Bab 22

588 92 20
                                    


Daegu, Saat Ini

Yoona memarkirkan mobilnya di depan sebuah gang. Ia duduk diam di balik setir kemudi selama beberapa menit. Ia menatap gang temaram itu sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari dalam mobil dan berjalan menyusuri jalan kecil tersebut.

Yoona tak paham mengapa ia ingin sekali mengunjungi rumah lama Taehyung di Daegu. Kini rumah itu pasti kosong... Atau mungkin ada keluarga lain yang pindah ke sana dan menjadi pemilik yang baru. Yang manapun itu, Yoona tahu ia takkan mungkin melihat Taehyung menyambutnya di pintu pagar sambil memamerkan senyum kotaknya yang indah menawan. Ia takkan mungkin melihat Yeontan menggonggong riang dan berlari ke arahnya setiap kali anjing kecil itu mendengar suara langkah Yoona di luar pagar.

Yoona kembali merasakan hatinya sakit tertusuk duri saat ia teringat akan Yeontan. Anjing malang itu mati sembilan tahun yang lalu. Ketika kakak laki-laki Hwayoung menikam ibu Taehyung, Yeontan ada di sana. Dengan gagah berani, Yeontan menyerang sang penjambret demi membela tuannya, namun kakak Hwayoung menikamnya juga. Pada malam yang nahas itu, sang anjing yang setia dan majikannya yang tak berdosa menemui ajal mereka pada waktu yang bersamaan.

Yoona berdiri di depan sebuah rumah yang sangat mungil. Di rumah itu terukir banyak sekali kenangan tentang dirinya, Taehyung, dan juga Yeontan. Mereka selalu tertawa bersama-sama di sana. Yoona masih bisa merasakan ramyeon kimchi pedas yang Taehyung buatkan untuknya. Yoona senang melihat rumah kecil itu tidak diubah sama sekali. Bentuk dan warnanya masih tetap sama seperti sepuluh tahun lalu. Seseorang pasti tinggal dan merawat rumah itu. Pintu pagarnya sedikit terbuka dan lampu rumah menyala terang.

Yoona tergoda untuk melihat ke dalam. Bagaimanakah bentuknya kini? Ia mengintip melalui celah pagar yang terbuka.

Seorang pria tengah berdiri memunggunginya di halaman. Lelaki itu berdiri sambil menatap ke arah atap rumah.

Yoona terkejut setengah mati. Ia sangat mengenali lelaki itu meskipun ia hanya bisa melihat punggungnya saja.

"Tae-Taehyung...."

Lelaki itu berbalik dan menoleh Yoona. Selama beberapa detik, mereka hanya saling menatap tanpa berkata apa-apa.

Kesedihan Yoona, rasa marahnya, cintanya, dan juga kerinduannya pada Taehyung saling bertubrukan menjadi satu. Yoona berlari ke arah Taehyung dan mulai memukuli dadanya.

"Aku tahu... Sekarang aku sudah tahu semuanya...."

Taehyung tak bersuara. Ia membiarkan Yoona menumpahkan segala perasaannya. Segala perasaan yang telah gadis itu pendam selama sepuluh tahun ini.

"Kini aku tahu mengapa kau dan ibumu berbohong padaku... Tapi mengapa? Mengapa, Tae?" Yoona menatap kedua mata Taehyung.

Taehyung masih tak menyahut. Ia hanya membalas tatapan Yoona dengan dingin.

"Mengapa kau harus membunuh Hwayoung? Dia bukan lagi teman sekolah kita... Mengapa kau harus membunuhnya?"

Yoona bisa merasakan jantung Taehyung yang berdetak di dalam dada lelaki itu. Suara detak jantungnya selalu terdengar sangat nyaring. Yoona tak mungkin bisa lupa. Suara jantung Taehyung selalu terdengar sama----keras dan berderap. Setelah sekian lama, akhirnya Yoona bisa mendengarkan degub jantung kekasihnya lagi. Ia sontak memeluk Taehyung erat-erat. "Kau tidak seharusnya membunuh Hwayoung dan merusak hidup kita seperti ini...."

Taehyung tersenyum kecil. "Aku harus membunuhnya... Bajingan itu mengatakan sesuatu yang takkan pernah bisa aku maafkan...."

Yoona menengadah. Kedua matanya berbenturan dengan mata Taehyung yang menyorot beku. "Mengapa kau tidak memikirkanku ketika kau memutuskan untuk membunuh Hwayoung? Mengapa kau tidak berpikir sedikitpun tentang apa yang akan terjadi padaku jika kau membunuhnya-----apa yang akan terjadi kepada kita? Mengapa kau tidak memikirkan tentang kita?" Yoona berurai airmata. Mereka berdua mungkin tidak akan berpisah selama sepuluh tahun jika Taehyung tidak pernah membunuh Hong Hwayoung.

I Paint The Sky Pink For You [Vyoon Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang