Part 32

16.4K 710 44
                                    

Sekarang keluarga Johnson sedang berkumpul diruang keluarga, Sarah dan Abraham benar-benar kecewa dengan anaknya, mereka tak habis pikir Al bisa memiliki hubungan sejauh ini dengan Amira, Abraham berusaha tenang agar tidak terjadi perkelahian

"Allardo, papa kecewa kepadamu, tolong kau jelaskan kepada kami semua apa yang terjadi, jangan coba-coba mengelak" ucap Abraham melirik Al tajam

"Pa, ma sebelumnya Al minta maaf, ini tidak benar, danisha bukan anak Al pa, itu anaknya dengan pria lain"

"Bagaimana kau bisa mengatakan kalau itu bukan anak mu, jelas-jelas tadi wanita itu memberikan surat tes DNA yang menyatakan DNA kau dengan anak itu 99,9% cocok" sergah Sarah

"Saat Amira memberikan hasil tes itu aku juga percaya awalnya, namun Anita memergoki Amira sedang memberikan sebuah amplop kepada salah satu perawat dirumah sakit, tepatnya dirumah sakit keluarga Alden, aku sedang mencari orang yang telah disuap Amira" jelas al, semuanya tampak sedang berfikir tentang apa yang sedang dikatakan Al

"Jika sudah begitu jangan kau hiraukan lagi wanita itu" kata Mery

"Bagaimana bisa begitu, dia mengancam akan menyebarkan berita ini kepada media, dan itu akan berimbas kepada perusahaan kita" kata Al

"Kau benar, sebaiknya secepatnya kau bereskan masalahmu dengan wanita itu" kata Dom

"Bagaimana jika kau dekati danisha, agar kau bisa mengambil salah satu rambut nya untuk tes DNA ulang" sambung Mery

"Tidak, aku tidak setuju, kasihan danisha dia masih kecil, dia pasti menginginkan sosok seorang ayah, tidak mungkin hanya ingin mendapatkan sesuatu itu kita harus mempermainkan perasaan anak sekecil dia, bayangkan saja jika Arkana ada di posisinya apa kau tega melakukan nya, aku tidak mau kau melakukannya Al" bantah Anita

"Jadi ini bagaimana" kata Sarah

"Seharusnya kau selesaikan masalah satu persatu Al, jika kau merasa belum menyelesaikan masalah dengan Amira, untuk apa kau membuat masalah baru dengan Maria, dan itu akan sangat menyakitkan bagi anita, kau tahukan anita sedang hamil, seharusnya kau pikirkan dia dan anak mu, jika orang tuanya tahu kau menyakiti putrinya papa yakin mereka akan membawa Anita pergi jauh dari hidupmu, sebelum semuanya jauh kau pikirkan lagi apa yang akan kau lakukan" terang Abraham, dan mereka meninggalkan Anita dan Al di ruang keluarga

"Tenanglah Al, semua akan baik-baik saja, percaya padaku" Anita berusaha memberikan dukungan kepada suaminya

"Kau benar, semua akan baik-baik saja, apapun yang terjadi tetaplah bertahan di sisiku sayang" al mencium kening Anita dan memeluknya

"Al, bagaimana jika besok kita kerumah sakit, untuk mencari orang yang telah dibayar oleh Amira karena aku masih mengingat wajah orang suruhannya itu, tapi kau juga harus mengajak Alden agar lebih mudah, secara Alden kan pemilik rumah sakit itu"

"Kau benar, itu sama sekali tidak terpikir oleh ku" kata Al

"Memang apa yang kau pikirkan, Maria ya" ledek Anita

"jaga ucapan mu sayang, mana mungkin aku terpikiran dia, di hatiku hanya ada kamu"

"Aku percaya sayang" balas anita

____________________________________
al sedang menerima telepon dari kliennya
"Al sepertinya kau sibuk hari ini, bagaimana kalau aku pergi dengan Bryan saja, kau ke kantor saja"

"Tidak sayang, aku yang akan pergi dengan mu, aku akan memastikan semuanya"

"Ya sudah kalau begitu, aku siap-siap dulu"

Mereka telah tiba di rumah sakit keluarga Alden, yang sebelumnya sudah di beritahu Al tentang kedatangan mereka, Al mengetuk pintu ruangan alden
'Tok tok tok'

"Masuk" jawab Alden, dan mereka langsung masuk ke ruangan alden

"Hai bro, bagaimana kabar mu dan anita, silakan duduk" sapa alden

"Kami baik seperti yang kau lihat, bagaimana dengan datanya sudah siap?"

"Sudah beres, ini datanya" kata Alden

Setelah 10 menit, Anita menemukan data seseorang yang mereka cari

"Al aku menemukannya" Anita menunjukkan data tersebut kepada Al dan Alden

"Aku tahu orang ini, dia adalah orang kepercayaan divisi Laboratorium di rumah sakit ini" ujar Alden

"Tolong kau kirimkan data ini kepada Bryan, biar dia yang mengurus semuanya"

"Baiklah, tapi aku tidak habis pikir bagaimana bisa dia melakukan ini, dan mengapa rekaman cctv bisa mati saat itu" sambung Alden

"Aku rasa ada orang lain yang membantunya, tetapi kau tenang saja apapun itu, Bryan akan mencari tahu semuanya, kita serahkan semua ini padanya" kata Al

"Alden terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, tanpa kau aku kami tidak tahu lagi harus bagaimana" kata Anita

"Sama-sama an, kau tidak usah begitu seperti orang lain saja" kata Alden

"Kalau begitu kami permisi" sambung Al, dan mereka pergi meninggalkan rumah sakit

______________________________________
Saat sedang menemani Arkana belajar, tiba-tiba ponsel Al berbunyi dan Al pergi ke balkon untuk menjawab telepon

"Hallo"

"-------------"

"Aku tidak bisa"

"-------------"

"Baiklah, tapi ingat hanya sebentar" ujar Al dan memutuskan sambungan

"Al, ayo makan, aku sudah memasak makanan kesukaan mu" ajak Anita

"Maaf sayang, aku tidak bisa, barusan Maria mengajakku makan malam diluar, sekali-kali aku makan dengannya tidak apa-apa ya" mata Anita mulai berkaca-kaca, ia tidak tahu mengapa akhir-akhir ini ia merasa sangat jauh dari suaminya padahal mereka selalu bersama di rumah

"Hei, sayang mengapa kau menangis" Al mengusap lembut pipi Anita

"Tidak apa, kalau begitu pergilah" Anita memalingkan wajah nya

"Sayang, kau cemburu ya, tenang saja aku hanya mencintaimu percayalah" al mengedipkan matanya dan mencium bibir anita

"Tidak, siapa juga yang cemburu, sudah sana pergi" Anita mendorong dan pergi meninggalkan Al

Arkana menghampiri ayahnya yang sedang berdiri di balkon

"Papa ayo makan, grandma dan yang lain sudah menunggu papa untuk makan malam" ajak Arkana sambil menarik tangan ayahnya

"Tidak sayang, papa harus pergi ada urusan sebentar, jadi Ar makan saja dengan yang lainnya, oke" bujuk Al

"Oke, baiklah" Ar langsung pergi meninggalkan Al

Arkana menarik kursi dan duduk di samping ibunya

"Ar, mana papamu, kenapa belum dipanggil" tanya Sarah

"Papa mau pergi grandma, katanya ada urusan penting" Anita sedih mendengar jawaban Arkana, meskipun ia tahu yang sebenarnya namun air matanya tetap saja menetes

"An mengapa kau menangis" Mery mengusap bahu Anita

"Tidak, aku hanya kelilipan" Anita berusaha menahan air matanya dan mereka semua menyaksikan

"Anita apa kau ada masalah dengan Al ?" Tanya Abraham

"Tidak pa, aku baik-baik saja, ayo kita lanjutkan makannya" Anita berusaha mengelak agar mereka semua tidak mengetahuinya

Al menghampiri Anita  yang sedang makan malam bersama keluarganya
"Sayang aku pergi" Anita hanya mengangguk, Al mencium kening Anita dan arkana

My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang