Bab 4

722 100 14
                                    


Daegu, 10 Tahun Lalu


Hwayoung dan teman-temannya sudah hafal kalau Taehyung selalu berjalan kaki melewati rute yang sama setiap harinya. Malam itu, mereka bertiga menguntit Taehyung sepulang sekolah sampai pemuda itu tiba di sebuah gang yang sepi.

"Kim Taehyung!"

Taehyung menoleh. Hwayoung dan dua orang teman sekelasnya yang lain tengah berdiri di belakangnya sambil menyeringai lebar.

"Ah, Hong Hwayoung, Lee Doyeon, dan Kwon Changjae. Aku tak tahu kalau rumah kalian ada di dekat sini."

Ketiga teman sekelasnya itu tertawa mencemooh. Mereka menghampiri Taehyung. "Aku punya hadiah untukmu." Hwayoung berkata.

"Hadiah? Apa tak bisa kau berikan besok saja atau mengirimkannya via pos?"

Hwayoung membuang dahak ke atas tanah. "Ini hadiah dariku."

"BUUUK!" Ia meninju perut Taehyung sekeras-kerasnya.

Taehyung yang tak mengira akan dipukul seketika itu juga terjengkang ke atas tanah.

"Menjauhlah dari Yoona." Hwayoung mengancam. "Atau aku akan membuatmu cacat seumur hidup."

Taehyung nyengir. "Kenapa aku harus menurut padamu? Kau bukan ayahnya Yoona."

Ejekan Taehyung membuat Hwayoung bertambah geram. Ia mencengkeram kerah seragam Taehyung dan menonjok wajahnya.

Namun kali ini Taehyung jauh lebih gesit. Tepat sebelum kepalan tangan Hwayoung mendarat di wajahnya, Taehyung menendang dada Hwayoung keras-keras. Berandalan itu kaget dan terjatuh ke belakang dengan keras.

Taehyung buru-buru berdiri dan bersiap-siap untuk melarikan diri.

Doyeon dan Changjae merangsek maju. Secara bergantian mereka berdua menarik Taehyung dan melayangkan tinju masing-masing kepada remaja malang tersebut.

Taehyung tak memiliki pilihan lain selain berkelahi dengan teman sekelasnya demi membela diri. Ia berkelit dari serangan Doyeon dan menendang perutnya. Tak mau membuang-buang kesempatan, ia juga menjotos wajah Changjae sebelum berandal itu sempat menyerangnya kembali.

Taehyung melihat Hwayoung bangkit berdiri. Ia segera berseru, "Hwayoung ssi, kita tak perlu berkelahi seperti ini. Meskipun kalian memukuliku habis-habisan, Yoona takkan pernah terkesan padamu." Taehyung tersenyum kecut, "kalau kau memang menyukai Yoona, lakukan sesuatu yang bisa membuatnya jatuh hati padamu. Bukannya menggeroyokku seperti ini."

"Tutup mulutmu!" Hwayoung melotot.

"Eh, kalian tetap ingin mengeroyokku?" Taehyung terlihat bingung.

Hwayoung memerintahkan kedua temannya untuk menyerang Taehyung secara bersamaan.

Taehyung mendesah. "Ya sudahlah, apa boleh buat..." Ia memasang kuda-kuda dengan pasrah.

Sayangnya, Taehyung bukanlah seorang petarung. Ia bahkan belum pernah berkelahi seumur hidupnya. Yang ia bisa hanyalah memukul dan menendang secara serampangan. Tubuhnya pun tidak kekar sama sekali. Dengan mudah Hwayoung dan kedua temannya membekuk pemuda nahas itu.

Taehyung terhempas ke atas tanah yang kotor. Ia berulang kali mencoba untuk melarikan diri, namun usahanya sia-sia belaka. Ketiga temannya mengeroyok, menindih tubuhnya, menendangi, dan juga memukulinya secara bergantian. Taehyung hanya bisa melindungi wajahnya.

Hwayoung, Doyeon, dan Changjae menghajar Taehyung sampai ketiganya merasa puas.

Hwayoung berjongkok di depan Taehyung. "Kau rasakan sendiri, ini yang terjadi padamu jika kau tidak menurut padaku." Ia mendengus. "Jangan pernah dekati Yoona lagi. Dia adalah milikku."

I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang