I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]

Bab 33

Taehyung tetap tinggal di samping Yoona selama gadis itu dirawat di rumah sakit. Keberadaan Taehyung di sisinya membuat Yoona pulih dengan lebih cepat. Walaupun tidak banyak berkomentar, ayah Yoona tidak keberatan melihat Taehyung terus menjagai puterinya di sana.

Rumah sakit tempat Yoona dirawat dipenuhi oleh para fans yang ingin mengetahui kabar terbaru idola mereka itu. Semua fans Yoona menunggu di luar rumah sakit sambil membawa bunga, surat, boneka, dan hadiah lain untuknya.

"Kau begitu dicintai oleh banyak orang." Taehyung membawa masuk setumpuk hadiah yang ditinggalkan oleh fans Yoona di lobi rumah sakit.

Yoona tersenyum. Ia sudah bisa duduk dan berjalan-jalan di kamar rumah sakit. "Aku memang beruntung." Ia mengambil sebuah boneka jerapah dan menciumkan boneka jerapah itu ke pipi Taehyung.

Taehyung membalas senyum Yoona. Ia menata semua hadiah untuk Yoona di pojok ruangan. "Ya, kau memang sangat beruntung. Bahkan sejak masih SMA, kau sudah mampu memikat hati semua orang di sekolah kita." Taehyung menatap kekasihnya dengan pancaran kasih sayang. "Tapi itu bukan cuma keberuntungan semata, hati dan wajahmu sama-sama cantik. Setiap orang yang mengenalmu, pasti akan jatuh hati kepadamu."

Yoona merasa senang dipuji oleh Taehyung. "Itukah sebabnya kau juga jatuh cinta padaku?" Yoona masih memainkan boneka jerapahnya.

"Aku tidak butuh alasan untuk mencintaimu." Taehyung mengambil sebuah boneka gajah dan memainkannya bersama Yoona. "Aku sudah terlanjur menyukai semua yang ada dalam dirimu."

"Jadi, kalau kau tidak mencintaiku, kau takkan menganggapku cantik?" Boneka jerapah Yoona memukul kepala boneka gajah yang dipegang oleh Taehyung.

"Mungkin." Si boneka gajah mencium bibir Yoona. "Tapi kenyataannya, sejak sepuluh tahun lalu, hanya engkaulah satu-satunya gadis yang terlihat cantik di mataku." Kali ini bibir Taehyung lah yang mencium bibir Yoona.

"Kiriman hadiah untuk Nona Lim." Yuri memimpin dua orang suster yang membantunya membawakan setumpuk karangan bunga ke dalam kamar rawat. Walaupun ia masih harus menggunakan sepasang kruk, Yuri bergerak dengan sangat lincah. "Lama-kelamaan kamar ini bisa dipenuhi oleh lebah. Lihatlah bunga-bunga ini, mau ditaruh di mana lagi?"

"Taruhlah di sebelah sana-----di dekat TV." Yoona menyambut semua hadiah yang diberikan untuknya dan membaca surat-surat yang ditinggalkan oleh para fansnya.

"Ah, seandainya saja aku bisa membalas semua perhatian dari fansku satu-persatu." Yoona melipat surat terakhir yang ia baca. "Aku ingin sekali berterimakasih kepada mereka." Ia duduk merenung di atas ranjangnya.

"Nanti kalau kau sudah sembuh, tentu kau bisa membalas semua perhatian mereka." Taehyung membelai punggung Yoona.

Yoona menoleh Taehyung. Senyumnyapun terbit. "Kau benar, Tae. Nanti aku akan membuat sebuah video live untuk berterimakasih kepada semua fansku."

Taehyung tersenyum. "Aku yakin penggemarmu pasti akan senang."

Taehyung mengintip ke luar jendela rumah sakit. Ada seratusan lebih fans Yoona yang masih setia menunggu gadis itu di luar rumah sakit. Mereka semua melambaikan tangan ke arah jendela meskipun mereka tidak tahu yang mana kamar yang ditempati oleh idola mereka itu.

Banyak teman-teman sesama artis, sutradara, produser, editor majalah, dan orang-orang yang bekerja di dunia hiburan datang mengunjungi Yoona. Namun ada satu orang yang belum juga menunjukkan wajahnya, yakni Choi Minho.

Yoona merenungi rasa bersalahnya kepada Minho, ia sungguh berhutang maaf dan juga penjelasan kepada lelaki itu. Namun semenjak ia dirawat di rumah sakit, Yoona tak pernah bisa menghubungi Minho. Telepon darinya selalu ditolak oleh lelaki itu. Yoona yakin sekali kalau Minho telah mengetahui hubungannya dengan Taehyung. Ini membuat Yoona semakin dihantui oleh rasa berdosa. Seharusnya sudah sejak dulu ia memberitahu Minho mengenai hubungannya dengan Taehyung dan bukannya malah membuat lelaki berhati baik itu sakit hati seperti ini.