🐞Bab Tiga |CEO|🐞

76 17 4
                                    

Sudah dua bulan, Anna bekerja di salah satu Perusahaan pembuat pakaian terbesar di salah satu kotanya. Bekerja di perusahaan seperti itu, ia harus berpakaian dengan rapi dan modis. Ia bekerja dengan giat dan mendapatkan posisi yang lumayan baginya yang baru saja lulu. Menjadi desainer membutuhkan ide yang menarik dan sesuai dengan zaman modren sekarang ini. Karena Anna sosok gadis yang cerdas dan pandai melukis, ia mengembangkan bakatnya dengan sempurna, walaupun di mata karyawan lainnya, Anna adalah seorang karyawan baru yang belagak dan sok pintar. Tapi, Anna terus bersikap santai dan profesional dalam pekerjaannya.

Anna keluar dari pintu rumahnya. Anna memakai setelan jaz kantoran berwarna cream. Anna terlihat begitu cantik dengan rambut panjangnya itu.

Anna terlihat begitu terburu-buru dan berlari menuju pintu keluar rumah.

"Ma! Anna pergi kerja dulu ya!?" pamit Anna sambil berteriak di depan pintu.

"Iya, hati-hati!" teriak Ibu Sri yang masih berada di dapur.

Beberapa saat kemudian, Anna tiba di kantor. Ia langsung memasuki lift. Saat lift hampir tertutup, tiba-tiba liftnya dihalang oleh tangan seseorang. Seorang lelaki yang memakai setelan jas kantoran berwarna hitam, wajahnya tertutupi dengan berkas di tangannya, sepertinya ia sedang membaca berkas itu.

Anna berdiri di belakang lelaki itu. "Dia bisa jalan dengan matanya yang di tutup begitu?" gumam Anna menatap lelaki itu dengan heran.

Tidak lama kemudian, laki-laki itu memindahkan berkas yang menutupi wajahnya, ternyata Haziq. Tatapannya sangat serius melihat berkas yang dipegangnya. Anna hanya terdiam tanpa bersuara sedikit pun. Tetapi, Anna kurang nyaman berada dalam lift dengan lelaki yang tidak ia kenal, bahkan lelaki itu tidak bersuara sedikit pun.

Akhirnya lift berhenti di lantai enam. Haziq menutup berkasnya dan keluar lebih dulu dari Anna. Sepertinya Haziq tidak melihat Anna yang ada di belakangnya. Anna pun berjalan ke arah yang sama dengan Haziq.

"Tuan?" sapa seorang wanita bernama Siska, Asisitennya. Haziq hanya tersenyum tipis ke arah Siska.

Haziq masuk bersama Siska asistennya ke dalam ruangan Bos. Asisten Haziq kelihatannya sedang hamil tua. Siska terus mengikuti Haziq dengan membawa beberapa berkas di tangannya.

Anna langsung menuju meja kerjanya yang berhadapan dengan ruangan Bos. Karyawan-karyawan wanita lainnya menatap Haziq dengan gembira.

"Eh-eh tau gak? Itu anak Tuan Malandre loh. Sekarang dia menggantikan Papinya sebagai CEO," ujar seorang staf wanita, bernama Dina yang terlihat suka melihat ketampanan Haziq.

"Ganteng banget Din! Katanya, dia baru pulang dari London ya?" tanya karyawan yang lain.

"Iya. Minggu lalu dia baru kembali ke tanah air," jawab Dina.

"Berarti dia keturunan Malandre juga dong? Wah, bikin merinding kalau dengar nama Malandre," kata salah satu karyawan yang lain dengan takjub.

"Kenapa?" tanya Dina.

"Soalnya keluarga Malandre kaya melintir dan sangat berpengaruh," kata karyawan itu lagi sambil melanjutkan pekerjaannya lagi.

Dina adalah karyawan terbaik di perusahaan Malandre. Tetapi dia terlihat sangat sombong, berpakaian seksi dan selalu bertentangan dengan Anna.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang