ajak Anna dengan sopan.

"Mau kak, ayo Bang." Zizi Membuka pintu mobil dengan cepat.

"Eh-eh, masuk-masuk!" tegur Haziq. Lalu Haziq melihat ke arah Anna "Lain kali saja saya mampir, ya? Soalnya saya harus bawa pulang sarapan ini dulu untuk Mami saya," tolak Haziq. Lalu ia melihat ke arah rumah Anna yang terlihat sangat bagus dan nyaman. "Lain kali saya akan akan kesini tanpa Zizi," tambahnya dengan nada rendah.

Anna hanya tersenyum dan melambai ke arah Zizi.

"Lain kali kesini tanpa Zizi? Maksudnya apa coba?" Anna memyadari dengan jawaban Haziq tadi yang terlihat sangat akrab. Lalu ia Membuka pintu pagar rumahnya. "Masa bodoh ah."

Ia terus berjalan memasuki rumahnya. Rumah Anna terlihat sangat bersih dan tertata rapi. Anna mengahampiri Ibu Sri yang sudah menunggunya di meja makan.
"Kok lama banget An?" tanya Ibu Sri.

"Anna tunggu taksi Ma ... tapi satu pun nggak lewat," keluhnya sambil membuka bungkus Nasi Uduk di atas meja.

"Terus tadi pulang sama siapa?" tanya Ibu Sri lagi sembari mengambil Nasi Uduk.

"Tadi An ketemu Bos di jalan, dianterin deh sama dia," jawab Anna.

"Bos?"

"Iya Ma, Bos Anna di kantor. Kebetulan tadi dia juga mau beli nasi ini sama adiknya, jadi sekalian aja Anna dianterin pulang. Namanya Haziq," jawab Anna.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang