Happy reading
•
•
•
•13+
1 minggu kemudian.
"Rayy, comehere boy, kakak capek tau", Rayy yang tidak bisa diam membuatku kewalahan dengannya. Mama dan papa sedang pergi ke rumah nenek mamah di jakarta Utara, sedangkan Rayy tidak diajak dan aku yang harus menjaganya.
Rayy ini bawel banget, kaya aku kecil dulu hehe, sekarang bawel juga si, tapi bedanya dia sama aku kalau dia cowo aku cewe, hehe maap guys. Akhirnya aku bawa dia masuk ke dalam karna aku sangat haus aku berjalan sambil mengendong Rayy di tanganku.
"Ta ta ta, blrupp".
"Apa kamu mau minum?", tanyaku pada Rayy.
"Noo", Rayy menjawab No dengan bahasa bayinya.
"Yasudah kakak aja".
Saat aku minum aku merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangku, loh bukannya aku hanya berdua bersama Rayy, Ale juga sedang ke Alpa, dia mencium samping kepalaku, Rayy menyengir saat melihatnya.
"Gausah takut ini aku", ujar dia yang ternyata Ale.
"Yaampun kirain siapa", ujarku yang langsung menghadapnya.
"Gw rindu ini", ujar dia sambil memegang bibirku.
"Nooo, ini di indo bukan korea", ujarku.
"Yang, pliss kan gak ada mama sama papa", ujar Ale memohon.
"Ale tolong pengertiannya", ujarku.
"Hari ini aja", ujar dia.
"Aku lagi gen...., mphmm", belum aku selesai bicara dia sudah melumat bibirku, entah kenapa aku sangat menikmatinya rasanya aku sangat rindu dengan sentuhannya, aku sampai mengabaikan Rayy yang berada di gendonganku. Ale menekan tengkukku dan memperdalam ciuman ini, ahh aku rasanya sangat terbuai.
"Pap, pap, uhhh", Rayy menepuk pipi Ale sehingga dia menyudahinya.
"Apa kamu ganggu aja", ujar Ale sambil tersenyum.
"Rayy kamu jangan mesum ya kaya dia", ujarku pada Rayy.
Ale menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Aku mengendong Rayy ke ruang tamu lalu menaruhnya di karpet,hufhh rasanya lelah sekali mengendong anak bayi yang beratnya 9,6 kg ini. Aku menyetel televisi lalu menghubungkannya ke Youtube dan mencari channel lagu anak-anak agar Rayy tidak rewel.
Beberapa menit kemudian.
"Assalamualaikum Aqira...".
"Waalaikum salam siapa?", tanyaku.
"Zaraaa".
"Masuk zaar", ujarku.
"Ihh so cute banget si Rayy", ujar Zara yang langsung duduk di karpet bersama Rayy.
"So cute apaan bikin tangan gw pegel", ujarku.
"Itu resiko punya adek", ujar Zara.
"Hufhh iya".
Zara dan Rayy asik bermain sementara aku fokus membaca novel, setelah itu aku masuk ke dalam kamar untuk packing karna besok aku pulang ke korea.
Aku mengambil koper di atas lemariku, lalu memasukan bajuku, Zara masuk ke kamarku sambil membawa Rayy, lalu dia menaruhnya di karpet lagi dan menutup pintu agar tidak keluar.
"Ahh qir, lu di sini aja ngapa, ke korea mulu", ujar Zara.
"Ya gw kuliah gimana", ujarku.
"Eeemm, iyasi", ujar Zara.
Selesai packing aku mengantar Zara ke mall untuk sekedar menghabiskan waktu bersamaku karna besok aku sudah berangkat ke korea, kami mampir ke bioskop, ke time zone, dan tempat-tempat seru lainnya, aku membeli sepatu couple dengan dia untuk kenang-kenangan karna aku tidak akan pulang lagi, tapi saat ramadhan aku akan pulang sebentar.
"Qir goodluck kejar S1 lu okey", ujar Zara.
"Siap, lu juga yang bener jangan pacaran aja", ujarku.
"Hehe iya iya, oke byee see you again", ujar Zara.
"Byeee".
Dan di mall itu adalah hari terakhir ku bertemu dengan Zara.
Besok harinya.
Aku sudah berada di bandara, menunggu waktu jam terbang, Mama dan papa setia menungguku, aku berpeluk-pelukan dengan mama dan menciumi pipi gembul rayy karna walaupun Rayy itu nyebelin tapi bikin kangen.
Lalu ada pemberitahuan bahwa pesawat kami sebentar lagi berangkat.
"Byee mama papa, aqira sama Ale berangkat ya", ujarku.
"Hati-hati sayang, we miss you", ujar mama.
Setelah itu aku dan Ale langsung pergi menuju korea.
Jangan lupa vote and komen ya guuyss
Terima ksiih
☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BROTHER IS BOYFRIEND (Complete)
Teen FictionAwalnya aku hanya anggap dia sebagai kakakku tidak lebih, tapi lama kelamaan rasa sayang itu berubah menjadi cinta, tapi apakah kita bisa bersatu?