🐞Bab Satu |Lulus|🐞

118 17 7
                                    

*16 tahun kemudian*

Anna menjadi sosok wanita dewasa yang berumur 23 tahun. Terlihat dari belakang postur tubuhnya, Anna memiliki tubuh yang langsing, dan tinggi. Sekarang ia sudah menjadi Mahasiswi semester terakhir di salah satu Universitas terbaik di kotanya.

Anna terus berjalan di koridor kampus serta melewati Mahasiswa-Mahasiswi yang sedang berkumpul. Lalu ia memasuki ruangan di sebelah kirinya. Ia menduduki kursi kedua yang jauh dengan Mahasiswa-Mahasiswi lainnya. Tatapannya sekarang tertuju ke depan.

Wah, sosoknya begitu cantik, putih bersih, berambut panjang, dan memiliki bulu mata yang tebal panjang.

Tiba-tiba seorang gadis bermata sipit, tinggi, berambut pendek, berlari ke arahnya begitu cepat.

"Anna!" teriak gadis itu dan memegang kedua tangannya.

"Kamu kenapa?" tanya Anna.

Ngomong-ngomong nama gadis itu adalah Jia Li Sasha, dia berasal dari keturunan Tionghoa.

Sasha mengontrol napasnya dengan tenang, kemudian ia berbicara.

"An, kamu bantuin aku dong," pintanya.

Anna masih tidak mengerti dengan tingkah laku sahabatnya itu. Kemudian Anna menyuruh Sasha duduk di sampingnya.

"Kamu kenapa sih? Sakit ya?" tanya Anna. Ia memegang kening Sasha. "Atau lagi patah hati?" candanya.

Aku serius ini, An. Skripsi aku ditolak lagi sama dosen," ungkapnya. Kedua tangannya menempel. "Please, bantuin aku."

Anna hanya tersenyum dan membuka buku catatannya.

"Oke, aku bantu. Tapi aku gak bisa bantu banyak loh, soalnya aku juga lagi ngejar Skripsi. Jadi, jangan buru-buru nyelesain kalau kamu nggak sanggup." Anna menepuk punggung tangan Sahsa dua kali yang bermaksud untuk menyemangatinya.

Ekspresi wajah Sasha muram sambil memajukan bibir bawahnya ke depan, bermaksud dia tengah sedih tetapi terlihat imut.

"Aku 'kan ke pengen lulus barengan sama kamu, An." Shasa terlihat sedih.

Anna memeluk dan menepuk bahu Sasha dengan lembut. "Tenang saja, kamu pasti lulus."

Hari menunjukkan pukul 08:15 WIB, akhirnya dosen masuk ruangan.

"Selamat pagi semua!" ucap Pak Hambali.
Nama Pak Hambali tertulis di tag bad yang ada di atas kantong baju sebelah kirinya.

"Pagi pak!" jawab Mahasiswa- Mahasiswi. 

"Hari ini menjadi kelas yang terakhir bagi Mahasiswi yang lulus tahun ini, selamat untuk kalian terutama Anna Raehana!" ucap Bapak Hambali. Pak Hambali dan Mahasiswa-Mahasiswi tepuk tangan untuk Anna. "Sebab ia Mahasiswi satu-satunya yang lulus dan juga menjadi lulusan terbaik," seru pak Hambali.

Anna langsung berdiri dan tersenyum.
"Terima Kasih," ucapnya.

Anna adalah gadis yang sangat cerdas, ia selalu mendapatkan prestasi mulai dari sekolah menengah, sampai kuliah prestasinya tak pernah hilang, selalu ia pertahankan. Anna selalu mendapatkan penghargaan dari pihak kampus, kuliahnya pun mendapatkan Beasiswa.

Satu jam kemudian, kelas berakhir. Anna dan Sasha keluar dari ruangan.

"An, selamat ya. Aku turut bahagia atas kelulusan kamu. Walaupun aku nggak ikut lulus, tapi aku bangga sama kamu, karena kamu bisa raih nilai paling terbaik," puji Sasha.

"Makasih bebi," ucapnya. Ia memeluk  Sasha. "Aku doakan kamu lulus tahun depan," ucap Anna.

Anna sangat bahagia, tak henti-henti ia tersenyum dan mengucap syukur. Ia segera pulang dan memberitahukan kelulusannya pada Ibu Sri.

"Mama!" panngilnya sambil berlari..

Ibu Sri membuka pintu dengan buru-buru, saat mendengarkan suara Anna dari kejauhan.
"Anna, kenapa?" tanya Ibu Sri.

Ibu Sri masih tetap cantik walaupun terlihat sudah berumur. Wajahnya Anna mirip sekali dengan Ibu Sri yang mempunyai bulu mata yang tebal panjang, usia Sri terlihat sudah menginjak 44 tahun.

"Anna lulus Ma, dan Alhamdulillah Anna mendapatkan prestasi yang memuaskan," kata Anna terlihat bahagia.

"Alhamdulillah, Mama bangga sama kamu An," ucap Ibu Sri.

"Anna juga di tawarkan pekerjaan di salah satu perusahaan desain pakaian yang sangat terkenal di kota kita," kata Anna lagi.

"Oh ya?" 

"Iya Ma,"

"Alhamdulillah," ucap Ibu Sri lagi. 

Anna dan ibu Sri  saling berpelukan dan tersenyum bahagia.

***
"Kapan?" tanya wanita paruh baya melalui ponselnya.

Wanita paruh baya itu duduk di kursi santai dekat dengan kolam berenang rumahnya yang terlihat sangat mewah dan megah.

"Insyaallah bulan depan Mi," jawab seseorang lelaki di seberang ponselnya. Terdengarnya seperti suara laki-laki yang berasal dari ponselnya.

"Ingat! Jangan berani bohong lagi sama Mami. Kalau kamu ketahuan bohong, kamu nggak usah anggap Mami ... Mami kamu lagi. Dengar!" ancam wanita itu.
Ia langsung menutup teleponnya yang terlihat sangat marah.

Mami Maria, Dia seorang Nyonya dari keluarga Malandre, istri dari Tuan Irsyad Malandre. Tuan Malandre seorang pengusaha kaya raya yang mempunyai banyak perusahaan besar, salah satunya Perusahaan Pendesain Pakaian yang ada di kota mereka. Saat Mami Maria menelpon anak lelakinya yang tinggal di London, Tuan Malandre datang menghampiri Mami Maria.

"Kenapa? Dia nggak mau pulang lagi?" tanya Tuan Malandre sambil duduk didekat Mami Maria.

Katanya, "dia akan pulang bulan depan." Mami menaruh ponselnya di atas meja.

"Kali ini Papi nggak mau tau, dia harus pulang tahun ini juga!" perintah Tuan Malandre tegas dan terlihat sangat dingin.

"Iya Pi. Nanti Mami akan ingatin dia lagi," jawab Mami Maria tanpa melawan perintah suaminya.

♧♧♧

Senin, 20 April 2020

Penulis

Lia Mauliza

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang