🐞Bab Dua |Pria Tampan|🐞

99 17 3
                                    

Dari pintu keluar Bandara, terlihat seorang lelaki tampan berkacamata hitam, memakai switer abu-abu, tinggi, hidungnya mancung, rambutnya gaya Comb Over, dan berkulit putih. Ia terlihat sangat keren dengan pakaiannya yang bersih, membuatnya semakin terpancar aura ketampanan dari seorang pria bernama Haziq Alqhifari Malandre. Umurnya berusia 27 tahun. Ia berjalan menuju mobil Sienta berwarna kuning dengan mendorong koper di tangan kanannya. Lalu ia mengetok pintu mobil kuning itu sambil membuka kacamatanya. Ketampanannya semakin terlihat, matanya yang sipit membuat wanita jatuh hati saat melihatnya.

Di dalam mobil itu, ada seorang lelaki yang sedang melakukan video call bersama pacarnya. 

"Tok tok." Zaki mengetok kaca mobil lelaki itu.

Lelaki itu tersadar dan melihat ke arah Haziq.

"Haziq?!" panggilnya Zaki. Ia segera mematikan panggilan video callnya dan keluar dari mobil. Lelaki itu berlari ke arah Haziq dan memeluknya dengan erat sampai leher Haziq tercekik.

"Akh, akh ... leher gue!" teriak Haziq kesakitan. "Lo mau peluk gue atau mau bunuh gue Ki?" tanya Haziq agar lelaki itu melepaskannya.

"Sorry-sorry." ia tersenyum.

Lelaki yang bersama Haziq itu bernama Zaki Affan, sahabat Haziq sekaligus sepupunya. Zaki sosok lelaki yang ramah dan humor. Zaki memiliki rambut yang gondrong sepanjang bahu, dan memiliki senyuman yang manis. Ia juga terihat keren saat rambut gondrongnya itu sedang di ikat.

"Ki, rambut lo makin kayak Bak Mie aja tu?" sindir Haziq sambil menaruh kopernya di bagasi.

"Lo nyindir gue? Gini-gini banyak yang suka tau." Zaki memuji dirinya sendiri dengan humornya.

Mereka memasuki mobil. "Mereka suka duitnya," kata Haziq sambil tertawa.

"Dari pada jadi lo, banyak yang suka tapi lo nggak mau. Lo mau hidup sendirian selamanya?" balas Zaki yang mempertanyakan kehidupan percintaan Haziq.

"Waktu akan datang pada saat yang tepat," jawab Haziq dengan tenang dan santai.

"Songong lo." Zaki tertawa.

Mereka saling ngobrol dan bercanda sepanjang jalan.
"Haz, sekarang Mami lo lagi buat acara di rumah. Dia undang semua orang berkumpul untuk nungguin lo," kata Zaki.

"Lo serius?!" tanya Haziq.

"Gue serius." Menatap Haziq dengan serius sambil mengemudi. "Lo lupa sama kebiasaan Mami lo itu. Tante Lena pun ada!" ungkap Zaki.

"Hauh!" sergahnya. Ia menatap Zaki dengan tajam. "Mati aku! Jangan bilang si Puri pun ada?" tanya Haziq.

Zaki tertawa sambil menetap gas mobil dengan kecepatan tinggi.

Beberapa menit kemudian, Haziq dan Zaki tiba di rumah. Rumah Haziq terlihat begitu megah bagaikan istana. Tamu yang di undang Mami Maria begitu banyak untuk menunggu Haziq kembali. Mereka sangat gembira ketika Haziq sudah kembali. Haziq pun merasa malu saat melihat mereka.

"Ki, bawa gue lagi ke bandara, please!" pinta Haziq. Menutup pintu mobil kembali setelah di buka oleh Zaki. "Kalau gua turun sekarang pasti gua nggak akan selamat."

"Ogah gue! Semua orang pada lihat tu," jawab Zaki menolak permintaan.

"Haz, ayo cepat turun!" teriak semua tamu.

Air Mata Cinta (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang