🐞Bab Dua Puluh Delapan |Sandiwara|🐞

19 6 1
                                    

Haziq terus mengemudi mengikuti jalan dengan kecepatan tinggi. Perasaan Haziq saat ini terus terlihat cemas dan khawatir  memgingat Anna yang belum bisa ia temukan. Lalu, Haziq memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dengan penuh kemaraha terhadao dirinya sendiri, yang tak bisa melindungi Anna dengan baik.

"Akhirnya, apa yang aku takutkan pun terjadi. Aaaa!" teriak Haziq mengeluh tentang hidupnya yang terus di landa musibah.

Lalu, Haziq tersadar dan menenangkan dirinya dengan menarik nafas dan membuangnya dengan pelan.

"Aku harus tetap tenang. Aku akan selamatkan istriku, apapun yang terjadi," ujar Haziq.

Ia terdiam sejenak sembari memikirkan cara untuk menemukan Anna. Akhirnya, ia teringat sesuatu yang bisa menjadi solusi dari permasalahannya. Kemudian, ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pelacak lokasi yang sudah dia sambungkam ke kantor polisi. Haziq segera menganktifkan lokasi dimana Anna berada.

Pelacak lokasi itu, Haziq menaruhnya di jam tangan Anna tanpa sepengetahuannya. Jam tangan itu Haziq memberikannya sebagai hadiah saat mereka sedang Honey Moon keluar negeri.

"Aku pasti akan menyelamatkanmu An," pungkas Haziq.

***
Sekarang jam tangan Anna sudah di aktifkan. Anna memakai jam itu di tangan kirinya yang sekarang masih dalam keadaan terikat.

"Sean!?" sergah Anna yang tidak pernah menyangka, bahwa Sean selama ini bersandiwara di depannya.

"Gimana? Kamu sudah kenal siapa aku sekarang?" tanya Sean lagi.

"Kok bisa. E, kenapa kamu jadi begini?" tanya Anna yang belum bisa mempercayainya.

"Aku memang seperti ini. Ini aku yang asli!" ungkap Sean sangat dingin.

"E, kamu pasti bohong kan?" tanya Anna lagi.

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku jijik dengan sok kenal kamu!" cela Sean.

Lagi-lagi Anna terkejut dengan Sean, saat Sean pertama kalinya berteriak kepadanya.

Anna menatap Nyonya Hani sinis. "E, kamu pasti dia ancan sama Tante Hani, kan?" tanya Anna.

"Enak aja. Aku nggak pernah mengancam siapa pun, apalagi dia. Lelaki jahat!" kata Nyonya Hani mengunggkapkan Sean adalah orang yang sangat kejam.

"Apa kata-kata Tante itu tidak kejam?" tanya Sean terlihat kesal.

"Sorry," ucap Nyonya Hani sambil duduk di kursi lainnya.

Sean pun berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Anna.

"Aku ini bukan Sean yang sepeti kamu kenal," ungkapnya belum jelas.

"Maksud kamu apa? Terus, kamu siapa?" tanya Anna.

"Aku Sean," jawabnya.

"E, aku mohon. Kamu jangan jadi sperti ini," pinta Anna memohon agar Sean sadar.

"Aku sudah bilang jangan panggil aku E lagi!!!!" teriak Sean sangat keras dan membuat Anna takut.

Sean mengkasari Anna dengan menjambak rambut Anna yang panjang itu.

"Aaaa!" teriak Anna.

Nyonya Hani hanya melihat sambil tersenyum.

"Aku sudah bilang, jangan sebut nama itu lagi! suruhnya.

"Apa salahku Sean? Jadi, selama ini kamu bersandiwara di depanku!?" tanya Anna sambil menahan sakit.

Akhirnya Sean melepaskan rambut Anna.
"Iya. Aku membohongi kamu, wanita bodoh!" hina Sean.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang