Happy reading :)
•
•
•
•
•Hufhh, hari pertama kuliah aku bersiap-siap memasukan beberapa file tentangku, aku mengambil ipad dan Laptop lalu memasukan ke dalam tas aku, tak lupa kesayanganku airpods dan headphone, kunciran rambut juga deng itu berharga banget, lalu aku keluar kamarku.
"Pagi Ale", ujarku.
"Tumben seneng banget kamu", ujar Ale.
"Iya dong kan mau masuk Univetsitas terkenal", ujarku.
"Ooooooo".
"Anterin akuuu dong", ujarku.
"Gapunya mobil", ujar Ale.
"Ihh kan kemaren udah dikirimin uang sama papa buat beli mobil, emang belum beli?", tanyaku.
"Udah Aqira tenang aja", ujar Ale.
"Ayoo", ujarku.
"Iya iya ayo".
Aku dan Ale turun ke bawah dan menuju parkiran di basement, Ale menunjukan sebuah mobil yang dia beli, lumayan bagus kaya mobil di drakor-drakor, aku langsung menaikinya dan capcus menuju SNU.
"Makasih Ale", ujarku.
"Salim sama aku", ujarku.
"Kan kamu bukan papa".
"Kan beda empat tahun berarti lu masih bocil kan gw udah gede, salim", ujar Ale menyodorkan tanganya.
"Ahh iya", Akhirnya aku salim.
"Nah gitu dong, sekarang liat aku", ujar Ale.
"Apaaa?".
Cup
"Aleee", Ale mencium pipiku dan tanpa rasa bersalah dia menjawab.
"Kan perwakilan dari papa", ujar dia sambil nyengir.
"Isshh untung masih pagi", ujarku kesal.
"Oh iya kan aku perwakilan papa, terus mana balesannya?", tanya dia sambil memegang pipinya.
"Ihh modus", ujarku.
"Aqiraaa adikku yang bawel mana balesannya, kan aku kakak kamu...... sayang aku muaah", ujar Ale alay.
"Ihh najiss alay", ujarku.
"Yaudah bales dulu biar aku gak alay", ujar Ale.
Cup.
"Udah, dah ya , nanti jemput jam dua, byee", ujarku yang buru-buru keluar dari mobil.
Aku mulai memasuki kampus yang besarnya melebihi rumahku dan melebihi perusahaan papahku, yaampun gak nyangka aku bisa masuk sini, aku bertemu dengan orang-orang yang ramah, bahkan mereka menyapaku dengan memanggil namaku, aku terkejut bagaimana mereka bisa tau namaku, lalu saat sampai kelas aku disambut oleh para mahasiswa dan mahasiswi di sana juga ada Ha-joon ooo yaampun senang sekali aku.
"Aqira hwan-yeonghabnida", (selamat datang Aqira) ujar Ha-joon dengan bahasa Korea.
"Hah yess thankyou", ujarku yang bingung karna artinya apa.
"You don't understand Korean yet?", (kamu belum mengerti bahasa korea?), tanya Ha-joon saat kami sudah duduk di kursi.
"Not yet", (belum).
"what if I teach you later when I get home from campus, I will come to your apartment", (bagaimana kalau aku mengajarkan kamu nanti saat pulang dari kampus, aku akan datang ke apartemenmu), ujar Ha-joon.
"Yes I do", (ya aku mau).
"Okayy".
Cara belajar di sini cukup modern dimana kita di suruh membuat artikel yang rumit nanti teman kita yang akan menjawabnya bila tidak ada yang bisa kita yang menjelaskannya di depan, dosen-dosennya juga ramah dan baik, semua versi digital tidak ada kertas dan pulpen hanya laptop, ipad, dan pen khusus ipad itu saja.
Jam 14.00 waktu korea
Aku berjalan ke arah luar dan terlihatlah mobil Ale yang tengah menunggu di parkiran dia sedang diajak foto oleh para mahasiswi di sini, yang katanya Ale cantik doang tapi rata, hufhh aku sangat bingung dengan pikirannya.
"Excuse me",(permisi).
Lalu cewe-cewe itu langsung pada bubar sementara Ale masih tetep so cool dan kepedean, ohh mama papa kenapa harus menjadikan dia ini kakak ku.
"So ganteng banger sumpah", ujarku sinis.
"Haha udah dari pabrik", ujar Ale.
"Hueekk", aku yang pura-pura mual.
"Yeee beneran kan", ujar Ale.
"Iya aja biar seneng".
Sesampainya di Apartemen aku lansung membuat telur dadar dan sayur sup untuk makan siang kami berdua, beberapa jam kemudian datanglah Ha-joon dengan senyum ramahnya yang menawan hati itu, aku menyuruhnya masuk lalu dia mengajarkanku bahasa korea sementara Ale hanya melihat Ha-Joon dengan tatapan anehnya.
-oo0oo-
visualisasi Ha-Joon
Vote ya guyys
Terima kasih :)Btw mau nnya dong gmn critanya bgus ga? Apakah ada kritik dan saran?
Komen ya guyys aku nrima kok kritik sran dri klian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER IS BOYFRIEND (Complete)
Teen FictionAwalnya aku hanya anggap dia sebagai kakakku tidak lebih, tapi lama kelamaan rasa sayang itu berubah menjadi cinta, tapi apakah kita bisa bersatu?