🐞Bab Tiga Belas |Saling Bertegur Sapa|🐞

29 8 1
                                    

Sudah tersedia sarapan pagi dengan menu nasi liwet buatan Mama Ema. "Wah! Mam Ji tau aja Anna lagi doyan Nasi liwet." Melihat makan penuh diatas meja.

"Kali ini, aku yang masak," jawab Sasha.

"Benaran ini kamu yang masak?" tanya Anna sambil menaruh piring diatas meja makan.

"Beneran dong," jawab Sasha.

Disisi lain, Ibu Sri dan mama Ema sedang berjalan bergandengan menuju meja makan. "Kok tadi kamu teriak sih?" tanya Ibu Sri.

"Ah, itu ... ada anjing tentang kejar aku," jawabnya mencari alasan. Sebenarnya Mama Ema dan Sasha mendengar saat Anna dimarahi oleh Ibu Sri. Mama Ema langsung berteriak, agar Anna tidak dimarahi lagi. Saat Sasha dan Mama Ema datang, rumah Anna dan Ibu Sri menjadi lebih seru dan menyenangkan.

Mereka sarapan pagi bersama. 

"Enak banget mam," puji Anna.

Mama Ema tersenyum lalu, tiba-tiba berubah menjadi judes. "Kamu pulang sama siapa tadi malam?!" tanya Mama Ema dengan judes.

Mama Ema adalah ibu kandung dari Sasha. Sosoknya begitu disegani orang, ia seorang pengusaha kosmetik yang kaya raya. Mama Ema sangat menyayangi Anna dan Ibu Sri. Mereka sudah menjadi bagian dari keluarga besar sejak Anna dan Sasha masih kecil.

Anna terkejut sekaligus tersendak. Ia menepuk dadanya sambil melihat ke arah Sasha. Ia dengan segera minum air. "An ... An dianterin sama bos An," jawabnya.

 "Ganteng nggak bos kamu?" tanya Mama Ema tiba-tiba tersenyum.

"Hauh?!" tanya Anna terkejut.

"Iya, ganteng nggak?" tanya Mama Ema lagi.

"Mba?!" tegur Ibu Sri.

"Udah, kamu diam aja dulu. Kalau ganteng nggak papa An, Mam Ji setuju kalau dia suka sama kamu," jelasnya.

"Mba?!" tegur Ibu Sri lagi.

"Bawa dia kerumah?!" suruh Mama Ema tiba-tiba.

"Hauh!" seru Anna, Ibu Sri dan Sasha terkejut mendengar ucapan Mama Ema.

"Mba?  Aku tidak akan setuju kalau lelaki itu dengan Anna," tolak Ibu Sri.

Anna dan Sasha saling menatap.

"Sri, kamu belum tau siapa lelaki itu. Kamu juga belum tau bagaimana sifat dia sebenarnya. Tidak salah kan? Kalau kita suruh laki-laki itu untuk berkenalan dulu dengan Anna," bujuknya.

"Aku nggak setuju," potong Ibu Sri.

"Mam Ji setuju,"

"Mama nggak setuju!"

"Mam Ji setuju Anna,"

"An, mama nggak sejutu,"

"Mam Ji setuju, kamu pacaran aja,"

"Mama ..."

"Mama, Mam Ji. Stop!!" teriak Anna yang pusing mendengar perdebatan Ibu Sri dengan mama Ema. "Anna sama sekali nggak dekat dengan bos Anna itu! Jadi, Mama dengan Mam Ji jangan berantem gara-gara lelaki yang mungkin nggak pernah suka sama Anna. Mama benar Mam Ji, Bos kaya raya seperti dia, nggak mungkin suka sama Anna," terang Anna dengan geram. 

"Emangnya kenapa? Apa kurangnya kamu? Kamu cantik, tinggi, putih, berprestasi, apalagi? Hauh?!" puji Mam Ji.

"Udah lah mam, Anna nggak mau mikir terlalu jauh. Yang terpenting Anna kerja, buka usaha baju sendiri, dan bahagia dengan kalian semua," jelas sambil tersenyum ke arah Ibu Sri.

"Trus, kamu nggak mau nikah?" tanya Sasha.

"Ya ... ya mau lah, masak nggak mau sih. Tapi nanti, setelah aku berhasil," jawab Anna.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang