29.Penyesalan

480 36 1
                                    

    
               ~Akan lebih berharga,
                 ketika sudah hilang.~

                                ****

Suasa di sekolah saat ini nampak ramai dan ricuh banyak wali murid yang datang untuk mengambil raport putra putrinya. Senang rasanya bisa merasakan ini kembali dimana kita akan tahu hasil selama berbulan-bulan kita belajar. Yang disayangkan adalah wali murid Keyra bukan lah salah satu bagian dari keluarga Keyra, walau begitu Keyra sangat bersyukur masih bisa merasakan saat-saat seperti ini. Keyra sengaja datang paling akhir bersama Bi Marni, Vino dan Andini menggunakan mobil milik Vino. Saat di mobil pun terasa asing dan canggung. Andini dan Bi Marni sama sekali tidak ada yang tahu kalau keduanya sedang ada masalah. Vino benar-benar pandai berakting.

"Kalau nilai kalian berdua bagus, pulangnya kita makan-makan yak?" Tawar Andini pada semua orang yang ada di dalam mobil.

Vino yang sedang menyetir tersenyum mendengar itu, Andini memang selalu bisa membuat suasana menjadi hangat. "Pasti dong Ma, nilai ku pasti lebih bagus dari Keyra." Ucapnya sambil terkekeh kecil.

Keyra tersenyum canggung mendengar itu. Vino mengajaknya bercanda. Dan itu yang Keyra inginkan sejak kemarin. "Kurang yakin si sebenernya Mama sama kamu, tapi oke lah." Balasnya sambil tersenyum meledek.

Setelah sampai, mereka jadi pusat perhatian. Vino sibuk membalas sapaan serta senyuman para penggemarnya. Sedangkan Andini geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak laki-lakinya itu. "Kirain Mama kamu gak pecicilan Vin." Kata Andini ketika mereka sudah tidak bersama dengan Bi Marni dan Keyra. kelas Keyra di bawah sedangkan kelas Vino di lantai 2.

"Aku playboy gagal Ma." Ucapnya sambil tersenyum manis. Memang sedari tadi Vino selalu menunjukan senyum manisnya. Ia merasakan hal yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Andini bisa hadir kesekolah Vino, adalah sebuah kenyataan yang sulit untuk dipercaya oleh Vino.

Bili yang melihat Andini langsung mendekati dan bersalaman. "Apa kabar Tante?" Sapa Bili yang memang sudah akrab dengan Ibu Vino.

"Kalau saya sakit mah, gak mungkin kesini atuh sapi." Jawab Andini, sikap sering meledeknya sungguh persis dengan Vino.

"Ah Tante, kalau ngomong suka bikin saya ngerasa kalau saya emang oon." Ucap Bili sambil tersenyum malu.

"Itu mah kenyataan." Tukas Agung yang disetujui oleh semua. Agung langsung bersalaman dengan Ibu Vino.

"Kesini naik apa Tante? Kereta atau kura-kura, lama bener." Lanjut Agung.

"Tadinya si mau naik helikopter yang belinya di Itali, tapi takut kalian nganga ah. Iya gak Vin?" Balas Andini sambil tersenyum puas.

"Wahhh, yoi banget tu Ma. Lo lo pada kalo nganga mingkemnya lama, nanti satu sekolah bisa mabok kebauan dah. Ah repot." Lanjut Vino. Kedua anak dan Ibu itu memang selalu bisa membuat orang-orang jengkel.

"Ah Tante, makin lucu aja ni." Puji Agung.

"Ah kamu juga makin kriting aja tu rambut, udah kaya mie isi dua." Semua tertawa mendengar ejekan dari Ibu Vino. "Udah ah Tante masuk dulu." Pamitnya yang diangguki oleh ketiganya.

"Tumben amat Vin." Kata Bili. Bili baru melihat Andini mau kesekolah.

"Lo apain? Bacain mantra?" Imbuh Agung.

"Iya, ada deh." Balasnya sambil tersenyum sedih.

Sedangkan di kelas Bu Ijah terheran dengan Bi Marni yang menjadi wali muridnya Keyra. Lalu dengan sopan dan sangat hati-hati Bi Marni menjelaskan keadaan yang sebenarnya tanpa sama sekali menyinggung hati Keyra.

BAD LIAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang