Kamar yang biasa tertata dengan rapi kini terlihat sedikit berantakan. Beberapa pakaian terhampar di atas kasur dan tidak jauh dari pintu ada dua koper yang sudah terisi penuh.
Jessica sedang bersiap untuk pergi menuju New Zealand dalam rangka pernikahannya. Dia akan berangkat sendirian karena orang tuanya akan menyusul dari New York. Hal ini dikarenakan proses pernikahannya yang akan diselenggarakan secara privat sehingga tidak banyak yang tahu tentang pernikahan Jessica.Saat hendak mengambil tiket serta pasport di meja kerjanya, Jessica melihat sebuah map yang dikirim oleh orang suruhan ayahnya beberapa hari yang lalu. Berisi informasi tentang profil calon suaminya. Ketika itu Jessica sengaja mengabaikan untuk membukanya karena menurutnya tidak penting.
Namun kini Jessica berpikir kembali, setidaknya dia harus tahu beberapa hal tentang calon suaminya yang bisa dibicarakan ketika bertemu dengannya nanti. Sekedar informasi, hingga kini belum sekalipun dia bertemu dengan orang yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak. Orang tuanya pernah merencanakan beberapa pertemuan, namun ada saja halangan untuk mereka bertemu. Jessica tidak tahu bagaimana rupa pria itu dan mereka tidak pernah berkomunikasi meski tinggal berada di kota yang sama.
Ketika tangannya terulur akan menyentuh map tersebut tiba-tiba ponselnya berbunyi.Yuri menelepon. Mereka masih berkomunikasi karena Jessica masih mengganggap Yuri sebagai temannya walau Yuri tidak menginginkan hal yang sama. Setidaknya mereka tidak saling membenci. Yuri tidak membenci Jessica karena kejadian pemutusan hubungan sepihak saat itu.
Jessica agak berpikir lama haruskah dia mengangkatnya atau tidak. Pada akhirnya Jessica memutuskan untuk mengangkatnya."Halo.. Yul?"
".....""Ne. Aku akan berangkat sekarang."
"....."Yuri menghubungi memintanya untuk bertemu. Jessica melirik jam tangannya masih ada waktu satu jam sebelum jadwal keberangkatannya jika dia menyetujui ajakan Yuri untuk bertemu.
Di tempat lain dalam waktu yang sama..Yoong sedang menunggu kedatangan Sooyoung yang akan mengantarnya ke bandara. Seharusnya dia sudah berangkat ke New Zealand sejak beberapa hari yang lalu, namun dia harus mengurus beberapa pekerjaan sebelum cuti sehingga baru sempat berangkat sekarang.
Yoong dan Jessica berangkat di hari yang sama tetapi keduanya tidak saling mengetahui.
Ada sesuatu yang menarik netra rusanya. Sebuah map di atas meja sofa yang dikirim oleh orang suruhan kakeknya berisi informasi tentang profil calon istrinya.
Pria rusa memutuskan membukanya. Baru beberapa detik netranya menjelajah, berkas itu langsung terlepas dari tangannya. Dengan tangan bergetar dan penuh kehati-hatian Yoong kembali mengambilnya dan meneruskan untuk dibaca.Yoong merasa sangat terkejut mengetahui bahwa calon istrinya adalah orang yang selama ini dia kenal dan berada di dekatnya, Jessica Jung. Rekan kerja sekaligus wanita yang mencuri perhatiannya selama beberapa bulan ini. Tidak Yoong pungkiri di dalam hatinya ada rasa tertarik kepada wanita cantik itu. Beberapa kali dadanya merasa berdebar ketika sedang bersama Jessica namun sungguh Yoong tidak berharap lebih, karena dia telah dijodohkan. Sampai detik ini dia mengetahui wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya nanti. Keadaan ini sungguh memberinya kesempatan yang luar biasa untuk bisa memiliki wanita semengagumkan dirinya.
Suara bel membuyarkan lamunan Yoong. Rupanya Sooyoung sudah tiba dan Yoong bergegas mengangkat kopernya sembari membawa map itu. Ketika pintu terbuka menampilkan sosok Sooyoung dengan senyuman lima jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times
FanfictionJessica hanya memperhatikan pria tersebut dia tidak berniat membantu. Heol.. Princess sepertinya mana mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu yang ia tahu hanyalah berbelanja dan bersenang-senang - Jessica "Kau tahu bukan itu tujuanku datang...