||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
SELAMAT MEMBACA
FROM SCARLETA TO GERALDO
DUA PULUH TIGA : It's My Fault
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||FOLLOW :
@kdk_pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarletaHARI ini Zee memutuskan untuk tetap mengikuti kelas karena sudah dua hari ia melewati kelasnya. Walaupun kepala Zee masih terasa sedikit pusing, gadis itu tetap berusaha menyimak kelasnya dengan sebaik mungkin. Ia juga sejak tadi menahan rasa mualnya. Tiap kali ia merasa ingin muntah, Zee menenangkan dirinya, menarik napas dan menghembuskannya pelan, sambil berkata dalam hati, tenang Zee, kamu pasti bisa.
Akhirnya kelasnya berakhir dengan sempurna, tak ada sedikit pun masalah pada dirinya. Lihat Zee, kamu masih bisa tetep ikut kelas walaupun dalam kondisi ini, batin Zee. Gadis itu tersenyum senang sambil mengusap perut ratanya. Walaupun Zee belum tahu pasti apakah ia benar-benar hamil atau tidak, akan tetapi entah kenapa tangannya secara refleks mengelus perutnya seperti ada kehidupan di dalam sana.
Beberapa menit kemudian Zee bangkit dari duduknya setelah mengumpulkan tenaganya. Padahal kelas hari ini hanya satu jam saja, tetapi tubuh Zee sudah terasa sangat lelah. Ingin rasanya hari ini Zee langsung pulang dan merebahkan badannya di kasur. Akan tetapi ia sudah ada janji dengan seorang dokter kandungan kenalannya, dan Zee juga sudah tidak ingin menunda pemeriksaan ini.
Namun, baru saja Zee berjalan sampai di ambang pintu kelas, gadis itu sudah kehilangan keseimbangannya akibat kepalanya yang terlalu pusing. Untungnya ada seseorang yang menahan tangannya sehingga membuat Zee bertumpu di tangan orang tersebut. Zee memegang kepalanya yang terasa sangat pusing dengan tangan satunya, tanpa memeriksa siapakah sosok yang saat ini ia jadikan tumpuan.
"Zee, lo nggak papa?" Suara teduh itu terdengar memasuki telinganya, membuat Zee tersadar siapa orang yang ia pegang saat ini.
"Ertha?" tanya Zee kaget sambil menatap wajah Ertha.
Ertha tersenyum, "hai," sapa Ertha canggung.
"Lo kenapa bisa ada di sini?" tanya Zee. "Eh, bentar bentar, maaf," ucap Zee sambil melepas cekalannya pada tangan Ertha.
"Udah nggak papa?" tanya Ertha khawatir.
"Gue nggak papa. Lo kenapa ada di sini?" tanya Zee sekali lagi. Ia tahu bahwa Ertha juga satu universitas dengannya, namun setau Zee gedung kelas mereka tidak berdekatan, jadi untuk apa Ertha berada di gedung ini.
"Gue ke sini emang pengen ketemu lo," ujar Ertha berterus terang.
"Gue?" tanya Zee sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Yes," jawab lelaki itu. "Mau minta maaf karena kejadin dua hari yang lalu. Gue nggak maksud buat bilang ke Rey."
"Oh, itu." Zee mengangguk-anggukkan kepalanya. "Nggak papa, Rey juga nggak sadar," ujar Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Scarleta To Geraldo
Novela JuvenilSequel Scarldo Manusia cepat berubah. Dan itu yang terjadi terhadap mereka. Kedekatan yang dulu terlihat begitu membahagiakan, kini lama kelamaan menjadi semu. Kasih sayang yang pernah dibagi seakan-akan sirnah tak tersisa, menyisakan bayang-bayang...