chapter 25

1K 48 13
                                    

Happy reading




Hari ini aku sedang berada di cafe bersama Syan, kita berdua ke sini hanya gabut sekalian bantu-bantu karyawam lain untuk membuat kopi dan menyediakan makanan.

Bau khas cafe ini aku sangat suka, makanya aku dari kecil selalu menghabiskan waktu di sini, Daren dia sedang diajak jalan-jalan oleh papah dan mamah katanya si mau ke timezone tapi gatau.

Aku dan Syan iseng buat dalgona coffe karna papa belum meluncurkan menu Dalgona Coffe di sini, Syan terus memikser kopi di dapur sampai benar-benar mengental, akhirnya kerja keras kita berhasil, Dalgona Coffe pun jadi.

Entah kenapa tiba-tiba aku merasa sangat mual, Syan saja sampai panik saat melihatku mual, akhirnya aku mengambil tes pek di tas ku dan langsung mengeceknya, betapa terkejutnya aku bahwa di sana terpampang dua garis merah.

Saat aku keluar kamar mandi aku langsung memeluk Syan, Syan nampak bingung ada apa denganku ini.

"Syaan, gw hamil", ujarku senang.

"Anjaaaay, Alhamdulillah gw turut seneng ya", ujar Syan.

"Iya makasih Syan", ujarku.

Sore harinya aku pulang ke rumah karna aku ingin cepat-cepat memberitahu Ale bahwa aku sedang mengandung, aku ingin melihat ekspresi wajahnya nanti, aahh aku tidak sabar.

Aku mondar mandir menunggu Ale pulang karna dia tadi memberi pesan kalau dia akan pulang sore, aku menaruh tes pek di atas meja makan karna pasti Ale akan pergi ke sana dan menaruh tasnya di atas meja makan. Baru beberapa menit datanglah Ale dengan wajah lelahnya.

"Udah pulang", ujarku lalu mencium punggung tangannya.

"Udah dong", ujar Ale lalu mencium keningku, aroma khasnya langsung terhirup, jadi ingin memeluknya lama hehe.

Dan benar Ale pergi ke dapur lalu dia menaruh tasnya di atas meja makan, saat Ale sedang mencopot dasinya dia menoleh dan salah fokus dengan tes pek yang ada di atas meja makan, dia mengambilnya lalu berbalik dan berjalan ke arahku.

"Kamu hamil?", tanya Ale dengan wajah senang.

"Bukan...", ujarku.

"Loh terus", ujar Ale bingung.

"Bukan hamil tapi mengadung", ujarku terkekeh.

"Sama aja Aqiraaa, yaampun aku seneng banget", ujar dia dan langsung memeluk diriku.

Impian Ale untuk mendapat baby terwujud, dia nampak sangat senang sampai dia terus menciumi seluruh wajahku, mencubit pipiku, dan memencet hidungku, memang dari dulu sikapnya tidak pernah berubah, untung sayang hehe.

"Untuk merayakannya gimana kalau aku ketemu dia secara langsung", ujar Ale.

"Hah maksudnya?", tanyaku bingung.

"Ya itu, aah kamu jangan sok polos deh", ujar Ale.

"Ya itu apa?", tanyaku padahal aku sudah tau dia ingin meminta jatahnya dengan iming-iming ingin bertemu baby.

"Polos ah kamu gak seru", ujar Ale.

"Iya kamu minta jatah, bilang aja yaampun", ujarku terkekeh.

"Nah itu tau, kalo kamu polos aku gak sayang lagi", ujar Ale aneh.

"Ya aku harus sange gitu baru kamu sayang?, aneh kamu mah", ujarku sambil menggeleng dan Ale malah tertawa lalu dia iseng mencubit pipiku lagi sampai pipiku merasa panas dibuatnya, dia langsung mengendongku ala bridal style lalu membawaku ke kamar.

"Mau ngapain?", tanyaku bingung.

"Mau yang tdi", ujar Ale lalu merebahkanku di kasur sementara dia kembali bangkit dan membuka semua pakaian atasnya.

"Apasi Ale, Mphhh", dasar Ale, sukanya mendadak, tapi entah kenapa aku sangat menikmati, aku ini memang bodoh dengan cepatnya aku langsung melayang di buatnya.

Dia melepaskan tautannya, lalu menatapku lekat, tangannya perlahan masuk ke dalam pakaianku lalu meremas bagian sana.

"Aaah, sakit".

"Pelan-pelan kok", ujar Ale yang terus meremasnya.

"Aku buka ya", pinta Ale dan aku hanya mengangguk pasrah.

Dalam kedipan mata tubuh bagian atasku sudah polos tidak tertutupi apa-apa, Ale kembali mendekat dan mencium leherku, menghisapnya dan meninggalkan bekas merah di sana.

"Aaah Alee, ge,hh, li". Tangannya pun tidak tinggal diam dia memainkan bagian payudaraku yang polos dan tidak tertutupi apa-apa.

"Aqiraaaa, kamu begitu nikmat", ujar Ale di sela kegiatannya.

"Bundaaa Daren pulang", terdengar Daren yang pulang disertai suara mama dan papa yang ikut bersamanya.

Aku dan Ale saling menatap sebentar lalu aku buru-buru kembali memakai pakaianku, biasanya Ale akan kesal kalau hal ini gagal, tapi entah kenapa semenjak daren datang Ale agak berubah menjadi dewasa dan selalu Ceria.

Di bawah.

"Hai kalian", ujarku dan langsung memeluk mama lalu memeluk papa.

"Mamah Aqira hamil hehe", ujarku ke mama.

"Baal, Iqbaaaal, yaampun anak kita hamil", ujar mama senang.

"What serius kamu?", tanya papa.

"Iya serius". Ujarku dan mama papa pun senang mendengarnya.

"Waaah menantu seger amat tuh muka", ledek papa ke Ale.

"Hehe iya nih pah", ujar Ale.

Papa terlihat berbisik ke pada Ale, wajah Ale pun langsung senang saat mendengarnya, aku dan mama saling bertatap bingung apa yang yang mereka sedang bicarakan itu?

"Serius pah?", tanya Ale.

"Iya...baru aja dirilis", Jawab papa.

"Ada apasih?", tanyaku bingung.

"Lagu kekey ada balasannya sayang hahaha", ujar Ale girang.

"Owh yg dinyanyiin sama mantannya itu ya haha dasar kalian ada-ada aja", ujarku.

"Nanti acara ultah Kamu kita nyanyi", ujar mama ke Ale.

"Dih kok Ale", ujar Ale.

"Ya gapapa biar beda dari yg lain", ujarku lalu semuanya tertawa.

Jangan lupa vote and komen
Kalo bisa komen nya tentang ceritanya yaa atau kritik dan saran aku baca komen kalian kook
Terima kasih
☺️

MY BROTHER IS BOYFRIEND (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang