20. Hanya Perlu Bicara

4.3K 515 288
                                    

||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SELAMAT MEMBACA
FROM SCARLETA TO GERALDO
DUA PULUH : Hanya Perlu Bicara
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||SELAMAT MEMBACAFROM SCARLETA TO GERALDODUA PULUH : Hanya Perlu Bicara||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

ZEE menatap pantulan dirinya di cermin. Ia berkali-kali membasuh wajahnya dengan air, berusaha untuk menyadarkan diri dari segala pemikiran dan perkiraan yang memenuhi kepalanya. Zee menarik napas kemudian menghembuskannya perlahan. Itu hanya pemikirannya saja, dia tidak boleh terlihat cemas di depan Rey.

Gadis itu kemudian mengelap wajahnya dengan tisu, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari toilet. Di depan sana, Zee langsung disambut oleh tatapan khawatir Rey. Lelaki itu sejak tadi menatap cemas ke arah pintu toilet, bahkan jika Zee tidak keluar saat itu juga, Rey sudah punya pemikiran untuk menerobos toilet wanita itu. Masa bodo ia akan dicap sebagai lelaki mesum atau apapun itu. Kepalanya hampir pecah karena terlalu panik memikirkan istrinya.

"Kamu nggak papa?" tanya Rey dengan nada yang benar-benar cemas.

Zee berusaha menormalkan suaranya, namun tetap saja suaranya terdengar parau. "Iya, nggak papa."

Rey menyentuh dahi Zee pelan. "Nggak panas. Masih pusing?" tanya lelaki itu.

Zee menggeleng lalu menyingkirkan tangan Rey pelan dari dahinya. "Aku harus balik lagi," kata Zee.

Dengan cepat Rey menahan tangan Zee. "Nggak, kamu pulang sekarang juga. Istirahat!" ujar Rey dengan tegas.

"Acaranya bentar lagi selesai kok." Zee masih bersikeras.

Rey menghela napasnya pelan. Kemudian lelaki itu menatap wanitanya, dengan lembut ia berkata, "pulang ya?"

Zee masih ingin menolak, tapi gadis itu sadar bahwa saat ini kesabaran Rey tengah di ujung tanduk. Dengan berat hati, Zee memutuskan untuk menyetujui perintah suaminya itu. "Ya udah iya, tapi aku pamit dulu ya bentar. Nggak enak ninggalin acara gitu aja," ujar Zee.

Walau sebenarnya ia ingin Zee pulang saat ini juga, akan tetapi Rey berusaha mengerti keinginan istrinnya. "Aku temenin." Rey langsung merangkul lengan Zee dengan posesif.

***

"YAKIN nggak mau ke dokter?" tanya Rey. Entah kali keberapa lelaki itu menanyakan pertanyaan yang sama. Tetapi jawaban gadis yang duduk di sebelahnya ini masih sama.

From Scarleta To GeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang