Kyoto, Japan
Yoong telah tiba di Jepang dengan menggunakan pesawat pribadi milik Grandpa yang menganggur di Gimpo airport. Sebenarnya pesawat itu memang diperuntukkan untuk digunakan Yoong ketika berpergian ke luar negeri terutama New Zealand agar memudahkan Yoong pulang untuk menemui Grandpanya.
Tapi sayang Yoong tidak mau menggunakannya, jadi ini pertama kalinya Yoong menggunakan pesawat itu."Kita sudah sampai tapi mengapa kau tetap memasang muka jelek seperti itu?"
Yoong terkekeh kecil meledek seseorang yang ikut menyertai dirinya ke Jepang, lebih tepatnya dipaksa ikut. Sedangkan yang diledek hanya diam memasang wajah datar.
Merasa sedikit keterlaluan Yoong menghentikan candaannya. Gawat jika bodyguard merangkap orang kepercayaannya itu merajuk.
"Baiklah.. aku tidak akan melakukannya lagi lagipula itu memang tugasmu menyertai ku kemanapun dan kapanpun.""Terserah. Selanjutnya kita kemana? Apa akan langsung menuju ke kediaman mu di sini?"
Orang itu Do Kyungsoo. Mereka sudah saling mengenal sejak Senior High School. Hanya DO seorang bawahan yang tidak menggunakan bahasa formal pada Lim Yoong.
Ada alasan yang melatar belakangi mengapa DO mau bekerja dengan Yoong dan mengabdikan hidupnya."Tidak Kyungsoo. Aku harus menemui seseorang terlebih dahulu."
"Siapa?"
"Mr. Akira Inagawa."
Akira Inagawa salah satu petinggi Yakuza yang memiliki kedudukan di dekat kaisar Jepang saat ini. Jika kalian bertanya mengapa Yoong bisa mengenal orang sepenting itu, tidak lain karena berkat mendiang Ibunya. Ibu Yoong dulu pernah tinggal dan bekerja di Jepang dengan menjadi seorang jurnalis dan memiliki perusahaan media kecil.
Saat Jepang dilanda tsunami perusahaan media milik Ibu Yoong yang meliput betapa besar usaha dan bantuan yang dilakukan kelompok Yakuza pada korban bencana. Oleh karena itu pimpinan Yakuza, Akira Inagawa sangat respect kepada keluarga Lim.
Sejak saat itu secara tersirat selama keluarga Lim berada di Jepang, maka keamanannya akan berada dalam tanggung jawab Yakuza.Setelah pertemuannya dengan Mr. Akira, Yoong pulang ke kediamannya larut malam. Sebuah rumah besar bergaya Jepang namun tidak terlalu megah ini adalah milik Yoong, terlalu besar jika hanya ditinggali seorang diri.
Namun gen Leonidas mengalir di tubuh Yoong walau mandiri Yoong tetap saja sedikit hidup mewah.Dia sedang berdiri di luar menatap halaman rumah.
Ingatannya tertuju pada seseorang yang biasanya cerewet menyuruh dia masuk ketika Yoong sedang menghabiskan waktu berada di balkon kamarnya.
Yoong suka dengan suasana dan udara malam meski dia tahu tidak baik untuk kesehatannya.
Dia belum mengabari istrinya sejak dia tiba di sini.
Kemudian dia menghidupkan ponselnya dan langsung menerima begitu banyak pesan dan panggilan tak terjawab. Dia mengabaikan semua itu dan langsung menghubungi seseorang yang mungkin sedang menunggunya."....."
Diangkat namun tidak ada jawaban. Yoong berinisiatif berbicara lebih dulu."Halo.. Sooyeon-ah kau di sana?"
Tidak lama terdengar suara perempuan yang baru saja dia tinggal sudah dirindukan."Nde."
"Kau masih terjaga? Belum tidur kah? Tidurlah saat ini sudah larut malam."
Yoong menatap jam tangannya mendapati waktu pukul 12 malam kurang 10 menit.
Tidak ada jawaban dari sana."Maafkan aku jika aku pergi tidak berpamitan denganmu, ku lihat kau masih tertidur pulas. Aku tidak tega untuk membangunkanmu lagipula kepergian ku ke Jepang memang karena urusan mendadak."
"Kau sudah makan? Jangan sampai melewatkan makan malam."
Yoong tahu tentu Jessica merasa kesal padanya karena pergi tidak berpamitan."Sudah. Aku makan malam bersama Mr. Akira"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Times
FanfikceJessica hanya memperhatikan pria tersebut dia tidak berniat membantu. Heol.. Princess sepertinya mana mungkin bisa mengerjakan pekerjaan seperti itu yang ia tahu hanyalah berbelanja dan bersenang-senang - Jessica "Kau tahu bukan itu tujuanku datang...