23 - The Great Escape

863 80 32
                                    

Yoong terbangun meraba kasur di samping, menyadari tidak ada Jessica di sisinya. Saat itu dia tahu, Jessica sudah pergi.
Yoong mengembuskan nafas panjang lalu beranjak untuk bersiap-siap. Setelah keluar dari kamar mandi dia menuju walk in closet untuk mengambil pakaian. Yoong melihat sepasang pakaian sudah tersedia, sepertinya Jessica yang menyiapkannya. Senyum kecil terulas di bibir Yoong.

Dengan pakaian rapi Yoong menuruni tangga, ketika melewati meja makan ada yang memanggilnya.
"Tuan muda.."

Yoong berhenti melangkah lalu membalikkan badannya. Ada Imo Kim yang sedang berdiri di samping meja makan menatapnya.
"Sebelum pergi Ms. Jung menyiapkan sarapan untuk Anda, dia mengatakan sebelum berangkat Anda harus makan terlebih dahulu."

Yoong melirik jam di tangannya, masih tersisa banyak waktu. Akhirnya dia memutuskan untuk sarapan. Ada seporsi omelet dan susu yang masih hangat sudah tersedia.
"Apa Jessica yang menyiapkannya?"

"Ne Tuan. Aku hanya tinggal memanaskannya."

"Jessica berpesan sesuatu?"

"Ms. Jung mengatakan dua hari lagi Anda harus menjemputnya di Airport. Itu saja yang dia katakan."

Yoong menganggukan kepalanya mengerti. Setelah itu Yoong menyelesaikan sarapannya.
Paman Kang mengantar Yoong menuju airport. Yoong memutuskan memakai pesawat komersil.

"Paman Kang, apakah tidak masalah jika aku mengirim Seulgi ke perusahaan ku di Jepang?"

"Tentu tidak masalah Tuan Muda. Anak itu seharusnya sudah berpikir untuk hidup dengan baik."

"Baiklah kalau kau menyetujuinya. Aku akan segera mempersiapkan kepindahannya."

"Terimakasih Tuan Muda. Kami sudah sangat merepotkan dirimu."

"Jangan berkata seperti itu, kalian sudah ku anggap sebagai keluarga sendiri."

Paman Kang mengangguk lalu kembali berbicara.
"Seperti permintaanmu, aku hanya menyiapkan dua bodyguard yang akan menemani perjalanan mu sampai New Zealand."

"Terimakasih Paman. Sejujurnya aku masih belum merasa terbiasa pergi dengan pengawalan, aku merasa seperti orang penting."

Yoong tergelak tertawa membuat Paman Kang yang mendengarnya ikut tersenyum lebar.






***
Mansion Leonidas, Queenstown New Zealand

"Daniel Jung aku tahu bagaimana perasaanmu, seandainya aku mempunyai pengaruh kuat di Korea tentu aku bisa membantu dirimu kembali ke tanah kelahiran mu."

"It's okay, Mr. Justin. Selama ini kau sudah banyak membantu keluargaku. Aku tidak berharap terlalu banyak, aku hanya ingin putri semata wayang ku bahagia, beruntung aku mendapatkan menantu yang tepat. Walau tak bersamaku, Jessica akan baik-baik saja di Korea selama dia bersama Lucas."

"Sepertinya mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama, kita hanya sebagai perantara untuk menyatukan mereka."

"Kau tahu, cucuku akan datang. Sepertinya mereka sedang dalam perjalanan."

"Lucas kemari? Bagaimana dengan Jessica?"

"Ah.. putrimu tidak ikut bersama Lucas. Sepertinya Jessica saat ini berada di Hongkong."

"Hongkong? Apa dia masih berhubungan dengan anak itu?"

"Lebih tepatnya perusahaan mereka masih bekerja sama, Jessica yang memutuskan sendiri. Lucas sudah berusaha merekomendasikan B&E untuk bekerja sama dengan perusahaan sepupunya, tapi Jessica menolak."

"Aish anak itu masih saja keras kepala. Ku harap Lucas dapat bersabar menghadapinya."

Mr. Nolan menghampiri Grandpa Justin dan Daniel Jung yang sedang bersantai di taman, memberitahu bahwa Yoong sudah tiba.
Dari kejauhan Yoong berjalan tergesa menghampiri kakeknya.
"Grandpaaa..."

Our TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang