35.Takdir

398 38 0
                                    

 
                          ~Skenario Tuhan
                            itu, sulit ditebak.~

                                       ***

Kay turun dari motornya dan mulai melangkah masuk kedalam pondok. Ia melihat ada Mang Dadang yang tertidur di dekat pintu beralaskan sarung.

Kay berjongkok dan menepak-nepak pelan lengan Mang Dadang. Mang Dadang mulai membuka matanya. Dan bersiap untuk menghajar Kay, ia pikir Kay adalah orang jahat.

"Saya pacarnya Keyra." Ucap Kay berbohong.

Mang Dadang menyipitkan matanya, memandang lekat wajah Kay. Kay malah tersenyum manis ditatap oleh Mang Dadang. "Serius Mang, kita udah jadian tanggal 17 Agustus 1945." Ujar Kay asal.

"Kaya tanggal kemerdekaan Indonesia aja." Jawab Mang Dadang.

Kay terkekeh geli melihat wajah polos Mang Dadang yang berhasil ia kibuli. "Orang iya." Ucap Kay.

"Iya naon? (Iya apa?)" Tanya Mang Dadang yang memang telmi.

"Iya, itu tanggal kemerdekaan Indonesia Mang." Balas Kay membuat Mang Dadang semakin bingung.

"Terus kunaon (kenapa) kamu sebutin?!" Kesal Mang Dadang.

Kay memperlihatkan dasi acak-acakan yang tengah ia pakai. "Mau ngebuktiin sama Mamang, kalau saya pinter." Ucapnya sombong.

"Itu mah anak SD ge tahu!" Balas Mang Dadang. "Teu (tidak) nyambung maneh (kamu) mah!" Lanjutnya kesal.

Kay nampak berpikir. "Hebat banget ya Mang anak SD udah tahu." Balasnya, berpura-pura bodoh.

"Lah iya atuh! Pan (kan) ada lagunya!"

"Oh iya, saya inget. 17 Agustus tahun 45 ... itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka Nusa dan bangsa ... " Jawab Kay sambil bernyanyi.

Tak sadar Mang Dadang pun ikut bernyanyi, sampai terlena dengan nyanyian tersebut. Di kesempatan itu juga Kay memasuki pondok Keyra. Kay memang memiliki kunci cadangan pondok Keyra. Saat itu Keyra meninggalkan kunci tersebut di kelas dan langsung Kay ambil, sengaja tidak Kay kembalikan, karna siapa tahu kunci itu akan berguna. Dan benar saja, kunci ini jadi hal yang sangat berguna untuk Kay saat ini.

Kay melangkah gontai, meninggalkan Mang Dadang yang masih bernyanyi sambil memejamkan matanya. Kay terkekeh sendiri melihat Mang Dadang yang telah berhasil ia buat seperti itu. "Dosa gue makin banyak gak ya?" Tanya Kay pada dirinya sendiri.

Baru beberapa kali melangkah, Kay disuguhkan dengan barang-barang yang sudah pecah berserakan di bawah lantai. Kay berjalan perlahan menjauh dari beling-beling itu. Tidak ada Keyra disini. Lalu ia beranjak menuju kamar Keyra. Kamar Keyra ternyata lebih berantakan dari ruangan bawah.

Kay mencari keberadaan Keyra disana. Terlihat ada Keyra yang sedang tertidur di lantai dan masih mengenakan seragam sekolah. Wajahnya terlihat tenang ketika terlelap. Bibirnya begitu pucat. Kay langsung memindahkan Keyra ke ranjang milik Keyra, lalu menyelimutinya. Setelahnya, ia membuang nafas berat.

"Yaampun Ra ... raa. Berantakan banget mirip kamar gue." Ucapnya pasrah. Dengan berat hati Kay membereskan kamar tersebut, terlihat ada banyak foto Vino bersama Keyra disana. Kay mengambil satu foto tersebut lalu tersenyum miring.

"Hehhhhhhh!!! Siaaa! Badungggg!!! (Heh, kamu, nakal)" teriak Mang Dadang yang baru saja datang. Rupanya ia telah selesai menyanyikan lagu Nasional tersebut. Kay menoleh pada wajah Mang Dadang.

Mang Dadang menoleh pada wajah Keyra. Ternyata Kay anak yang baik. Pikir Mang Dadang. Mang Dadang langsung menyengir pada Kay. "Ayo beresin Mang." Ajak Kay.

BAD LIAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang