🐞Bab Sembilan Belas | Suka Duka|🐞

25 8 0
                                    

Keesokan harinya, Tuan Tsarawat mengunjungi Anna dengan membawa satu buket bunga mawar putih untuk Anna. "Bunga ini kesukaan Anna om," ujar Haziq.

"Iya, Om tau. Dari kecil dia sangat menyukai bunga mawar berwarna putih." jawab Tuan Tsarawat sembari menaruh bunga itu didekat Anna. Lalu Tuan Tsarawat mengelus kepala Anna dengan lembut yang terbalut dengan perban. "An, papa harap kamu cepat sadar," ucap Tuan Tsarawat mencium kening Anna dengan meneteskan air mata.

"Om?" panggil Haziq yang terkejut mendengar Tuan Tsarawat memanggil dirinya dengan sebutan papa. Tuan Tsarawat dan Haziq saling menatap. 

"Sepertinya om tidak harus menjelaskan panjang lebar, pastinya kamu sudah bisa menebaknya sendiri," ujar Tuan Tsarawat.

***

"Sha! Kamu mau makan apalagi, aku bisa pesan buat kamu?" tanya Zaki pada Sasha yang sedang sarapan bersama disalah satu kafe yang dekat dengan rumah sakit.

"Nggak usah, ini aja aku udah kenyang banget. Makasih loh, Zak," ucap Sasha.

Zaki tersenyum. "Sama-sama," balas Zaki.

***

Angel menghampiri Tuan Tsarawat yang baru saja pulang dari kantor. "Pa! Kenapa papa baru pulang sekarang?" tanya Angel.

"Papa ada meeting," jawab Tuan Tsarawat lesu.

"Meeting!? Papa bohong!" tuduh Angel.

"Papa nggak bohong Angel!" elak Tuan Tsarawat.

"Pa!" teriak Angel dan membuat Tuan Tsarawat terkejut. "Kenapa semua orang nggak ada yang peduliin Angel? Papa, Mama, bahkan Haziq. Kenapa kalian selalu abaikan Angel, why!?" tanya Angel marah.

"Angel, Papa lagi capek. Papa nggak ada waktu berdebat sama kamu, oke!?" elak Tuan Tsa ingin beranjak pergi menuju kamar.

"Ooh ... oke." Angel terlihat marah. "Siapa Anna dan Sri Fanya dalam hidup papa!?" tanya Angel geram.

Langkah Tuan Tsa terhenti, terkejut mendengar pertanyaan putrinya itu. "Maksud kamu?" tanya Tuan Tsarawat masih tak menyangka Angel akan mengetahuinya.

"Papa jangan pura-pura bodoh. Kenapa papa menangis saat mamanya Anna meninggal? Angel nggak bodoh pa! Seluruh dunia pun tau, kalau papa punya hubungan khusus dengan mereka!" tuduh Angel dengan kasar.

"Angel! Kamu jangan kurang ajar ya sama papa. Papa nggak pernah didik kamu berkata kasar seperti ini. Jadi, jangan pernah interogasi papa disini!" tegur Tuan Tsa dan pergi menuju kamarnya.

Angel terlihat sangat marah dan murka. "Lihat saja pa ... Angel akan cari tau semua kebenarannya. Dan saat itu pula, papa akan menyesal seumur hidup!" gumamnya sangat marah

*** 

Dua hari kemudian Anna belum juga sadarkan diri. Anna belum juga menunjukkan respon sam sekali. Haziq begitu mengkhawatirkan Anna. 

"Dok, kenapa tunangan saya belum sadar juga!?" tanya Haziq sedikit marah.

"Sabar pak, pasien ini mengalami pendarahan otak. Walaupun otaknya sudah berjalan dengan baik, tapi pasien ini membutuhkan waktu sedikit lama agar dia bisa sadar, semoga saat dia sadar dia tidak mengalami amnesia," jelas dokter.

"Amnesia!?" tanya Haziq yang membuatnya terkejut.

"Iya," jawab dokter singkat. Dokter pergi dari hadapan Haziq. Haziq terdiam sampai tangan gemetar mendengar penjelasan dari dokter yang membuatnya begitu syok.

"Haz!" panggil Mami Maria yang berjalan menghampirinya bersama Nenek Aini.

Haziq membalikkan badannya tanpa menjawab sahutan Mami Maria. Wajah Haziq terlihat sangat pucat.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang