Bab 8

664 92 16
                                    

"SETAN!!!" Melihat bahaya yang akan menimpa pacarnya membuat Taehyung mengamuk. Bagaikan dirasuki iblis, ia mendorong, menjotos, dan menendangi semua gergajul yang tengah mengeroyoknya tanpa ampun.

Langkah Yoona terhenti ragu-ragu saat Hwayoung berdiri tepat di hadapannya. Jarak mereka hanya terpisahkan satu-dua meter saja. "T-tolong..."

"Ayo kita selesaikan apa yang malam itu tak jadi kita lakukan." Hwayoung menyambar tangan Yoona.

Taehyung berhasil lepas dari keroyokan teman-teman Hwayoung. Ia berlari dan melompat sejauh mungkin. Kakinya yang panjang menghantam punggung Hwayoung-----membuat preman itu tersuruk ke tanah.

Taehyung mencengkeram tengkuk mantan teman sekolahnya itu dan menghajar wajahnya. "LARI, YOONA, LARI!!!" Ia berteriak pada pacarnya yang tengah berdiri ketakutan. Ketika Yoona tak juga bergerak, Taehyung menghempaskan tubuh Hwayoung dan menarik tangan gadis itu untuk kabur. Jika mereka berdua tetap berada di sana, entah apa yang akan terjadi.

Hwayoung melemparkan pipa besi ke arah Taehyung. Batang pipa logam itu tak ayal menghantam punggungnya dengan sangat keras. Taehyung terguling ke atas aspal bersama Yoona.

Tanpa menggubris rasa sakit di punggungnya, Taehyung bangun dan memungut pipa besi itu. Ia terhuyung-huyung mencoba untuk berdiri. Tetapi Yoona terlalu lambat bergerak. Hwayoung dan keempat preman yang lain sudah keburu merubungi mereka berdua.

Taehyung mangacungkan pipa besinya bagaikan memegang sebilah pedang. Ia menarik Yoona ke belakang punggungnya.

Hwayoung tidak menaruh minat pada Taehyung. Yang diinginkannya hanyalah Yoona.

Taehyung mengayunkan pipa besi yang dipegangnya ke segala arah, tetapi ia tidak berhasil mengenai siapa-siapa.

Hwayoung mencoba untuk menyambar Yoona. Taehyung sontak menghantamkan batang pipa ke arah pemuda itu dan segera berputar agar Hwayoung tak bisa meraih Yoona.

Salah satu rekan Hwayoung mengayunkan pemukul bisbol. Niatnya cuma ingin melumpuhkan Taehyung, namun karena pemuda itu sudah bertukar posisi dengan Yoona, maka pemukul bisbol tadi tak pelak lagi mengarah pada Yoona.

"Aaaaa!!!!" Yoona memejamkan mata dengan ngeri. Ia yakin pemukul bisbol itu pasti akan meremukkan batok kepalanya.

Tapi ajaib. Tak ada yang terjadi. Yoona tak merasakan apa-apa.

Ia membuka mata. Hanya beberapa senti dari wajahnya, lengan kanan Taehyung beradu dengan tongkat pemukul bisbol yang berat itu.

"HEI, KALIAN!!!"

Seorang pejalan kaki yang kebetulan melintas di sana melihat perkelahian Taehyung dengan Hwayoung. Tanpa pikir panjang ia memanggil polisi yang sedang berpatroli di daerah sana.

Hwayoung memberi isyarat kepada teman-teman premannya untuk pergi. Mereka berlima melarikan diri ke arah yang berbeda-beda.

"Taehyung ah," Yoona cepat-cepat memeriksa keadaan pacarnya, "kau tidak kenapa-kenapa?" Tak ada yang lebih membuat Yoona ketakutan selain melihat lengan Taehyung beradu dengan sebuah pemukul bisbol seperti tadi.

Tetapi bukannya menjawab, pemuda itu malah balik bertanya. "Mereka tidak melukaimu, kan?"

"Bodoh! Dasar bodoh!" Yoona refleks memeluk kekasihnya yang begitu heroik itu. Ia tahu tubuh Taehyung pasti terluka, tapi yang pemuda itu khawatirkan malah dirinya. Yoona tersedak oleh airmata yang dipenuhi oleh rasa bangga kepada Taehyung.

"AAARGH!!!" Taehyung mengerang hebat. Rasa nyeri yang tak terperikan menggigit lengan kanannya begitu Yoona memeluknya.

Yoona cepat-cepat melepaskan dekapannya dengan kaget.

I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang