Brera Italian Restaurant, SeoulJessica sedang bertemu klien untuk membahas kerja sama perusahaan yang akan menggunakan produk dari perusahaan Blanc and Eclare miliknya, dia memutuskan restoran Italia sebagai tempat pertemuan.
Selain menawarkan pemandangan yang indah tempat ini juga sangat cantik dan mewah, jelas sekali diperuntukkan untuk kalangan teratas. Bahkan untuk bisa makan di sini harus melakukan reservasi terlebih dahulu.Sebenarnya Jessica mengetahui tempat ini karena Yoong sering mengajaknya makan di sini dan menjadi salah satu tempat favorit Yoong. Selera suaminya itu sungguh berkelas. Mengingat Yoong membuat Jessica tersenyum kecil. Ah, apa yang sedang dilakukan oleh suaminya itu? Terakhir Yoong mengiriminya pesan memberi tahu dia akan bertemu sekaligus makan siang bersama temannya.
Sekarang sedetik pun Yoong tidak pernah terlepas dalam pikirannya. Apapun itu semuanya tentang Yoong. Gawat! Jessica pikir dirinya kini sudah menjadi budak cinta Lim Yoong.Pandangan Jessica tidak sengaja beralih ke arah pintu masuk kemudian melihat seseorang yang dikenalnya. Irene Kim? Untuk apa dia ke sini?
Dengan penasaran arah pandang Jessica mengikuti langkah Irene, kemudian Irene menghampiri seorang pria yang sudah menunggu di salah satu meja.Wait- Jessica seperti mengenal orang itu, setelah diamati lebih jelas Jessica membulatkan matanya.
Pria itu adalah Lim Yoong.
Dia sangat hafal betul dengan pakaian yang dikenakan suaminya itu karena memang tadi pagi Jessica sendiri yang menyiapkannya.Yoong bersama dengan Irene. Memikirkan hal itu saja membuat Jessica cemburu. Jessica menjadi tidak fokus selama pembicaraan dengan kliennya, tatapannya tidak bisa beralih dari Yoong dan Irene.
Bersyukur meeting mereka selesai lebih cepat, dan kliennya sudah pergi tetapi Jessica memutuskan untuk tetap tinggal.Posisi meja yang Yoong dan Irene tempati membelakangi dan agak jauh dari tempat Jessica, sehingga Jessica tidak perlu menyembunyikan dirinya.
Jessica bahkan tidak tahu suaminya itu akan mengajak Irene makan di tempat favoritnya dan hanya berdua saja. Dia berani bertaruh pasti Yoong tidak tahu kalau mereka sedang berada di tempat yang sama.Sebegitu dekatnya kah mereka berdua? Mengapa Yoong tidak mengatakan kalau teman yang dimaksud adalah Irene Kim? Apa Yoong sengaja menyembunyikan hal itu?
Pikiran buruk terus membayangi Jessica. Sampai pemandangan di depannya membuat matanya panas.Dengan mata sendiri Jessica melihat Irene menggenggam tangan Yoong, tidak ada penolakan dari suaminya itu. Apa-apaan!
Jessica makin terkejut ketika melihat Yoong mendekatkan wajahnya ke arah Irene.
Cukup! Jessica tidak tahan lagi! Dia memutuskan untuk pergi ke toilet.Jessica menatap pantulan wajahnya dari cermin. Sedih, kecewa dan amarah bercampur satu hingga setetes air mata jatuh di sudut matanya.
Dia tidak bisa mengendalikan pikirannya. Pikiran Jessica terus mengatakan hal-hal negatif. Jessica jadi ingat hal-hal yang mengganjal belakangan ini. Tentang Yoong yang sering pulang larut, jarang menghubunginya ketika mereka tidak bersama dan terakhir parfum itu.. Aroma parfum di kemeja Yoong tempo hari lalu ketika Jessica baru pulang dari Hongkong.Memikirkan Yoong berbohong dan selingkuh sudah membuat hatinya seperti diremas.
Tapi sebagian hatinya meneriakkan tidak mungkin Yoong melakukan hal itu. Mereka saling mencintai. Dasar dari cinta adalah percaya. Ya, Jessica harus percaya pada suaminya.Daripada terus menduga-duga, Jessica memutuskan menghampiri mereka. Maka diusapnya air mata yang sempat menetes. Jessica merapikan make up dan penampilannya. Setelah dirasa sempurna Jessica keluar dari ruangan itu.
Irene datang dengan senyum cerah menghampiri Yoong. Di meja Yoong sudah duduk bersidekap dengan wajah tertekuk. Melihat ekspresi pria rusa itu Irene langsung tahu kalau dia telah membuat pria itu menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times
FanfictionJessica hanya memperhatikan pria tersebut dia tidak berniat membantu. Heol.. Princess sepertinya mana mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu yang ia tahu hanyalah berbelanja dan bersenang-senang - Jessica "Kau tahu bukan itu tujuanku datang...