Dukung terus cerita ini dengan vote dan komentar.
Happy reading!Desember, 2004
Begitu bel pulang berbunyi Jessica bergegas keluar untuk mencari seseorang. Tempat pertama yang dituju adalah kelas tingkat pertama 1A, tempat di mana kumpulan siswa-siswi cerdas. Begitu Jessica membuka pintu, dia ternganga mendapati sebagian besar dari mereka masih berkutat dengan bukunya.
"Heol, sudah jam pulang masih saja belajar."
Jessica merutuk pelan, di saat kelas lain berbondong-bondong untuk pulang justru di kelas pilihan ini mereka masih tetap tinggal. Entah untuk mengerjakan tugas atau mengulang pelajaran hari ini.Mata Jessica melirik bangku paling depan dekat jendela, kosong tidak didapati seseorang yang sedang dicari juga tas ransel besar cokelatnya.
Jessica bergegas pergi menuju tempat selanjutnya yang diyakini pasti seseorang itu berada di sana.
Sebenarnya Jessica sangat tidak menyukai tempat ini, begitu sunyi dan pengap dengan banyak buku-buku yang menurut Jessica kuno. Jika tidak terpaksa tentu dia tidak akan mau kemari.Jessica masuk ke dalam perpustakaan dengan mata menyusuri rak-rak buku yang tinggi, lalu semakin masuk ke dalam melewati beberapa rak buku, tidak lama pandangan matanya terkunci pada seorang lelaki kurus dengan kacamata yang bertengger di hidungnya sedang fokus membaca buku di pojok ruangan. Sebelum menghampiri lelaki itu secara acak Jessica mengambil sebuah buku bersampul kuning dan membawanya.
Jessica duduk di depan Yoong, merasa ada seseorang yang menghampiri Yoong mengangkat kepalanya kemudian tersenyum lebar begitu tahu siapa yang dilihatnya.
"Noona.."
"Sstt, sudah ku bilang beberapa kali aku tidak suka dipanggil begitu. Panggil saja namaku, Jung Sooyeon."
Jessica menekuk wajahnya berbanding terbalik dengan ekspresi wajah Yoong yang tersenyum sumringah."Ke mana Taeyeon? Dia membolos lagi? Pesan ku tidak satupun yang dibalas begitu pula panggilan dariku sejak kemarin tidak diangkat olehnya."
Pertanyaan Jessica melunturkan senyum Yoong, ternyata perempuan yang dikaguminya ini susah payah mencari dirinya hanya untuk menanyakan tentang kakaknya, Kim Taeyeon yang kini berstatus sebagai kekasih Jessica.
"Heum.. itu-"
"Dia tidak melakukan balapan liar lagi kan?"
Dengan lemah Yoong menggeleng.
"Kau tahu, sejak kepergian Eomma Hyung sekarang sedikit berubah. Ketimbang pergi adu balap dia lebih memilih untuk membantu Appa di perusahaan.""Ah.. begitu. Aku mengerti sekarang, kalau begitu sampaikan salam ku padanya. Setidaknya beri kabar padaku agar aku tidak khawatir."
Yoong menganggukan kepala menyetujui pesan dari Jessica. Kim Taeyeon adalah saudaranya, meski mereka berbeda ibu namun mereka saling menyayangi. Yoong yakin walau kini Taeyeon bersikap dingin padanya namun kakaknya itu masih menyayangi dirinya. Seisi sekolah tidak ada yang mengetahui tentang hubungan keluarga antara Yoong dan Taeyeon. Hanya Jessica yang tahu, karena secara tidak sengaja Taeyeon pernah membawanya ke mansion Kim.
Kemudian pandangan Yoong jatuh kepada buku yang Jessica bawa. Matanya membelalak serta menahan tawa, Jessica merasa heran lalu mengikuti arah pandang Yoong, dia membaca judul buku yang dibawanya "1001 referensi nama anak".
Jessica langsung melepaskan bukunya hingga terjatuh di meja. Dengan panik Jessica menggeleng-geleng kepalanya bermaksud menyangkal apa yang tengah Yoong pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times
FanfictionJessica hanya memperhatikan pria tersebut dia tidak berniat membantu. Heol.. Princess sepertinya mana mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu yang ia tahu hanyalah berbelanja dan bersenang-senang - Jessica "Kau tahu bukan itu tujuanku datang...