~Keadaan bakalan, paksa
kita buat manfaatin
seseorang.~***
Setelah lamanya berlibur di kota Bandung, Vino dan Keyra telah kembali ke kota yang padat penduduknya ini, yaitu DKI Jakarta. Di sisa liburnya Keyra banyak menghabiskan waktu dengan Hilal dan Vino. Perlahan Keyra ingat dengan Hilal.
Mereka sekarang tengah bermain basket di lapangan mini rumah Vino. Keyra tidak ikut. Ia hanya menonton dari pinggir lapangan bersama Karin. Walaupun Vino dan Hilal berbeda satu tahun, tapi postur tubuh dan tinggi Hilal hampir menyamakan Vino.
"Gemes bangetttttt!!!" Kata Karin seraya terus melihat Hilal yang sedang bermain basket. Keringat di wajahnya, menambah ketampanannya.
Keyra bergidig ngeri melihat Karin, ternyata apa yang Vino ucapkan tentang Karin yang akan menyukuai Hilal itu benar.
Hilal dan Vino menepi ke tepi lapangan untuk beristirahat sejenak. Karin langsung memberikan minum dan handuk kecil pada Hilal, Vino memutar bola matanya malas, Kakaknya ini memang tidak bisa melihat laki-laki tampan sedikit saja.
"Ah Hilal, gue mau balik ke Amrik, lo malah baru keliatan!" Kesal Karin sambil mengerutkan bibirnya.
Hilal tertawa kecil pada Karin. "Yakan, nanti kalau Vino nikah Ka Karin pasti kesini lagi." Jawab Hilal. Hilal memang sopan tidak seperti Vino, Agung dan Bili yang menyebut Karin tanpa awalan Ka diawalnya.
Bola mata Vino langsung membulat. "Lah apaaan, si Karin mah besok ge kesini lagi kalau si Revan nikahan." Jawabnya membuat Karin kesal.
"Nikah sama siapa?" Tanya Keyra.
"Sama cewek lain lah Ra, mana mau Revan si cool itu, pacaran sama bakwan kaya si Karin." Balas Vino, membuat emosi Karin semakin terpancing.
Karin mendengus kesal. "Ngeselin banget si lo! Jangan so deh, jomblo-jomblo juga banyak gaya!" Balas ejekan Karin.
Semua tersenyum simpul mendengar ejekan Karin. "Dengar ni ya, gue tu terlalu, anjay, wanjay, gurinjay, bragajar. Buat dimilikin seseorang." Balas Vino yakin.
Semua langsung menertawakan kepedean Vino. "Intinya terlalu jijay, gitu Vin?" Tanya Hilal.
"Benar banget!" Setuju Karin.
Vino yang terkena bully, hanya terdiam seraya meminum aqua botolnya.
Hilal tak tega melihat Vino menjadi bahan bullyan, walaupun dia sering sekali membully. Hilal merangkul Vino dengan gaya anak laki-lakinya. "Gak gitu Ka Karin, kita tu punya prinsip. Mending jomblo bertahun-tahun, dari pada bersama dengan orang yang salah. Yoi gak?" Tanya Hilal. Vino kembali tersenyum sombong.
"Yoi bangetttttt!!!!" Ketusnya pada Karin. Karin langsung terdiam.
Tak lama Karin kembali membuka sauara. "Mau ketemu Tante Sinar." Kata Karin pada Hilal.
Hilal yang sedang duduk di hadapannya, tersenyum hangat. "Kerumah aja malem, Mama juga pasti kangen sama Ka Karin, sama Keyra juga pasti." Balas Hilal.
"Gak bisa," kata Karin sambil menunduk. Semua mata langsung tertuju pada Karin. "Gue malem balik ke Amrik." Jawab Karin sedih.
Semua terkejut mendengarnya, Karin disini hanya beberapa bulan saja, sungguh sangat tega Ibunya.
Walaupun disana Karin serba berkecukupan, tapi ia tidak bisa merasakan kehangatan seperti di dalam rumah sendiri. Ia selalu merasa sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR [END]
Teen Fiction-TAMAT✅- ✨Tahap Revisi✨ [Start :02|04|2020] [Finish :15|05|2020] Kebohongan adalah sebuah ledakan. "Ini serius sakit, relakan yang tak seharusnya untuk mu." -Vino- Takdir yang akhirnya mempertemukan kedua insan yang sama-sama terpuruk untuk saling...