"Haz!" panggil Zaki.
Haziq sedang memeriksa instgram busana terbaru perusahaan. Haziq meletakkan telunjuk dibibirnya untuk menyuruh Zaki tidak berisik. "Lo bisa nggak kecilin volume lo!" tegur Haziq.
"Maaf-maaf. Soalnya gua buru-buru mau kasih tau berita penting buat lo," ujar Haziq.
"Selalu berita penting. Ujung-ujungnya hoaks," sahut Haziq
"Kali ini gua yang bercanda Haz," sahut Zaki serius.
"Emang apa beritanya?" tanya Haziq santai sembari melihat busana-busana yang telah di publish oleh berbagai desainer dunia.
"Aku tadi ketemu sama Sasha," ungkap Zaki.
"Sasha!?" sontak Haziq terkejut.
"Iya, Sasha. Tadi aku nggak sengaja ketemu sama dia di super market. Begitu dia lihat aku, dia langsung melarikan diri," jelas Zaki.
"Trus lo nggak kejar dia, atau ada ..."
"No. Dia sendirian di super market itu. Aku kejar dia sampai ke rumah sakit kota. Karena jalannya sangat macet, aku kehilangan jejak dia. Tapi, kali ini aku yakin, aku lihat dia kerumah sakit kota itu," jelas Zaki lagi.
"Kamu benar-benar nggak salah lihat?" tanya Haziq lagi yang masih ragu.
"Aku benar-benar yakin, kalau itu Sasha." Zaki terlihat sangat serius.
Haziq terdiam dan termenung setelah mendengar berita tentang keberadaan Sasha. Berita itu menjadi salah satu petunjuk yang benar untuk bisa bertemu dengan Anna kembali.
***
Keesokan paginya, Anna terlihat masih tertidur di atas kasur kamarnya. Ia menyelimuti setengah badannya dan tidur dalam keadaan terlentang. Wajahnya terlihat sangat pucat dan berkeringat. Lalu, Mam Ji membuka pintu kamarnya. "An, bangun. Kamu nggak pergi kebutik? Sasha dan Sean udah nunggu di bawah tu," ujar Mam Ji menghampirinya ke kasur.
Rutinitas Anna setiap hari adalah membuat gaun pengantin di butiknya sendiri bersama Sasha dan Sean.
Mam Ji melihat wajah Anna yang pucat, penuh dengan keringat. "An? Kamu kenapa?" tanya Mam Ji khawatir berusaha membangunkannya. "An? An? An!" Mam Ji memanggilnya berulang kali.
"Haziq," gumam Anna.
Mam Ji terlihat sangat khawatir, ia berlari kearah pintu. "Sasha!?" teriak Mam Ji memanggil Sasha diruang tamu yang asyik ngobrol dengan Sean.
Sontak Sasha dan Sean sangat terkejut, mereka langsung berlari kekamar Anna. Sasha dan Sean berusaha membangunkan Anna, tapi Anna tidak meresponnya sama sekali. Akhirnya, Sasha menelpon Dokter Davit.
***
Haziq menghampiri Mami Maria yang sedang menyuapi Tuan Malandre sarapan di ruang makan. "Mi, biar Haziq yang suapi papi," pinta Haziq.
Mami Maria tersenyum dan memberikan piring makan yang berisikan bubur kepada Haziq. "Papi makan yang banyak ya." Haziq menyuapi Tuan Malandre.
Tuan Malandre terlihat sangat bahagia melihat Haziq begitu perhatian dengannya. "An-na, A-p-a Ka-mu su-da-h ... bb-er-te-mu de-ngan-nya?" tanya Tuan Malandre pada Haziq. Ia terlihat kekuwalahan saat berbicara.
Haziq melirik kearah Mami Maria. "Papi makan saja dulu ya? Nanti-nanti, papi boleh nanya," sahut Mami Maria yang kurang nyaman menanyakan tentang Anna.
"Nggak papa kok mi," sahut Haziq sembari mengembalikan piring makan pada Mami Maria. Kemudian, Haziq memegang tangan Tuan Malandre. "Pi. Haziq sama sekali belum tau dimana Anna berada. Haziq akan terus berusaha mencari dia," ucap Haziq. Haziq membuang nafas berat. "Walaupun ... mungkin kami tidak dipertemukan lagi, Haziq akan terus mencintai Anna sampai kapan pun," ungkap Haziq terlihat sedih. Tuan Malandre terlihat sangat sedih begitu pula dengan Mami Maria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Cinta (Complete)
Misterio / SuspensoMenjadi sosok anak yang menyimpan dendam terhadap sang ayah, karena telah meninggalkannya sejak dari kecil. Anna juga harus bekerja keras demi merawat Ibunya yang sedang sakit. **** Saat ia menjalin hubungan asrama dengan Haziq, seorang pria kaya ra...