Part 26

19.1K 890 23
                                    

Allardo membuka matanya pelan-pelan, ia melihat langit-langit berwarna putih dan memandang sekelilingnya, ia merasakan sakit di kepala nya

"Di mana aku sekarang, apa yang terjadi padaku" gumamnya

Tiba-tiba masuk seorang dokter

"Alhamdulillah Kau sudah siuman, apa ada yang sakit?" Tanya dokter yang tak lain adalah Vano

"Siapa kau, kepala ku sakit sekali" ucap Al

"Aku dokter yang menangani mu, Biar aku memeriksa keadaan mu" ucap Vano

"Apa kau mengingat tentang dirimu?"

"Ya, aku ingat semuanya, kau pikir aku amnesia" ucap Al dengan wajah datar

"Aku hanya memastikan saja"

"Siapa yang membawa ku kemari"

"Sahabatku yang membawamu kemari, dia menemukan mu di lokasi kejadian, dia pasti sangat senang melihat kau telah siuman"

"Pertemukan aku dengan sahabatmu yang telah menyelamatkan aku"

"Baiklah, akan ku hubungi dia segera"

"Boleh aku meminta bantuan mu"

"Iya katakan saja"

"Pinjamkan aku ponsel mu sebentar"

"Baiklah ini, aku akan keluar sebentar, nanti jika sudah selesai kau tekan saja tombol hijau itu" kata Vano sambil menunjuk tombal berwarna hijau dan ia langsung pergi meninggalkan Al

Al langsung menghubungi telepon sekretarisnya

'tut Tut tut'

"Hallo, dengan saya sekretaris perusahaan PT ---

"Ini saya Allardo, kau berikan nomor ponsel pribadi Bryan kepada ku"

"Maaf tidak bisa pak, saya tidak bisa memberikannya kepada sembarang orang, setahu saya pak Allardo sudah meninggal dunia, jadi jangan mengaku menjadi Boss kami"

"Aku tidak main-main, cepat berikan nomornya, atau kau akan ku pecat" ucap Al marah

"Sebentar pak saya akan memberi tahu Tuan Bryan"

"Baiklah akan ku tunggu"

3 menit kemudian

"Hallo, apa kau yang me----

"Diam kau, jemput aku dirumah sakit xx di kota Croydon"

"Siapa kau beraninya kau menyuruhku, dan mengaku sebagai sahabat ku" ucap Bryan marah

"Kau benar-benar ingin ku hajar, aku Allardo jangan banyak tanya, kau datang saja kesini, aku akan jelaskan nanti" kata Al

"Baiklah, aku akan kesana, awas saja jika kau membohongi ku aku ak---

Belum selesai Bryan berbicara, Al telah memutuskan sambungan telepon sepihak

"Enak saja mereka menganggap ku sudah mati" gumam Al kesal

Seketika Al mengingat Anita dan juga Arkana

"Sayang aku merindukanmu, aku merindukan kalian, tunggu aku pulang Anita, aku tau kau pasti sangat sedih" gumam Al, tak terasa air matanya menetes

Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu ruangannya, dan segera Al menghapus air matanya

"Permisi, apa kau sudah selesai?"
Tanya Vano

"Sudah"

"Sebentar lagi perawat akan datang untuk memindahkan mu ke ruang inap"

"Berikan ruangan dengan fasilitas terbaik disini"

"Mengapa kau seenaknya seperti ini, sahabat ku tidak akan sanggup membayar tagihan rumah sakit ini"

"Kau bisa diam?, Ikuti saja apa yang ku katakan, aku yang akan membayar, sebentar lagi keluarga ku akan datang kesini" ucap Al dengan sombong

"Sombong sekali kau" ucap Vano kesal, lalu ia mengambil ponsel dan langsung pergi meninggalkan Al

Kini Al telah dipindahkan keruang VVIP, terdengar suara pintu di ketuk, terlihat seorang pria paruh baya memasuki ruangan Al

"Bagaimana keadaan mu" tanya Vernon

"Aku sudah lebih baik sekarang, apa kau yang menyelamatkan ku?"

"Iya, aku menemukan mu di semak belukar dipikir jalan raya, saat aku sedang mencari domba ku yang hilang"

"Terima kasih Tuan kau telah menyelamatkan aku, jika saja tidak ada kau, pasti kau tidak akan selamat"

"Ini semua sudah diatur oleh yang diatas, aku hanya membantu sebisaku"

"Siapa namamu tuan?"

"Nama ku Vernon Baruch, aku seorang peternak domba dan sapi di tempat kau kecelakaan, siapa namamu?"

"Nama ku Allardo Matthew Johnson, aku berasal dari Los Angeles, Amerika serikat, aku kesini ingin menyelesaikan beberapa masalah perusahaan"

"Ternyata kau seorang pengusaha muda"

"Ya, bisa dikatakan begitu, sebenarnya aku tidak terlalu muda, dan aku juga sudah berkeluarga"

"Aku tak menyangka kau sudah berkeluarga, pasti istri dan anak mu merasa kehilangan mu"

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, terlihat laki-laki tampan dengan setelan jas mahal yang melekat ditubuh nya

"Al, ini benaran kau" kata laki-laki itu yang tak lain adalah Bryan

"Aku tak percaya ini, ternyata kau masih hidup" ucap Bryan sambil mendekat kearah brankar Al

"Apa kau berharap aku mati" kata Al dengan wajah datar

"Kau ini bicara apa, tentu saja aku senang, kau tahu pasti Anita sangat bahagia mengetahui kabar ini, dia sangat terpukal mengetahui kau telah meninggal" ucap Bryan sambil meneteskan air mata

"Hei, apa-apaan kau ini, kau menangis" kata Al sambil terkekeh melihat ekspresi wajah Bryan yang menurutnya sangat lucu, seorang agen CIA yang kejam menangis

"Puas kau menertawakan aku" ucap Bryan mengerutkan bibirnya

"Sudahlah kau ini seperti anak kecil yang tidak diberi permen, oh iya kenalkan ini tuan Vernon Baruch yang telah menyelamatkan aku" ucap Al

"Aku Bryan Adam sahabat allardo" ucap Bryan sambil mengulurkan tangannya

"Aku Vernon Baruch, senang bisa berkenalan dengan mu tuan" ucap Vernon

"Biasa saja, panggil saja aku Bryan tanpa embel-embel tuan, terimakasih kau telah menyelamatkan sahabat ku, jika saja kau tidak menolongnya mungkin dia sudah mati di makan binatang buas" kata Bryan sambil melirik Al

"Enak saja kau kalau bicara, mana ada binatang buas di jalan raya, kau ini ada-ada saja" ucap Al

"Iya sama-sama nak Bryan, sesama manusia sudah sepantasnya kita saling tolong menolong, sepertinya aku harus pulang, ada beberapa hal yang harus ku kerjakan" ucap Vernon

"Bry kau antarkan tuan Vernon" kata Al

"Tidak usah nak Allardo, aku bisa pulang naik taxi" ucap Vernon

"Tidak ada penolakan, apa yang kau lakukan tidak sebanding dengan apa yang ku lakukan kepadamu" kata Al

"Baiklah jika kau memaksa, jika ada waktu aku akan berkunjung ke sini lagi, semoga kau cepat pulih" ucap Vernon

"Iya terima kasih doanya" kata Al

"Ayo tuan aku akan mengantarmu" kata Bryan

"Tidak usah formal begitu, panggil saja aku paman jika kalian tidak keberatan" kata Vernon

"Baiklah paman, hati-hati, sekali lagi terima kasih" kata Al, dan hanya dianggukkan oleh Vernon

" Mari paman" kata Bryan dan mereka langsung pergi

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang