Part 23

28.2K 963 35
                                    

Bryan mendekati Abraham

"Om aku perlu bicara sama om"

"Baiklah kita keruang kerja ku sekarang"

Mereka berdua berjalan menuju ruang kerja Abraham, setelah sampai diruangan Abraham dan Bryan duduk di meja kerja Abraham dan tak lupa pula Abraham mengunci pintu agar tidak ada yang masuk

"Katakan"

"Maaf sebelumnya om, aku merasa jika pelaku adalah keluarga Tante jeslyn, karena jika remnya tidak berfungsi maka pasti sedari awal Al datang kerumah Tante jeslyn pasti mengalami kecelakaan, kenapa saat Al pulang remnya tidak berfungsi"

"Kau betul bry aku juga merasa begitu, aku sudah menyuruh anak buah ku untuk mencari tahu, aku yakin pelakunya adalah orang yang sama yang membuat dom kecelakaan, mereka sudah merencanakan ini semua, apalagi saat Al berkata jika ada orang yang mengikutinya beberapa waktu sebelum dia kecelakaan"

"Kemungkinan keluarga terdekat om pelakunya, aku sarankan om harus berhati-hati, bisa saja sasaran selanjutnya anggota keluarga yang lain"

"Aku mencurigai keluarga jeslyn, tetapi aku belum punya bukti jika mereka pelakunya, aku tidak akan mengampuni orang yang telah berani mengusik ketenangan keluargaku"

"Tapi om aku mendapat info dari polisi jika ada cctv tersembunyi ditempat kejadian, polisi mengatakan jika cctv di jalan sengaja dirusak dan beruntung ada cctv tersembunyi, namun cctv itu milik perusahaan Alexander 'Corp untuk memantau lahan mereka, aku sudah menghubungi direkturnya kebetulan itu perusahaan Andrean teman aku dan Al semasa kuliah om"

"Kalau begitu baguslah, terima kasih bry, maaf om selalu menyusahkanmu"

"Sudahlah om jangan begitu, seperti sama orang lain saja"

"Kalau begitu ayo kita kembali ke ruang tengah" kata Abraham dan Bryan hanya mengangguk dan mengikuti Abraham dari belakang

---------------------
Di dalam kamar Anita ditemani oleh Shita ia masih tidak yakin jika itu suaminya, hatinya mengatakan jika itu bukan Al

"Anita sebentar lagi jenazah Al akan dimakamkan" kata Mery menghampiri Anita yang duduk di ranjang

"Kak aku merasa itu bukanlah Al, hati ku mengatakan jika itu bukan Al, aku tidak melihat cincin pernikahan kami di sela jari jasad itu, Al tidak pernah melepaskan cincin itu kak, kak aku mohon percayalah kepada ku" kata Anita sambil menangis

"An kau tidak boleh begitu, kakak tahu kau kuat an, kita akan melewati ini semua bersama-sama, kau tahu kakak juga terpukul saat dom kecelakaan, kakak berusaha untuk tegar, mengingat kakak juga punya Kenneth yang selalu membutuhkan kakak, sampai saat ini dom belum juga sadar dari komanya an, kakak tahu bagaimana perasaan kamu an, kau harus kuat ingat anak-anak kamu an" ucap Mery

"Kak Mery benar kak, kakak tidak usah sedih ada Arkana dan dedek bayi bersama kakak, kita hanya perlu berdoa, jika benar itu bukan kak Al semoga kak Al cepat ditemukan" kata Shita menyemangati Anita

Anita terdiam ia mencerna kata-kata Mery dan shita, Mery benar ia bahkan lupa jika saat ini ia sedang mengandung, ia mengusap perutnya

"Maafkan mama sayang, mama tidak bermaksud mengabaikan mu" kata Anita sambil mengusap perutnya

"Jika kau tidak enak badan lebih baik kau istirahat saja An, tidak usah ke pemakaman" kata Mery

"Tidak kak, aku akan ke pemakaman, aku kuat kok"

"Benaran, kamu yakin?"

"Iya kak"

Mereka menuruni anak tangga, terlihat banyak keluarga dan kerabat yang datang melayat

"An kau baik-baik saja" kata Bryan yang menghampiri mereka, dan shita heran 'mengapa orang menyebalkan ini ada disini dan kenal dengan kak Anita' batin Shita

"Iya bry aku baik-baik saja, jangan khawatir" kata Anita sambil tersenyum, lalu Bryan melihat seseorang di samping Anita, ia merasa familiar dengan wajah wanita itu, seketika itu ia ingat pegawai toko kue

"Kau, kenapa ada disini" kata Bryan menunjuk wajah Shita

"Tentu aku disini untuk menemani kak Anita" kata Shita geram dengan orang didepannya itu

"Heran, dimana-mana kau selalu muncul, tidak di supermarket, toko buku, dijalan, bahkan di sini, seperti hantu saja" kata Bryan

"Hei apa yang kau bicarakan, jangan asal bicara tuan, jika saja bukan disini sudah ku cakar wajah jelek mu itu" kata Shita kesal

"Kau tidak perlu mencakarnya sayang, cukup kau cium saja aku tidak keberatan" bisik Bryan ditelinga Shita, dan benar saja membuat wajah Shita memerah seperti kepiting rebus

"Sudah-sudah bry jangan menggodanya lagi, kau lihat wajahnya merona" kata Mery sambil senyam-senyum, Bryan terkekeh melihat wajah Shita

"Aku benci kepada mu, jangan ganggu sana pergi" kata Shita mengibaskan tangannya

"Jangan begitu Shita, nanti kau bisa jatuh cinta kepada Bryan, kata orang cinta dan benci itu beda tipis" kata Anita tersenyum melupakan kesedihannya sesaat

"Amit-amit aku tidak Sudi" kata Shita

"Hati-hati jika bicara nona, akan ku buktikan kau akan jatuh cinta kepada ku" ucap Bryan sambil mengedipkan sebelah matanya kepada shita

"An aku pergi dulu, jaga dirimu" kata Bryan dan langsung pergi, Mery tersenyum melihat wajah Shita yang masih merona


My Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang