🐞Bab Dua Belas |Tumbuh Rasa|🐞

33 9 0
                                    

Anna, Mami Maria dan Nenek Aini duduk di ruang tamu dan saling berbagi cerita. Walaupun Anna begitu santai menanggapi Nenek Aini, ia tetap terlihat sangat gelisah.

"Kamu terlihat gelisah sekali, kenapa?" tanya Nenek Aini.

"Mama dirumah sendirian. Dia lagi kurang sehat," jelasnya.

"Ya udah, kita pulang sekarang," ajak Haziq dengan ajakan yang  sangat akrab.

"Kita?" tanya terkejut mendengar ajakan Haziq yang terlihat santai terhadapnya.

"Hhmm." Haziq terlihat salih tingkah. "Maksud aku ... aku antarin kamu pulang," jelas Haziq.

Mami Maria dan Nenek Aini tersenyum melihat tingkah laku Haziq yang sangat kaku didepan Anna.

"Tidak usah Tuan. Saya pesan grab saja," tolak Anna yang segan merepotkan Haziq.

"Kamu naik grab malam-mala gini? Hujan lagi." Nenek Aini menatap Anna dengan serius. "Biar Haziq saja yang antarin kamu. Memang kamu tidak takut? Ini udah malam loh," jelas Nenek Aini.

"Betul itu Anna. Sekarang banyak sekali grab yang gadungan," terang Mami Maria.

Anna menatap Haziq, "Tapi ..."

"Udah ayo, biar aku saja antar. Setidaknya aku bukan supir gadungan," canda Haziq sambil tersenyum.

Anna merasa tidak nyaman dengan nada bicara Haziq yang santai.

Dalam perjalanan menuju rumah Anna. Haziq sangat berhati-hati membawa mobilnya. Hujan semakin deras dengan cuaca yang sangat buruk. Apalagi suara petir sangat menyengat telinga, membuat Anna terkejut dan sesekali menutup wajahnya karena ketakutan.

"Kamu takut ya?" tanya Haziq melirik kearahnya.

"Saya tidak papa kok Tuan," jawabnya mencoba untuk tenang.

Tiba-tiba suara petir terdengar dengan sangat keras, serasa menyambar kearah mereka. 

"Aaaa!" Anna sontak berteriak sambil mentup wajahnya dan menunduk.

Haziq langsung menghentikan mobilnya. "Kamu tidak apa-apa An?" tanya Haziq.

Nafasnya terengah-engah karena ketakutan. "Tuan, kita berhenti dulu disini boleh?" tanya Anna bangun dari tundukan dan menatap Haziq.

"Boleh lah. Kita nggak bisa lanjutin juga, terlalu bahaya jika kita melanjutkan perjalanan. Kamu tenang dulu ya? Pejamkan saja mata kamu." Haziq mencoba menenangkannya."

 "Saya minta maaf Tuan, sebab saya selalu ngerepotin Tuan," ucapnya.

Haziq menatapnya sambil menghelakan nafas. "Kamu kenapa sih, selalu saja minta maaf? Aku anterin kamu ini bukan terpaksa, tapi memang aku sendiri yang mau," jelas Haziq.

"Saya merasa segan, karena selalu susahkan Tuan," jawab Anna menundukkan kepalanya.

"Kalau kamu pulang sendirian malah aku yang susah. Mulai sekarang, Kamu jangan lagi naik grab sendirian!" pinta Haziq terlihat khawatir.

"Hauh." Anna merasa aneh dengan ucapan Haziq yang perhatian. "Baik Tuan," jawabnya.

Hujannya masih sangat deras. Melihat Anna kedinginan, Haziq melihat kearah super market yang berada diseberang jalan. "Oh ya, kamu tunggu dulu disini ya? Aku mau beli kopi hangat di super market itu.

Anna hanya mengangguk sambil mengusap kedua telapak tangannya karena dingin.

Haziq berjalan menggunakan payung menuju super market.

Anna menatap Haziq. "Kok dia santai banget ngomong sama aku ya?" heran Anna yang merasa aneh dengan tingkah Haziq.

*** 

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang