part 17

276 48 10
                                        

***

Satu minggu sudah yuki tinggal bersama al, lari dari orang tuanya. Bahakan kini kei pun belum kembali dari negara yang sedang ia datangi. Sedangkan ayumi, gadis itu tak berhenti menghubungi nya , dan sering sekali mencarinya kerumah al. Tapi yuki tidak ingin siapapun mengetahui keberadaannya, hanya untuk saat ini. Karena ia belum siap jika harus kembali dan bertatap muka dengan sang ibu, rasanya masih sangat menyakitnya.

Yuki terdiam, melihat setiap detik jam yang berputar. Menunggu al yang mungkin sekarang masih bekerja. Rasanya memang sangat membosankan, hanya berdiam diri dirumah, tidak ada hal yang bisa ia kerjakan .
Yuki menghembuskan nafasnya lelah, sebelum mendengar suara ketukan dari depan rumahnya.
Tanpa pikir panjang lagi, yuki pun membuka pintu itu dan seketika tubuhnya membeku tak bisa bergerak. Di depannya kini telah berdiri beberapa boudyguard yang ia tau adalah suruhan sang ibu.
Para bodyguard itu membungkuk memberikan hormat pada yuki.

" selamat siang nona yuki, kami datang disuruh oleh nyonya yumiko, nyonya yumiko memerintahkan kami untuk membawa nona " jelas salah satu dari mereka.

Yuki mengepalkan telapak tangannya menahan emosi.

" tidak, saya tidak akan kemanapun. Saya akan tetap disini " seru yuki.

" maafkan kami nona, jika nona tak ingin diajak secara baik baik, maka kita akan memaksa nona, seperti yang nyonya yumiko perintahkan " yuki melebarkan matanya tak menyangka jika sang ibu kini benar benar telah berubah. Yuki hendak menutup pintu nya sebelum salah satu dari mereka menarik dan membawa yuki secara paksa.
Yuki berteriak dan meronta minta di lepaskan,, tapi tak ada satupun yang mendengarkan perintahnya.

Yuki terdiam, mengatur nafasnya dan mencari cara agar terlepas dari mereka. Begitu ia akan di masukan kedalam mobil dengan keras yuki menendang bodyguard itu, dan berlari dengan kencang menghindari para bodyguard yang terus mengejarnya.
Hingga kini langkahnya sudah mulai terasa lelah, bahkan yuki salah memilih jalan dan mendapatkan jalan buntu yang semakin membuat nya merasa kesal.

Para bodyguard kini telah mengepung nya, membuat yuki sudah tak bisa lagi untuk melarikan diri.

" nona, tolong jangan membuat kami harus bersikap kasar padamu " terlihat para bodyguard mengatur nafanya yang tersenggal karena mengejar yuki.

" aku tak ingin pulang, tak bisakah kalian berpihak padaku " yuki mulai terisak menahan rasa sakit nya.

" maaf kan kami nona " para bodyguard itu merasa ibu namun mereka pun tak mempunyai pilihan. Mereka kembali membawa yuki, dengan yuki yang terus meronta minta di lepaskan.

" lepaskan dia " terdengar suara yang sangat tegas, membuat semuanya menghentikan langkah mereka dan menoleh ke arah sumber suara.
Para bodyguard terdiam lalu menunduk memberi hormat kepada perempuan cantik yang kini tengah berdiri di depan nya.

" dia akan pulang bersama mu " terlihat ketegasan dalam setiap kata yang perempuan itu keluarkan.

" tapi nonaa .."

" sudah ku katakan, dia akan pulang bersama ku " para bodyguard itu terdiam tak berani membantah apa yang di ucapkan nya.

Yuki terdiam, menatap dalam perempuan di depan nya, mata nya begitu sendu, hati nya merasa sakit sekaligus bahagia, kakak yang sangat ia rindukan kini berdiri di depan nya dengan senyuman manis yang menatap nya penuh kerinduan juga.
Kirei melangkah mendekati yuki, betapa ia sangat menyesal telah meninggalkan adiknya sendirian, melihat yuki yang kini begitu menderita membuat ia sangat marah dan semakin membenci sang ibu.

Kirei menarik yuki kedalam dekapannya, menyalurkan semua kekuatan yang ia miliki untuk adik yang sangat ia sayangi, kirei mengelus lembut rambut yuki, mengusap setiap air mata yang menetes dari matanya.

" ayoo.. Kakak anatar kamu pulang " ujar kirei begitu lembut.
Yuki terdiam dan kini pandangan nya berubah memerah menatap sang kakak. Yuki melepaskan tangannya dari kenggaman kirei begitu kencang, membuat kirei menatap tak percaya adiknya.

" aku tidak ingin pulang, aku akan pergi seperti yang kau lakukan, dan untuk selamanya kau dan okasan tidak akan pernah bisa lagi untuk melihatku, apalagi bertemu denganku " teriak yuki di depan kirei. Kirei hanya terdiam melihat adik nya yang begitu manis dan lembut bisa seperti ini. Apa saja yang telah ibunya lakukan, sehingga membuat yuki seperti ini.

Yuki hendak berlari meninggalkan kirei, namun buru buru kirei menahan nya. Yuki meronta namun sia sia. Tenaganya kalah jauh dengan kirei yang memang jago dalam bela diri.

" untuk apa kau kembali, jika hanya untuk menyerahkan ku kembali kepada okasan, dan apa kau akan meninggalkan ku lagi ?, aku membencinya, dan aku juga membenci mu. Tak puaskah kalian membuat ku menderita." yuki yang berteriak histeris sangat melukai hati kirei. Tak menyangka jika adiknya akan terluka sedalam ini.
Kirei kembali menarik yuki dalam pelukan nya, memeluk yuki begitu erat, bahkan kini kirei ikut menangis merasakan luka yang sama dalamnya.

" maafkan aku, aku tak bermaksud meninggalkan mu, selama ini aku selalu memantaumu, walaupun kau tidak mengetahuinya, aku pulang karena aku tau kau kabur dari rumah, karena ini lah aku kembali dan akan membawa mu pergi bersama ku, tapi dengarkan aku yuki.. Aku ingin kita pulang terlebih dahulu, ada yang ingin aku katakan kepada okasan. Bisakah kau mempercayaiku ?" kirei menatap dalam mata adik nya, meyakinkan yuki, jika ia tak akan meninggalkan nya lagi.

Yuki yang melihat kesungguhan dalam mata kirei hanya mengangguk mengiyakan.

Kini kirei membawa yuki untuk pulang dan bertemu sang ibu.
Rumah yang begitu besar dan banyak kenangan itu masih terlihat sama, tak ada yang berubah sedikitpun.

Kirei menghembuskan nafasnya pelan. Ini kali pertamanya ia kembeli melihat sang ibu setelah lama ia meninggalkan rumah.

" ternyata kau masih mengingat tempat ini, apa akhirnya kau menyerah dan akan kembali kesini, sudah okasan duga, kau tidak akan bisa hidup diluaran sana kirei " begitu lah kesan pertama yang ibunya berikan untuk kirei. Masih terlihat sama, tak berubah sedikitpun.

" dan kau yuki, apa kau akan mengikuti apa yang kakak mu lakukan dulu " kirei menghela nafasnya lalu menoleh pada yuki.

" kau masuk lah ke kamar mu, ada yang ingin ku bicarakan dengan okasan " lembut kirei dan yuki pun mengikuti ucapan sang kakak.

Setelah yuki pergi, kini kirei menatap tajam sang ibu, tak ada sedikitpun rasa hormat yang harus ia jaga lagi.

" tak puas kah anda melakukan nya hanya pada ku ?" sinis kirei menatap sang ibu.

" jika kau tidak melarikan diri, mungkin adik mu tidak akan menggantikan posisimu "

" kita bukan boneka yang dengan senang hati kau mainkan dan mengontol setiap gerakan kita menggunakan remout, jika kau sudah tak bisa mengurus kita dengan baik, maka biarkan kita hidup dengan cara kita sendiri. Dan soal yuki, aku akan membawanya pergi. Dengan atau tanpa persetujuan mu, aku tak akan membiarkan anda kembali melukai adikku " sifat kirei memang sangat keras dan itu berhasil membuat sang ibu meradang menahan kesal.

" apa kau ingin membuat adik mu susah sama seperti mu, dengan cara apa kau akan membahagiakan nya. Apa kau akan menjadikan nya anak pembangkan dan berandalan sama seperti mu ? Semua yang kulakukan untuk masa depan nya, agar ia tak salah jalan dan menyesalinya dikemudian hari. Jika kau ingin menderita dan tak ingin mengikuti peraturan yang ku buat, menderitalah sendiri, jangan kau ajak adikmu. Dan jika kau tetap memaksa, okasan tidak akan tinggal diam untuk kembali mendapatkan yuki dengan cara apapun juga, bukan kah kau mengerti apa yang okasan katakan kirei." mrs. Yumiko berlalu meninggalkan kirei yang terdiam mematung.
Kirei mengerti apa yang akan okasannya lakukan jika ia melawan. Ia akan semakin membuat yuki menderita jika membawa gadis itu, ya tuhan apa yang harus ku lakukan.. Kirei terlihat frustasi .







Gak usah banyak speak ya.. Lagi puasa takut batal wkwk
Selamat menjalankan puasa pertamanya bagi yang menjalankan 🙏🙏
Salam dari saya sang penulis amatirr😜😜

Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang