🐞Bab Delapan |Tidak Disukai|🐞

32 9 0
                                    

"Dia ... Haziq Alqhifari Malandre Ma, atasan Anna" jawab Anna.

Ibu Sri mengerutkan keningnya dengan wajah yang pucat. "Malandre ... Tsa?!"

"Kenapa Ma?" tanya Anna khawatir.

"Kamu dekat dengan atasan kamu itu?" tanya Ibu Sri.

"Biasa-biasa aja sih Ma. Kenapa?" tanya Anna penasaran.

"Mama cuma nanyak aja. Tapi ... ada baiknya kamu jauhi dia deh," pinta ibu sri.

"Emangnya kenapa Ma?" tanya Anna lagi yang terasa aneh dengan tingkah ibunya.

Ibu Sri membayangkan kejadian silam saat berjumpa dengan sosok lelaki yang mengancamnya.

Flash back. "Jangan coba-coba kamu pengaruhi anak saya. Sekarang kamu pergi dari sini wanita gila!" teriak lelaki tua sambil mencekiknya.

"Mama nggak mau!" teriaknya membuat Anna sangat kaget.  Keadaan ibu Sri menjadi tidak tenang, matanya memerah, air matanya jatuh.

Apa sebenarnya yang terjadi pada Ibu Sri? Kenapa Ibu Sri menangis seperti tertekan, dan kenapa ia sepertinya tidak menyukai Haziq? Hanya Ibu Sri yang mengetahui kebenarannya. 

Beberapa menit kemudian setelah ditangani dokter Ibu Sri menjadi tenang.  

"Mama istirahat dulu ya. Supaya besok Mama udah bisa di bolehin pulang sama dokter." menidurkan Ibu Sri pelan-pelan ke ranjang dan menyelimutinya.

Saat Ibu Sri tertidur, Anna menuju sofa dan merebahkan tubuhnya yang terlihat sangat kelelahan. Ia memandangi Ibu Sri dari kejauhan dengan rasa khawatir. Lalu Anna melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 11:23 malam. Ia ingin memejamkan matanya sejenak, tetapi Anna tidak bisa tertidur. Lalu ia pergi ke kantin Rumah Sakit untuk mencari sedikit ketenangan dengan mendengarkan beberapa nyanyian Ibunya di ponsel yang sudah ia rekam. Ia semakin sedih dan takut, jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ibunya itu.

Keesokan harinya .. Anna sedang menyuapi Ibu Sri sarapan.

Tok-tok. Sasha membuka pintu ruangan VIP Ibu Sri.

Anna melihat ke arah pintu. "Sha?! Kirain siapa tadi," kata Anna.

Sasha tersenyum dengan memegang bekal di tangannya. "Kamu pikir aku someone spesial kamu ya? Emang dia udah pergi An?" tanya Sasha menyindir Anna.

"Siapa?"

"Haz ..."

"Sha, kok Mama kamu nggak datang?" potong Anna sambil memberi kode mata pada Sasha bahwa Anna tidak ingin Ibu Sri mengetahui tentang Haziq.

Sasha sangat paham dengan kode mata yang diberikan Anna. Lalu, Sasha menaruh buah tangan yang bawanya ke atas meja. "Ibu Sri ku sayang. Gimana keadaan Ibu sekarang? Ibu nggak papa kan? Ibu nggak luka kan?" Tanya Sasha bawel. Sasha mengerutkan mulutnya dengan kesal. "Kalau Sasha tau siapa yang jahat sama Ibu, Sasha nggak akan lepaskan dia begitu saja. Kesal kesal kesal!" kata Sasha dengan nada tinggi.

Anna dengan segera menyuruh Sasha diam. "Sha, ini rumah sakit," suruhnya dengan nada rendah.

"Oh." Sasha terkejut sambil menutup mulutnya dengan tangan. "Sorry," ucapnya.

"Ibu nggak papa Sha. Kalau udah membaik, Ibu besok udah boleh pulang," jawab Ibu Sri dengan suara yang masih lemas.

"Syukur lah. Tapi Sasha kesal aja, sekarang banyak sekali orang yang jahat. Bahkan mereka pura-pura baik dengan kita. Emang Ibu tau siapa yang pukul Ibu di pundak tadi malam?" tanya Sasha.

"Ibu nggak tau, sebab tadi malam lampunya mati," jawab Ibu Sri.

*** 

Haziq menuju meja makan dengan mata yang masih mengantuk. 

"Haz! Kenapa wajah kamu terlihat lelah. Kenapa?" tanya Mami Maria sambil sarapan bersama Papinya Tuan Malandre dan zizi.

"Abang habis pulang dari rumah sakit," sahut Zizi.

"Hauh! Kamu sakit Haz?" Mami berdiri dari tempat duduknya untuk memeriksa suhu badan Haziq. "Kok kamu nggak bilang sama Mami sih? "Kamu sakit apa? Jangan bikin Mami khawatir deh?" tanya mami Maria khawatir.

"Mami, Haz nggak sakit. Haz baik-baik aja," jawabnya.

"Kalau Haz nggak sakit, ngapain Haz ke rumah sakit?" tanya Mami lagi.

"Haz bawa Mama kawan Haz yang jatuh pingsan, itu saja," jawab Haziq

"Kawan apa kawan? Jangan-jangan pasangan kekasih," sahut Zizi lagi.

"Zizi. Kamu diam deh." tegur Haziq.

Zizi langsung terdiam.

"Kawan yang mana? tanya Mami.

"Mami nggak kenal juga kalau Haz bilang," jawab Haziq lagi.

"Udah mi, ayo makan? Papi ada janji hari ini dengan kawan," sahut Tuan Malandre.

"Lah, kawan yang mana lagi Pi?"tanya mami kebingungan.

"Nah, itu yang patut di pertanyakan Mi," sahut Haziq bercanda.

*** 

Malam pun tiba ..

 "Mama!" teriak Anna khawatir melihat Ibu Sri tia-tiba kejang-kejang.

Anna yang merasa takut akan terjadi sesuatu pada Ibunya. Ia segera menekan tombol darurat untuk meminta bantuan pada Dokter. Tak lama kemudian Dokter pun tiba. Anna menjelaskan kepada Dokter tentang keadaan Ibunya, lalu Dokter segera memeriksanya.

"Sepertinya batin Ibu kamu tertekan, mungkin ini syok karena pukulan di kepalanya. Tapi jangan khawatir ini hanya sementara. Rawat dia dengan baik, istirahat yang cukup, dan lakukan komunikasi yang positif terhadap dia," jelas Dokter.

"Terima kasih Dok," ucap Anna.

Anna sangat penasaran, siapa sebenarnya yang tega memukuli Ibu Sri sampai ia tertekan seperti ini. Setelah tiga hari di rumah sakit, Ibu Sri sudah di bolehkan pulang. Sebelum diizinkan pulang, Dokter menyuruh Anna mengurus administrasi dulu, lalu Anna langsung menuju administrasi untuk mengurus biaya pengobatan Ibu Sri.

"Sus, boleh saya lihat pembayarannya? Atas nama Ibu Sri Fanya," pinta Anna.

"Oh, sebentar ya." Perawat itu mengambil surat pembayaran. "Oh ya, pembayaran atas nama Ibu Sri Fanya sudah lunas," ungkap Perawat itu.

Anna mengambil suratnya, "sudah lunas?" tanya Anna.

"Iya Mba, sudah di bayar," kata perawat itu lagi.

"Sama siapa?" tanya Anna.

"Kalau nggak salah namanya, Haziq Malandre." jawab Perawat

Anna terkejut,mendengar Haziq sudah membayar biaya rumah sakit seluruhnya, termasuk obat Ibu Sri. "kapan?!" tanya Anna lagi.

"Tadi malam dia ke rumah sakit," jawab Perawat itu lagi.

"Tadi malam?" tanyanya lagi.

"Iya," jawab Perawat singkat.

"Kok Tuan Haziq nggak samperin aku ya?" bisiknya dalam hati.

"Terima kasih ya Sus," ucapnya.

"Sama-sama."

*** 

Ibu Sri di dorong menggunakan kursi roda oleh Anna saat ia mau keluar dari rumah sakit. Anna melihat ke arah mobil Jazz berwarna hitam.

"Mama sabar dulu ya? Kita tunggau dulu disini, Sasha udah mau sampai" pinta Anna menyuruh sedikit bersabar.

"Iya," jawab Ibu Sri singkat dengan suara yang lemas.

♧♧♧
Senin, 18 Mei 2020

Penulis

Lia Mauliza

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang