Warning!! Chapter ini mengandung adegan 18+, bagi pembaca yang tidak nyaman lebih baik melewatinya saja.
Happy reading!Sudah dua hari Yoong pulang dari rumah sakit dan memilih dirawat jalan di kediamannya. Sebenarnya Yoong ingin pulang ke Seoul namun dokter belum memperbolehkan Yoong melakukan penerbangan sebelum jahitan luka di perutnya mengering.
Di kediamannya sekarang mereka tinggal. Yoong, Jessica dan D.O sedangkan Grandpa memilih menginap di hotel karena menurutnya rumah Yoong terlalu kecil untuk ditinggali olehnya.Yoong dengan berjalan tertatih menuju dapur dia merasa haus dan ingin minum. Sesampainya di dapur Yoong langsung menuangkan air ke dalam gelas, sambil minum pandangan matanya berkeliling melirik sekitar lalu dia terpaku lama. Yoong melihat sebuah pisau yang tergeletak di meja kabinet dapur.
Gelas yang berada di tangannya langsung terjatuh membuat Jessica terkejut mendengarnya bergegas pergi ke dapur.Yoong mundur perlahan dan tubuhnya menabrak tong sampah sampai dia duduk terjatuh.
Kepalanya sungguh sakit karena saat ini memunculkan kilas balik memori adegan penculikan. Di ingatannya saat ini terlihat seorang pria bertato menodongkan pisau ke arahnya. Yoong tidak berdaya saat itu, dia tidak bisa melakukan apapun.Selama ini Yoong tidak mengingat kejadian yang pernah menimpanya sampai memunculkan phobia. Grandpa Justin memutuskan untuk menghapus ingatan mengerikan Yoong tentang penculikan dulu, tapi sayang masih tersisa phobianya akibat kejadian itu.
Butuh usaha keras untuk Yoong menjalani terapi bertahun-tahun dan ketika Yoong sudah hidup normal melupakan masa lalunya justru kecelakaan kontruksi itu membuatnya mengingat kembali.Yoong gemetar dan berkeringat dingin dia tidak bisa bersuara. Dadanya sangat sesak dia ingin meminta pertolongan tapi tidak ada suara yang keluar.
"Sooyeon-ah.."
Dengan lirih Yoong memanggil Jessica.
Seolah mantera Jessica langsung datang dan menghambur memeluk Yoong."Yoong? Apa yang terjadi? Gwenchana?"
Jessica melihat pecahan gelas di sekitarnya kemudian menyingkirkannya. Mata Jessica menyorot memeriksa bagian tubuh Yoong.
"Appaseo? Apa kau terluka?"
Jessica sungguh khawatir karena Yoong tidak merespon ketika diajak bicara.
Pandangan mata Yoong kosong dengan keringat sudah mengalir deras di wajahnya.
Jessica berpikir keras apa yang telah terjadi pada Yoong. Tiba-tiba dia merasa de Javu seperti pernah melihat sosok di depannya mengalami kejadian yang sama sebelumnya. Ingatannya memutar adegan seorang lelaki yang memakai seragam sekolah dengan wajah pucat, darah mengalir dari pahanya yang terluka.Jessica merasa merinding sesaat tapi langsung menepis pikirannya jauh-jauh. Dia harus fokus merawat Yoong. Jessica mendekap Yoong erat sambil membisikkan kata-kata menenangkan.
Kemudian Yoong memejamkan matanya, mereka lama berada di posisi seperti itu dengan Jessica mendekap Yoong dan mengelus rambutnya. Tidak lama terdengar suara hela nafas teratur sepertinya Yoong tertidur.
Jessica menghela nafas lega.Akhirnya Jessica meminta bantuan D.O untuk membawa Yoong ke kamarnya, dia tidak ingin Yoong tidur di dapur.
Jessica akan menyelimuti Yoong ketika pandangan matanya menangkap sesuatu di pakaian Yoong.
Bercak darah di bagian perutnya. Jessica menyingkap pakaian Yoong dan terlihat luka jahitan di perut sebelah kirinya mengeluarkan darah segar.
Jessica menutup mulutnya terkejut dan bergegas membersihkannya. Beruntung Yoong memakai kemeja sehingga memudahkan Jessica untuk melepasnya.Air mata Jessica jatuh meluruh. Dia sangat sedih melihat Yoong harus mengalami kejadian seperti ini. Jessica tidak ingin Yoong merasakan sakit seandainya bisa tentu dengan sukarela Jessica akan menukar sakitnya, biar Jessica yang merasakan semua sakit Yoong.
Setelah selesai Jessica menaikan selimut sampai dada menutupi tubuh shirtless Yoong tidak lupa Jessica mengecup dahi Yoong lama.
Menyalurkan rasa sayangnya dan sebaris kalimat janji di hatinya untuk tidak akan pernah meninggalkan Yoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times
FanfictionJessica hanya memperhatikan pria tersebut dia tidak berniat membantu. Heol.. Princess sepertinya mana mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu yang ia tahu hanyalah berbelanja dan bersenang-senang - Jessica "Kau tahu bukan itu tujuanku datang...