Bab 18

620 77 33
                                    

Daegu, 10 Tahun Lalu

Ayah Yoona berlari tergesa-gesa menuju ruangan gawat darurat. Sepanjang hidupnya, ia belum pernah merasa semurka ini-----bahkan ketika ia menghadiri pemakaman supir bus yang telah merenggut nyawa isterinya, rasa marahnya tidaklah sampai sebesar ini. Ia hampir gelap mata. Yoona hamil! Puteri remajanya itu saat ini tengah mengandung! Dan anak yang dikandung Yoona adalah anak dari pemuda laknat itu!

Yoona masih terlalu muda untuk memiliki bayi. Dia baru delapan belas tahun! Dan sekarang gadis itu mesti menjadi seorang ibu? Yoona-nya akan melahirkan bayi dari putera pembunuh itu!

Taehyung melihat ayah Yoona yang berlari memasuki ruang gawat darurat dengan rusuh. Pria itu sama sekali tidak menggubris Taehyung yang sedari tadi berdiri di samping ranjang Yoona.

"Yoona!" Tuan Lim berseru sambil memeluk puterinya.

"Ayah!" Tangis Yoona kembali pecah. "Aku minta maaf. Aku minta maaf, Ayah!"

"Tak apa-apa. Tak apa-apa, sayang. Ayah ada di sini." Tuan Lim menciumi kepala puterinya dan berusaha untuk menenangkan gadis itu. "Ayah tidak akan marah padamu." Ia beralih pada dokter yang sudah sejak tadi menunggu kedatangannya. "Dokter, bagaimana keadaan anak saya? Bagaimana keadaan Yoona?"

Taehyung terdiam bingung melihat ayah Yoona yang sama sekali tidak menghiraukan kehadirannya di sana. Tadinya Taehyung sudah mengira kalau ayah Yoona akan menampar atau meludahinya. Namun saat itu bagi Tuan Lim, kondisi Yoona jauh lebih penting daripada memarahi bedebah yang telah menghamili puterinya tersebut.

Tuan Lim berbincang-bincang dengan dokter UGD di tempat lain. Ada banyak sekali hal yang mereka diskusikan.

Pada saat itu, Taehyung baru menyadari betapa kecil dan tidak berartinya dirinya ini. Meskipun jelas-jelas ia adalah ayah dari bayi yang dikandung oleh Yoona, tak ada seorangpun yang menghiraukannya, mau memberitahunya tentang kondisi Yoona, apalagi menanyakan opininya.

Taehyung menggenggam tangan Yoona erat-erat. Meskipun hatinya bersedih, ia tetap tersenyum tulus. "Jangan takut, Yoona. Semuanya akan baik-baik saja." Ia mencium tangan kekasihnya sambil menahan airmatanya sendiri.

Satu jam kemudian Yoona dipindahkan ke kamar rawat inap. Taehyung baru bisa menghela nafas lega begitu ia diberitahu kalau Yoona dan bayi mereka dalam keadaan baik-baik saja. Gadis itu tidak keguguran, tapi dia mesti dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ayah Yoona menutup pintu kamar dari luar. Ia mengajak Taehyung untuk berbicara di luar kamar.

Taehyung sudah siap untuk berlutut meminta maaf atas segala dosa-dosanya, namun ayah Yoona tidak memberinya kesempatan. Secara kasar, pria itu mencengkeram kerah bajunya dan menyeretnya hingga ke lapangan parkir rumah sakit.

"PLAAAAAK!" Tuan Lim tidak hanya menggampar wajah Taehyung, ia menghajar pemuda itu sampai terjatuh menghantam aspal.

"Bangun!" Ayah Yoona menyingsingkan kedua lengan bajunya. "BANGUN!!!" Ia kembali menarik Taehyung dan menonjok wajahnya hingga hidung pemuda itu memuncratkan darah.

"Anak jahanam! Sampai hati kau mencelakai puteriku seperti ini!" Ayah Yoona kembali menghantam kepala Taehyung hingga telinganya berdenging panjang.

"Saya minta maaf... Saya benar-benar minta maaf----" Taehyung tidak melawan maupun membela diri sedikitpun juga.

"Maaf? Maaf katamu?" Ayah Yoona meninju perut Taehyung dengan keras. "Kau sudah menghancurkan hidup puteriku dan kau cuma bisa minta maaf?!"

"Saya mencintai Yoona. Saya sangat mencintai Yoona-----"

I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang