🐞Bab Sembilan |Manager|🐞

29 8 1
                                    

Anna merawat ibunya satu minggu lamanya. Selama itulah Anna izin tidak masuk kerja. Staf di lantai tujuh memprotesnya, karena Anna belum menyelesaikan desain yang diperlukan perusahaan untuk rapat besok. Desain yang menjadi tugas Anna tertunda Karena ia merawat ibunya.

"Aku harus menyelesaikan malam ini juga, dan aku harus kirim desain ini tepat waktu pada Tuan Haziq," bisiknya dalam hati. Ia menyemangati dirinya sendiri.

Anna mendesain konsep gaun pernikahan sebagai konsepnya pada rapat besok. Ia menggambar gaun itu dengan sangat teliti. Ia berulang kali mencobanya, tapi terlihat tidak memuaskan bagi dirinya sendiri. Banyak lembaran tergeletak di lantai yang sudah ia buang. Anna terlihat sangat kelelahan, tapi ia harus menyelesaikan pekerjaannya itu.

"Aku tidak akan menyerah! Ini adalah impianku untuk menjadi desainer yang hebat," ujarnya.

Ia meletakkan pensilnya. "Huff!! Akhirnya aku menyelesaikan semuanya." Ia membaringkan badannya ke kasur.

Tempat tidur Anna terlihat sangat berantakan, lembaran kertas yang ia remas-remas sangat berserakan di lantai. Di sisi lain kamarnya bersih dan tertata rapi.

"Aku sangat lelah ...." memejamkan matanya.

Layar laptop yang masih menyala di atas meja kamar Emran. Klek! suara Email masuk dari Anna yang sudah mengirim konsep desainnya pada Haziq.

Haziq yang tertidur karena kelelahan bekerja sepanjang malam, ia tidak melihat Email yang baru dikirim oleh Anna.
***
Keesokan harinya. Anna bersiap-siap untuk berangkat kerja, setelah satu minggu ia cuti karena menjaga ibunya. Anna memakai baju kantoran yang begitu cocok ditubuhnya. Lalu, Anna menghampiri ibu Sri yang sedang duduk teras rumah dengan menyantap teh dan kue yang disediakan oleh Anna. Tetapi, ibu Sri masih terlihat lemas.

"Ma. An pergi kerja dulu ya?!" Ia menyalami ibunya.

Ibu Sri hanya terdiam tanpa menatap Anna. "Apa kamu mau, kalau mama suruh kamu berhenti kerja di perusahaan itu?" tanya ibu Sri tanpa senyum dan terlihat sangat serius.

"Hauh! Berhenti kerja?!" Anna sangat terkejut atas permintaan ibunya itu. "Kenapa ma? Apa perusahaan itu kurang bagus kinerjanya, atau gimana?" tanya Anna.

"Mama hanya minta kamu berhenti dari perusahaan itu, boleh atau tidak?" tanya ibu Sri sambil menatapnya.

"Ma. An nggak bisa keluar seenaknya saja dari perusahaan, apalagi An belum sampai setahun bekerja disana," terang Anna dengan lembut dan ia juga merasa khawatir dengan permintaan ibu Sri.

Sekarang ia menatap Anna dengan serius. "Mama nggak mau kamu dekat sama lelaki yang bernama Malandre itu!" tegas ibu Sri.

"Kenapa? Tapi Anna nggak dekat sama dia ma. Anna dan tuan Haziq hanya sebatas bawahan dan atasan saja," jelasnya.

"Jadi kamu nggak mau berhenti?" tanya ibu Sri lagi.

"Ma. Mama tau kan Anna ingin menjadi desainer yang sukses? Anna kepingin cita-cita Anna ini tercapai." Anna terlihat sangat sedih.

"Oke. Kalau kamu memang menginginkannya. Tapi ingat, kalau kamu suka terhadap lelaki itu, dari awal mama bilang, mama nggak akan pernah setuju!" jawab ibu Sri lantang.

"Ma!" panggilnya dengan wajah sedih.

"Kamu pergi aja. Semoga cita-cita kamu tercapai." doakan ibu Sri.

Anna pun pergi dengan berat hati. Ia memandu mobilnya sambil melambai tangan kearah ibu Sri. "An pergi ya ma!" teriaknya.

Ibu Sri memaling tatapannya kearah lain tanpa melambaikan tangannya kembali kepada Anna.. Tak lama kemudian Sasha sampai ke rumah Anna dengan membawa buah-buahan untuk Ibu Sri.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang