🐞Bab Dua Puluh Sembilan|Ditangkap polisi|🐞

22 6 0
                                    

Polisi sudah berada tepat diluar gudang, dan menunggu sinyal dari Haziq. Jika pelacak di jam tangan Anna sudah di tekan, maka polisi akan segera bergerak maju menyelamatkan mereka dari kejahatan Sean dan Nyonya Hani.

Di sisi lain, kondisi Nyonya Hani dan ke empat pengawalnya sudah tidak sadarkan diri, dan tergeletak di lantai.

Saat Haziq terjatuh ke pangkuan Anna. Sean malah merncoba mengikat Haziq bersama Anna. Sean memasukkan pistolnya kembali ke dalam bajunya. Lalu, ia mencari seutas tali yang lain untuk mengikat Haziq.

"Tunggu saja. Aku akan mengakhiri kisah kalian dengan kebahagiaan!" cetus Sean.

"Haziq! Haziq aku mohon, kamu bangun!" pinta Anna ketakutan.

"A-ku nggak papa An. Ka-mu jangan nangis. Sekarang  kamu coba ulurkan waktu sampai polisi datang," bisik Haziq sambil menahan sakit.

Anna mencoba menenangkan dirinya. "Sean, kita berdua sama-sama kehilangan orang tua. Jadi, kita harus menerima takdir Tuhan dan coba memulai hidup yang baru," kata Anna mencoba menenangkan Sean.

"Apa!? Sama-sama kehilangan orang tua. Kamu tau? Kalau bukan aku yang tabrak kalian dengan truk, mungkin mama kamu masih hidup sampai sekarang, dan kamu nggak akan lumpuh. Kalau bukan aku yang hasut Tante Hani untuk bunuh suaminya, mungkin papa kamu masih hidup!" ungkap Sean tentang kejahatan masalalunya. "Aku nggak akan tinggal diam. Aku akan buat kalian menderita, seperti penderitaan yang pernah aku rasakan sejak dari kecil!" cetus Sean lagi.

Anna sangat terkejut dengan pengakuan Sean. "Sean! Kamu dalang dari semua ini?"

"Iya. Aku lah dalangnya. Kenapa? Sekarang kamu menderita kan? Sejak aku kecil, aku berjuang hidup sendirian. Aku di buang sama kakek tua itu, aku hidup seperti gelandangan dan tak pernah di hargai sama sekali!" keluh Sean lagi dengan tatapan sinis.

Disisi lain, Haziq mencoba meraba jam tangan Anna dan menekan pelacak agar polisi bisa bergerak menyelamatkan mereka. Karena polisi sudah siap bergerak maju, mereka diam-diam masuk ke dalam gudang tanpa sepengetahuan Sean. Beberapa polisi berjalan pelan-pelan dan bersembunyi di balik tembok di belakang Sean.

Saat Anna mendengar pengakuan Sean, Anna  sangat marah dan geram dengan perbuatan jahatnya.
"Pembunuh! Kamu pembunuh Sean! Aku akan pernah maafkan kamu! Dan aku berharap kamu mendapatkan hukuman yang setimpal karena kejahatan kamu itu!" teriak Anna mengutuk Sean.

"Aku nggak butuh permintaan maaf kamu. Sebaliknnya kamu lah yang harus minta maaf padaku!" balas Sean.

"Aku nggak sudi minta maaf pada binatang seperti kamu!" cetus Anna yang sudah membenci Sean.

Sean terlihat sangat marah saat mendengar Anna memanggilnya binatang. "Hey perempuan! Beraninya kau panggil aku binatang!" marah Sean.

"Iya, kamu memang binatang!" sahut Anna lagi sangat geram.

Sean terlihat sangat menggila saat mendengar perkataan kasar Anna lagi. Ia langsung mengeluarkan pistolnya dan ingin menembak Anna. Karena Haziq masih sadarkan diri, Haziq malah bangun dan memeluk Anna erat. "Thaarr!" Dan, sekali lagi Haziq terkena tembakan peluru Sean.

"Haziq! Haziq!" teriak Anna sambil menangis.

Polisi langsung bergerak dan menembak dari belakang kedua lutut Sean. "Thaar! Thaar!" Sean sangat terkejut dan tidak menyangka, bahwa polisi sudah berada di dalam gudang itu. Sean ingin menembak ke arah Anna lagi, tapi polisi di sisi lain, menembak lengan Sean sekali lagi. "Thaar!" Dan akhirnya, pistol Sean terjatuh ke lantai, begitu dengan dirinya yang tak bisa melarikan diri.

Sasha, Zizi, Davit, dan Zaki, berlari menyelamatkan Anna dan Haziq. 

"Abang!" teriak Zizi sambil menangis. Zizi langsung memangku Haziq di pangkuannya. "Abang! Abang bangun!" pinta Zizi meringgis.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang