30 - Not Alone

795 71 33
                                    

Matahari malu-malu menampakkan sinarnya, suara burung yang berkicau semakin menambah ramai pagi hari di kediaman Jung.
Yoong sudah bangun dan selesai bersiap untuk melakukan rutinitas ketika hari libur, yaitu lari pagi di sekitar kompleks rumah Jessica. Cukup hanya dengan memakai kaos putih polos yang pas di tubuhnya dipadukan dengan celana olahraga panjang berwarna hitam. Penampilan yang seadanya tidak membuat kadar ketampanan Yoong berkurang.

Yoong membuka tirai jendela kamar lalu matanya melirik seseorang yang masih bergelung dengan selimut.
Jessica tengah tertidur lelap namun seseorang dengan jahilnya menganggu waktu tidur berharganya. Siapa lagi kalau bukan suami nakalnya. Suara lenguhan Jessica yang terdengar semakin membuat Yoong bersemangat melanjutkan kegiatan yang sedang dilakukannya.

"Ah-h.." suara desahan Jessica terdengar.

"Sooyeon-ah.. bangun sayang. Lihatlah matahari sudah muncul. Kau tidak ingin ikut olahraga bersamaku?"
"Emm.. aku masih mengantuk. Beri aku waktu lima menit lagi."
"Andwae! Kau harus banyak gerak sayang, sesuai anjuran dokter agar mempermudah proses persalinan mu nanti."

"....."
Yoong tidak menyerah. Dia kembali menyurukkan wajah ke leher Jessica. Lidahnya menyapu sesekali menggigit leher jenjang istrinya, area favorit Yoong akhir-akhir ini.

"Yoong.. hentikan!" Dengan mata tertutup Jessica menghindari Yoong memalingkan wajahnya. Gerakannya justru semakin memberikan akses kepada Yoong.

"Aku tidak akan berhenti sebelum kau bangun putri tidur.."
"Ish! Geureu, bagaimana aku akan bangun jika kau menindih tubuhku!" Jessica membuka matanya lalu menggerutu, hal pertama dilihat adalah wajah tampan yang dihiasi senyum manis Yoong.
Yoong beranjak kemudian membantu Jessica untuk bangun.

"Kau mau kemana?"
"Tentu saja bersiap, tidak mungkin aku keluar dengan penampilan seperti ini!"
"Kau melupakan sesuatu sayang.."
Jessica mengangkat sebelah alisnya menyiratkan bertanya
"Morning kiss untukku?"
"Tidak ada morning kiss untuk suami nakal sepertimu!"

Setelah mengatakan hal itu Jessica berlalu begitu saja meninggalkan Yoong yang ternganga karena tidak mendapat jatah pagi. Sepertinya Jessica masih kesal pada Yoong karena pembicaraan mereka semalam. Padahal Jessica sendiri yang meminta untuk menceritakan tentang kisah masa lalu Yoong.

Pada akhirnya Yoong tidak berlari, tidak mungkin dia akan meninggalkan istrinya dengan membawa perut besarnya itu. Mereka berdua berjalan santai sambil berpegangan tangan. Setengah jam berlalu sepertinya Jessica sudah kelelahan terbukti dengan peluh yang sudah mengalir di wajah cantiknya.

Yoong mendudukkan Jessica di kursi taman. Yoong memandang sekitarnya memastikan tidak akan ada bahaya yang mungkin menimpa Jessica ketika dia tinggalkan. Suasana taman tidak begitu ramai karena saat ini masih tergolong pagi dan juga hari libur. Mungkin banyak orang yang memilih melanjutkan tidurnya.

Tidak jauh dari tempatnya berada Yoong melihat penjual minum keliling. Yoong merasa bersalah karena tadi dia tidak membawa minuman dari rumah untuk Jessica. Yoong mendudukkan dirinya di samping Jessica, mengeluarkan sebuah handuk kecil dari saku. Sebuah handuk yang memang selalu Yoong bawa ketika berolahraga, dengan telaten mengelap keringat di wajah Jessica.

"Aku akan membeli minuman di sana. Kau tunggu di sini sebentar eoh? Jangan pergi kemanapun! Aku hanya pergi sebentar."
Yoong berkata sambil menunjuk salah satu stand minuman yang berada tidak jauh dari tempat mereka.

Jessica hanya menganggukkan kepalanya patuh karena dia sendiri sedang sibuk mengatur nafasnya. Mereka hanya berjalan biasa tapi tetap saja Jessica merasa kelelahan karena dia harus membawa sesuatu yang lumayan berat di perutnya.
Benak Jessica menghangat tangannya menyentuh perut di dalamnya berisi buah hati yang mereka damba dan nantikan. Meskipun diawal Jessica sempat tidak mempercayai tapi sedikit pun Jessica tidak berpikir untuk menolaknya. Anak adalah anugerah yang diberikan pada orang tua.

Our TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang