Bab 38

713 78 78
                                    

Yoongi menggunakan pakaiannya sendiri untuk menghentikan pendarahan di bahu Taehyung yang kini kosong tanpa sebuah lengan. Ia terus-menerus berdoa agar mereka tidak terlambat menuju rumah sakit. Nissan Skyline 25GT Turbo milik Yoongi melesat meninggalkan debu di jalanan tak beraspal itu.

"Bertahanlah, Tae. Aku akan membawamu ke rumah sakit."

Taehyung menggeleng. "Jangan rumah sakit... Gereja... Pernikahan Yoona..."

Yoongi melotot. "Apa kau sudah gila??? Kau harus pergi ke rumah sakit!!!"

"Hyung...," lelaki tampan itu mengulas sebuah senyum tipis. "Rumah sakit tidak pernah menyembuhkan luka-lukaku...."

"Tapi kau harus pergi ke rumah sakit. Kita pasti sempat. Aku akan menyetir secepat kilat."

Mobil yang dimiliki oleh Min Yoongi memang telah dimodifikasi sehingga memiliki kecepatan layaknya sebuah mobil balap.

"Kalau Hyung bisa menyetir dengan sangat cepat, tolong bawa aku ke hadapan Yoona... Aku harus menepati janjiku padanya." Taehyung meringis nyeri. Ia memegangi bahunya yang kini sudah buntung. "Selama ini aku selalu berdusta pada Yoona dan melanggar semua janji yang pernah kuucapkan untuknya... Tapi aku tak mau mengingkari janjiku yang satu ini. Setidaknya..., aku harus berusaha untuk menepatinya."

"Jangan konyol!!!" Yoongi menginjak gas lebih dalam lagi. Nissan Skyline miliknya meliuk-liuk melewati beberapa buah mobil sekaligus.

"Aku pasti akan mati bagaimanapun juga... Tapi aku ingin melihat Yoona untuk yang terakhir kalinya... Kumohon, kabulkanlah permintaan terakhirku ini, Hyung. Aku tak mau mati dengan membawa sebuah sesal di dalam hatiku."

"Siapa yang bilang kau akan mati?" Yoongi menggigit bibirnya dengan perih. Sudah bertahun-tahun ia tidak menangis, namun kini kedua matanya basah oleh airmata. "Kau ini kan kecoak. Kau tidak akan mati dengan mudah."

Taehyung tidak menjawabnya. Yang ada hanyalah keheningan pagi.

Yoongi menoleh dengan panik. Jantungnya berhenti berdetak saat ia melihat Taehyung duduk diam tak bergerak. Pandangan mata pemuda itu kosong menatap langit.

"TAEHYUNG!!!"

"Aku ingin melihat Yoona memakai gaun pengantin..." Tiba-tiba saja pemuda itu bersuara. Airmata Taehyung meleleh membayangkan gadis yang dicintainya berjalan di depan altar dalam balutan gaun putih bersih-----sebersih cinta mereka berdua. "Yoona terlihat sangat cantik...."

Yoongi menghela nafas lega berkali-kali. Sesaat tadi, ia mengira ia sudah kehilangan Taehyung.

"Hyung, tolong bawa aku menemui Yoona...."

Yoongi mengangguk pedih. Ia tak punya pilihan lain.

Beberapa tahun lalu, adik angkatnya di Bulletproof Boys menelepon dan meminta pertolongannya untuk menyelamatkan gadis yang dia cintai. Namun Yoongi datang terlambat. Saat ia tiba, adik angkatnya sudah meninggal sambil memeluk kekasih yang dia coba untuk lindungi. Penyesalan yang dirasakan oleh Yoongi hari itu tidak pernah memudar hingga detik ini. Dan sekarang, ia juga terlambat menyelamatkan Taehyung.

Selama ini Yoongi sadar bahwa Taehyung selalu mencoba untuk mencari keberadaan Hong Jonghyun. Tapi Yoongi tak ingin temannya itu melakukan kesalahan lain dengan membunuh Hong Jonghyun. Itulah sebabnya ia tak pernah sekalipun memberitahu Taehyung di mana Jonghyun tinggal. Ia tak mau Taehyung menjadi seorang pembunuh untuk yang kedua kalinya.

Namun ketika Taehyung menghubunginya semalam, Yoongi baru tersadar bahwa ia telah membuat sebuah kesalahan fatal. Ia mengira Taehyung hendak bunuh diri demi menyelamatkan nyawa Yoona. Dengan panik, Yoongi mencari-cari Taehyung di rumah sewaannya dan di semua tempat yang mungkin didatangi oleh pemuda itu. Namun ia tak juga menemukan Taehyung di manapun.

I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang